Suara.com - Capres nomor urut 01 Joko Widodo (Jokowi) sukses mengungguli penantangnya Capres nomor urut 02 Prabowo Subianto dalam debat capres kedua pada Minggu (17/2/2019) malam.
Hal ini dibuktikan dengan tingginya angka pemilih Jokowi dalam sejumlah polling yang dilakukan oleh beberapa media massa usai debat capres berlangsung.
Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Maruf, Arya Sinulingga mengatakan, kemenangan telak Jokowi dalam sejumlah polling di media massa menunjukkan partisipasi masyarakat terhadap Jokowi yang tak dapat dibendung. Hampir di seluruh media massa menyebut Jokowi menang telak dibandingkan Prabowo.
"Yang juga menarik untuk diamati adalah polling yang diselenggararkan oleh media-media mainstream. Dan masyarakat membuktikan kemenangan telak Jokowi lewat polling, karena hampir di semua polling itu Jokowi unggul telak," kata Arya melalui siaran pers yang diterima Suara.com, Selasa (19/2/2019).
Meskipun dalam debat kedua, Jokowi disebut banyak mengeluarkan data yang tidak akurat, namun sosok Jokowi justru keluar dengan jumlah polling tertinggi dibandingkan Prabowo. Menurut Arya, hal ini terjadi lantaran warga melihat kemampuan Jokowi menguasai berbagai isu yang ada.
Dari polling di media massa yang diambil sejak debat pilpres berlangsung hingga Senin (18/2/2019) malam menunjukkan angka pemilih Jokowi memang mengungguli Prabowo. Dalam polling Republika.co.id, Jokowi unggul dengan perolehan 52 persen sementara Prabowo memperoleh 48 persen.
Polling di Indonesia Lawyers Club (ILC), Jokowi unggul 59 persen dan Prabowo 41 persen. Sementara di Beritasatu pun terlihat Jokowi unggul 51 persen, Prabowo 45 persenm tidak ada 2 persen, dan tidak tahu 1 persen.
Selanjutnya, ada polling SeputariNews RCTI yang menunjukkan Jokowi meraih 82 persen dan Prabowo 18 persen. Di polling media Viva.co.id, MNC Trijaya 104,6 FM, Radio Elshinta, Okezone, Inews hingga Tempo.co juga menunjukkan bahwa suara didominasi jatuh kepada Jokowi dibandingkan Prabowo.
Dengan adanya bukti polling di media massa ini akan dijadikan sebagai referensi bagi TKN Jokowi-Maruf kedepan. Arya menilai masyarakat telah pandai dalam menentukan pilihan politiknya.
Baca Juga: Jadi Tersangka, Menteri Tjahjo Ogah Ikut Campur Status Hukum Sekda Papua
"Ini bukti partisipasi nyata masyarakat dengan ikut menentukan kemenangan lewat polling. Masyarakat sudah pintar menentukan pilihan. Polling berbagai media itu bisa juga menjadi referensi kita," pungkas Arya.
Berita Terkait
-
Mendagri Curiga Ada ASN Bermain Soal Izin HGU Tanah Prabowo di Aceh
-
Tim Jokowi Ikuti Bawaslu, Jokowi Tak Serang Pribadi Prabowo
-
Prabowo Dihadang Pendukung Jokowi di Tambak Deres Surabaya
-
Dituding Bohong Saat Debat Capres, Jokowi Dilaporkan ke Bawaslu
-
Fadli Zon: Banyak Data Disampaikan Jokowi di Debat Capres, Tapi Ngawur
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Kemendagri Batalkan Mutasi Kepala SMPN 1 Prabumulih, Wali Kota Arlan Terancam Sanksi
-
DPW dan DPC PPP dari 33 Provinsi Deklarasi Dukung M Mardiono Jadi Ketua Umum
-
Menteri HAM Natalius Pigai Sebut Orang Hilang 'Belum Terlihat', YLBHI Murka: Denial!
-
Dari Dirut Sampai Direktur, Jajaran BPR Jepara Artha Kini Kompak Pakai Rompi Oranye
-
Pemeriksaan Super Panjang, Hilman Latief Dicecar KPK Hampir 12 Jam soal Kuota Haji
-
Dikira Hilang saat Demo Ricuh, Polisi Ungkap Alasan Bima Permana Dagang Barongsai di Malang
-
Tito Karnavian: Satpol PP Harus Humanis, Bukan Jadi Sumber Ketakutan
-
Wamenkum Sebut Gegara Salah Istilah RUU Perampasan Aset Bisa Molor, 'Entah Kapan Selesainya'
-
'Abuse of Power?' Kemendagri Sebut Wali Kota Arlan Langgar Aturan Copot Kepala SMP 1 Prabumulih
-
Strategi Baru Senayan: Mau RUU Perampasan Aset Lolos? UU Polri Harus Direvisi Dulu