Suara.com - Lima warga negara asing (WNA) yang tercantum dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) Pemilu 2019 dicoret Komisi Pemilihan Umum (KPU) Nusa Tenggara Barat.
Pencoretan tersebut, menurut Ketua KPU NTB Suhardi Soud, berpedoman pada syarat sebagai pemilih dalam kontestasi politik yang akan dilangsungkan 17 April 2019.
"Sudah diinstruksikan dicoret karena mereka tidak memenuhi syarat sebagai pemilih. Syarat menjadi pemilih itu adalah warga negara Indonesia (WNI) dan memiliki KTP elektronik," kata Ketua KPU NTB Suhardi Soud, Kamis (7/3/2019).
Dikemukakan Suhardi, sebelumnya KPU RI mengirimkan data bersumber dari Kemendagri yang menyebut ada sekitar 103 orang WNA tercantum dalam DPT se-Indonesia.
Dari 103 orang WNA, jelas Suhardi, tujuh WNA masuk dalam DPT di NTB dan tersebar di Kabupaten Lombok Barat, Kota Mataram dan Dompu.
"Setelah kita lakukan verifikasi faktual ke lapangan hasilnya hanya lima orang WNA yang masuk dalam DPT. Lima orang itu sudah diinstruksikan untuk dicoret dari DPT," katanya.
Suhardi menyebutkan, lima WNA akhirnya dicoret dari DPT adalah Guillaume Andre Marcel asal Prancis, Rex Cummins asal Australia tinggal di Lombok Barat, Hendrikus CP asal Belanda. Ketiganya bertempat tinggal di Lombok Barat.
Sedangkan dua WNA lainnya, Panagiotis Xydias asal Yunani tinggal di Kabupaten Dompu dan Hiromi Kanno asal Jepang bertempat tinggal di Kota Mataram.
"Jadi, WNA dari data yang dikirim itu hanya lima orang masuk DPT dan semuanya sudah diperintahkan untuk dicoret," katanya. (Antara)
Berita Terkait
Terpopuler
- Dana Operasional Gubernur Jabar Rp28,8 Miliar Jadi Sorotan
- Viral Video 7 Menit Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach, Praktisi Hukum Minta Publik Berhati-hati
- Prabowo Dikabarkan Kirim Surat ke DPR untuk Ganti Kapolri Listyo Sigit
- Tutorial Bikin Foto di Lift Jadi Realistis Pakai Gemini AI yang Viral, Prompt Siap Pakai
- Prabowo Incar Budi Gunawan Sejak Lama? Analis Ungkap Manuver Politik di Balik Reshuffle Kabinet
Pilihan
-
Viral Taiwan Resmi Larang Indomie Soto Banjar Usai Temukan Kandungan Berbahaya
-
Ketika Politik dan Ekonomi Turut Membakar Rivalitas Juventus vs Inter Milan
-
Adu Kekayaan Komjen Suyudi Ario Seto dan Komjen Dedi Prasetyo, 2 Calon Kapolri Baru Pilihan Prabowo
-
5 Transfer Pemain yang Tak Pernah Diduga Tapi Terjadi di Indonesia
-
Foto AI Tak Senonoh Punggawa Timnas Indonesia Bikin Gerah: Fans Kreatif Atau Pelecehan Digital?
Terkini
-
Menkeu Purbaya Sudah Tegur Putranya Gara-Gara Unggahan Viral Soal "Agen CIA": Masih Kecil!
-
Drama CEO Malaka Project vs TNI Berakhir Damai, Tak Ada Lagi Proses Hukum untuk Ferry Irwandi?
-
Mengenal Sushila Karki, Nenek 73 Tahun Pilihan Gen Z yang Jadi PM Wanita Pertama Nepal
-
Sambangi DIY, Kemendagri Dorong Pemda Optimalkan Siskamling dan Pastikan Situasi Kamtibmas Aman
-
Menpar Widiyanti Jamin Pariwisata Bali Aman Pascabanjir, Aktivitas Wisata Berjalan Normal
-
Zita Anjani Diduga Kerap Mangkir dari Acara Penting, Pantas Dicopot dari Utusan Khusus Presiden?
-
Musim Hujan 2025/2026 Maju, BMKG Ingatkan Risiko Banjir hingga Demam Berdarah
-
BMKG: Musim Hujan 2025/2026 Datang Lebih Awal, Waspada Banjir dan Longsor
-
Viral Video Prabowo Tayang di Bioskop, Mensesneg: Lumrah Selama Tak Langgar Aturan
-
Hadapi 'Gender Trap', Menteri PPPA Desak Polwan Diberi Peran Lebih di Posisi Strategis