Suara.com - Mantan Ketua Senat Mahasiswa Trisakti tahun 1997-1998 Julianto Hendro menyebut orang yang harus bertanggungjawab dalam kasus Tragedi Trisakti 1988 adalah mantan Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus (Danjen Kopassus) Prabowo Subianto, bukan mantan Panglima ABRI Wiranto. Pasalnya, menurut Hendro Prabowo hingga kini tak pernah memberikan klarifikasi atas tuduhan keterlibatan dalam Tragedi Trisakti yang menewaskan empat mahasiswa.
"Kalau aku lihat itu sih pak Prabowo. Pak Prabowo kalau beliau merasa difitnah atau 'selama ini merasa kok tuduhannya ke saya. Ayo pak Prabowo ngomong. Karena selama ini, pak Prabowo (bilang) difitnah faktanya bukan saya, tapi bagaimana tunjukan kalau dia tidak terlibat," ujar Hendro di Media Center Tim Kampanye Nasional pasangan nomor urut 01 Joko Widodo - Ma'ruf Amin, Posko Cemara, Menteng, Jakarta, Jumat (8/2/2019).
Untuk diketahui, banyak kalangan berpendapat aksi penembakan terhadap mahasiswa Trisaksi pada 12 Mei 1998 dilakukan oleh Kesatuan Militer Kopassus yang kala itu dipimpin Letjen TNI Prabowo. Keempat mahasiwa Trisakti yang tewas tertembak, yakni Heri Hertanto, Hendriawan Sie, Hafidin Royan dam Elang Mulia Lesmana.
Hendro menuturkan Prabowo yang kini maju menjadi capres di Pilpres 2019 harus memberikan klarifikasi terkait tudingan itu. Sebab, kata dia, peristiwa berdarah yang sudah terjadi puluhan tahun itu tak ada pelaku yang diadili di persidangan.
"Belum. Harusnya dia (Prabowo) secara ksatria, kalau memang dia pelakunya akui saja. Jadi jangan jadi isu nasional selama ini," tutur dia.
Ketika ditanya apakah ada keterlibatan Wiranto atau tidak, Hendro belum mengetahuinya. Namun kata Hendro, Prabowo bagian dari sejarah pemerintahan Orde Baru.
"Ya Wallahualam (keterlibatan Wiranto). Pak Prabowo pada saat itu bagian dari orde baru, bagian dari sejarah dulu yang totaliter bahwa pemerintahan dia sebagai mantunya pasti belain orde baru dong. Dia harus berani mengungkap pak Prabowo bagian dari Orde Baru," tandasnya.
Berita Terkait
-
Timses Jokowi Sebut Prabowo Asyik Menjelek-jelekkan Pemerintah
-
Isu Jokowi Pakai Konsultan AS, BPN: Prabowo Pilih Konsultan dari Bojong
-
Survei: Jokowi Didukung Wong Cilik, Prabowo Idola Kalangan Terpelajar
-
Suara Warga Cijantung Jadi Rebutan, BPN: Sebagian Besar Dukung Prabowo
-
Penasihat Gerindra Ini Benarkan Kopassus Tidak Identik dengan Prabowo
Terpopuler
- 3 Mobil Bekas 60 Jutaan Kapasitas Penumpang di Atas Innova, Keluarga Pasti Suka!
- 5 Sepatu Lokal Senyaman Skechers, Tanpa Tali untuk Jalan Kaki Lansia
- 9 Sepatu Puma yang Diskon di Sports Station, Harga Mulai Rp300 Ribuan
- Cek Fakta: Viral Ferdy Sambo Ditemukan Meninggal di Penjara, Benarkah?
- 5 Mobil Bekas yang Lebih Murah dari Innova dan Fitur Lebih Mewah
Pilihan
-
In This Economy: Banyolan Gen Z Hadapi Anomali Biaya Hidup di Sepanjang 2025
-
Ramalan Menkeu Purbaya soal IHSG Tembus 9.000 di Akhir Tahun Gagal Total
-
Tor Monitor! Ini Daftar Saham IPO Paling Gacor di 2025
-
Daftar Saham IPO Paling Boncos di 2025
-
4 HP Snapdragon Paling Murah Terbaru 2025 Mulai Harga 2 Jutaan, Cocok untuk Daily Driver
Terkini
-
Bantuan Rp15 Ribu per Hari Disiapkan Kemensos untuk Warga Terdampak Bencana
-
Tahun Baru 2026 Tanpa Kembang Api, Polisi Siap Matikan dan Tegur Warga!
-
Prabowo Pilih Habiskan Malam Tahun Baru Bersama Warga Terdampak Bencana di Tapanuli Selatan
-
Jalur Emergency Disiapkan dari Malioboro hingga Titik Nol saat Malam Tahun Baru
-
Wajah Penuh Warna Monas Jelang Malam Tahun Baru 2026
-
Museum dan Rumah Singgah Marsinah Resmi Mulai Dibangun di Nganjuk
-
Malam Tahun Baru 2026 Tanpa Kembang Api, Polisi Bakal Tindak yang Melanggar
-
171.379 Rumah Rusak, Dompet Dhuafa Targetkan Bangun 1.000 RUMTARA bagi Penyintas Bencana Sumatra
-
Promo MRT Rp 1 dan Jadwal Operasional Tanggal 31 Desember 2025-1 Januari 2026
-
Jalan Sudirman-MH Thamrin-Bundaran HI Ditutup, Ini Rute Alternatifnya