Suara.com - Sebuah unggahan di Twitter mendadak heboh. Poster yang diunggah akun Jeng Rini itu menampilkan tulisan seolah-olah Partai Keadilan Sejahtera atau PKS mendukung penetapan 1 Maret sebagai Hari Poligami Nasional.
Dalam unggahannya itu, akun Jeng Rini menambahkan narasi sebagai berikut:
"Pagi2 nemu begini kok jijik ya. Poligami ya sana poligami. Ga usah sok bener, pamer n bangga. Ini seriusan dr PKS ?! Beneran didukung prab ? 100ribu cm dapet cabe bawang aja laki-bini kelahi. Mau sekalian program kelahi nasional ?!".
Sementara ada juga tulisan narasi dalam poster yang diunggah tersebut, berbunyi:
“Ditetapkan 1 maret sebagai Hari Poligami Nasional adalah bukti keseriusan Prabowo dalam usahanya menjadikan Poligami sebagai program nasional”
Hingga Rabu (6/3/2019) pukul 10.51 WIB, unggahan itu sudah diretweets sebanyak 155 kali saat tangkapan layar diambil.
Dalam poster yang diunggah tersebut juga memuat foto-foto tokoh PKS. Seperti Ketua Majelis Syuro PKS, Salim Segaf Al-Jufri dan Presiden PKS, Sohibul Iman, lalu logo partai lengkap dengan sejumlah akun media sosial PKS.
Penjelasan:
Dari penelusuran Suara.com, konten unggahan tersebut ternyata hoaks.
Baca Juga: Masih Sehat, Hakim Tolak Tahanan Kota Ratna Sarumpaet
Melalui akun Instagram PKS yang terverifikasi, pada 2 Maret 2019 PKS langsung membuat klarifikasi bahwa informasi yang beredar di media sosial terkait 1 Maret Hari Poligami Nasional. Informasi yang beredar itu adalah hoaks atau bohong.
"Hari gini masih aja bikin dan nyebarin Hoax! Helloooww!. Pemilu itu ajang adu gagasan. PKS sudah luncurkan 4 program janji kampanye. Tapi ternyata ada yang tidak siap berkompetisi dengan gagasan," tulis akun Instagram @pk_sejahtera.
Dari penelusuran lebih jauh diketahui juga, gambar latar belakang yang diunggah akun Jeng Rini tersebut diambil dari website PKS dalam artikel: "Milad PKS ke-17, Ibu-ibu Berlomba Hias Tumpeng di Salatiga".
Sementara foto pimpinan PKS dalam unggahan tersebut diambil dari laman YouTube di channel PKS TV saat peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di DPP PKS. Postingan video tersebut diunggah pada 11 Desember 2016 dengan judul "Memperingati Maulid Nabi 1438 Hijriyah"
Berita Terkait
-
Kemkominfo Masif Berantas Penyebaran Berita Hoaks
-
Hari Ini Ratna Sarumpaet Jalani Sidang Kedua, Mau Ajukan Eksepsi
-
Ternyata, Fransisca Santa Clause Pernah Bikin Geger Wisuda UGM
-
Andika Kangen Band Jawab Kabar Ditahan Terkait Narkoba
-
Mengenal Lebih Dalam Fransisca Santa Clause, Caleg PKS Viral karena Nama
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Profil Wali Kota Prabumulih: Punya 4 Istri, Viral Usai Pencopotan Kepsek SMPN 1
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Tito Karnavian: Satpol PP Harus Humanis, Bukan Jadi Sumber Ketakutan
-
Wamenkum Sebut Gegara Salah Istilah RUU Perampasan Aset Bisa Molor, 'Entah Kapan Selesainya'
-
'Abuse of Power?' Kemendagri Sebut Wali Kota Arlan Langgar Aturan Copot Kepala SMP 1 Prabumulih
-
Strategi Baru Senayan: Mau RUU Perampasan Aset Lolos? UU Polri Harus Direvisi Dulu
-
Misi Penyelamatan Pekerja Tambang Freeport Berlanjut, Ini Kabar Terbarunya
-
Buntut Aksi Pemukulan Siswa ke Guru, Dikeluarkan Sekolah dan Ayah yang Polisi Terancam Sanksi
-
Perkuat Pertahanan Laut Indonesia, PLN dan TNI AL Jalin Kolaborasi
-
Korban Pemerkosaan Massal '98 Gugat Fadli Zon: Trauma dan Ketakutan di Balik Penyangkalan Sejarah
-
Pengamat: Dasco Punya Potensi Ubah Wajah DPR Jadi Lebih 'Ramah Gen Z'
-
Cuma Minta Maaf Usai Ditemukan Polisi, Kejanggalan di Balik Hilangnya Bima Permana Putra