Suara.com - Jurnalis yang bernaung dalam Aliansi Jurnalis Independen alias AJI tidak bakal merayakan Hari Pers Nasional, yang diperingati setiap tanggal 9 Februari.
Ketua Umum AJI Indonesia Abdul Manan menegaskan, hari perayaan yang beken disebut HPN tersebut erat terkait organisasi Persatuan Wartawan Indonesia (PWI).
Ia menuturkan, terdapat perbedaan prinsip antara AJI dengan PWI. Hal itu dikatakan Manan setelah menyerahkan petisi penolakan remisi terhadap pembunuh wartawan di gedung Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Kemenkumham, Jakarta Pusat, Jumat (8/2/2019).
"Ya kebetulan AJI tidak memperingati HPN tanggal 9 februari. Kami tak mengakui HPN tersebut, karena sebenarnya tanggal itu hari kelahiran PWI,” jelas Abdul Manan.
Ia menuturkan, PWI seharusnya menggunakan HPN untuk menyerukan semangat pengusutan kasus-kasus pembunuhan serta kekerasan terhadap jurnalis yang belum terungkap.
Pasalnya, permasalahan tersebut yang secara jelas mengancam kebebasan pers di Indonesia.
"Berdasarkan data AJI tahun 2017, masih ada 60 kasus seperti itu. Tahun 2016 ada 80an kasus. Jadi kasus kekerasan ini masih banyak, dan itu harus menjadi fokus komunitas pers yang juga harusnya bagi PWI yang menyelenggarakan HPN," terangnya.
Namun, kata dia, kenyataanya, PWI tak memunyai perhatian khusus terhadap persoalan tersebut. HPN juga digelar dan mengambil isu di luar kegiatan pers.
"Kalau PWI mau bikin hari peringatan, harusnya kasus-kasus itu yang dibahas. Bukan membahas soal maritim atau pariwisata,” tukasnya.
Baca Juga: Tandang ke Markas Fulham, Manchester United Masih Tanpa Valencia
Untuk diketahui, AJI Indonesia secara resmi menyerahkan petisi yang ditandatangani lebih dari 45 orang kepada Ditjen PAS Kemenkumham, untuk mendesak Presiden Jokowi mencabut remisi bagi I Nyoman Susrama.
Susrama adalah otak pembunuhan jurnalis Radar Bali, AA Gde Bagus Narendra Prabangsa. Tekanan AJI juga membuahkan hasil.
Dirjen PAS Kemenkumham Sri Puguh Budi Utamai memastikan, Presiden Jokowi segera meneken keputusan presiden mengenai pembatalan remisi tersebut.
"Proses sudah berlangsung, yakin bahwa pemerintah akan segera mengambil sikap. Draft kepresnya sudah ada, keppres pembatalan remisi kepada I Nyoman Susrama," tutur Sri Puguh.
Berita Terkait
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- 7 Sunscreen yang Wudhu Friendly: Cocok untuk Muslimah Usia 30-an, Aman Dipakai Seharian
- Gugat Cerai Hamish Daud? 6 Fakta Mengejutkan di Kabar Perceraian Raisa
- Pria Protes Beli Mie Instan Sekardus Tak Ada Bumbu Cabai, Respons Indomie Bikin Ngakak!
- 19 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 23 Oktober 2025: Pemain 110-113, Gems, dan Poin Rank Up Menanti
Pilihan
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
Terkini
-
Datangi Pabrik Aqua Lagi, Dedi Mulyadi Ungkap Sumber Airnya yang Tak Sesuai Iklan
-
Tragedi Prada Lucky: Sidang 22 Seniornya Digelar, Sang Ibu Tuntut Keterbukaan
-
Terbang ke Kualalumpur, Selain Gaza, Isu 'Nuklir' Jadi Bahasan Panas Prabowo di KTT ASEAN
-
'Cuma Omon-omon?' Refly Harun Skeptis Prabowo Bisa Lepas dari Pengaruh Jokowi
-
Siap-siap, Sidang Dimulai: KPK Limpahkan Berkas Eks Kadis PUPR Sumut ke Jaksa
-
PDIP Gagas Sumpah Pemuda Baru, Ini Kata Hasto Kristiyanto
-
Airbus A400M Milik TNI AU Akan Bermarkas di Halim
-
BNI Lepas 27.300 Pelari di Wondr JRF 2025 untuk Dorong Ekonomi Hijau dan Gaya Hidup Sehat
-
Hasto Kristiyanto: Dorong Kebangkitan Ekonomi Maritim dan Desa Wisata Indonesia
-
Indonesia Sambut Timor Leste, Anggota Paling Bungsu ASEAN