Suara.com - Koalisi Masyarakat Sipil Antikorupsi terus mendesak kepolisian untuk menuntaskan kasus teror yang terjadi terhadap penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan.
Desakan tersebut disampaikan dalam peringatan '700 hari penyerangan Novel Baswedan' di depan Lobi Gedung KPK Kuningan, Jakarta Selatan pada Selasa (12/3/2019).
"Kasus Novel sampai hari ini sudah 700 hari pasca penyerangan tanggal 11 april 2017. Belum ada perkembangan sama sekali yang berarti," kata Direktur Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta Arif Maulana.
Arif juga menyoroti tim gabungan bentukan Polri dan KPK yang belum menuai hasil hingga saat ini, meski tim gabungan yang melibatkan penyidik - penyidik terbaik institusi tersebut.
"Banyak perwira banyak penyidik, banyak sekali kalau kita melihat, itu belum ada hasil yang berarti yang disampaikan kepada publik dan belum terungkap kasusnya," katanya.
Padahal, jelas Arif, tim tersebut sudah bekerja leboh dari tiga bulan sejak pembentukannya.
"Dibentuknya tim gabungan antara Polri dengan KPK, kurang lebih sudah tiga bulan berlalu, tidak ada hasil yang disampaikan kepada kami semua. Termasuk proses penyidikan yang dilakukan oleh kepolisian," ujar Arif
Lantaran itu, Koalisi Masyarakat Sipil mengirimkan surat kepada kepolisian agar menyampaikan secara transparan kepada publik terkait perkembangan kasus teror Novel.
"Kami meminta tim gabungan Polri untuk menyampaikan transparansi dan akuntabilitas proses kerja yang mereka lakukan," tutur Arif
Baca Juga: Debat Ketiga Pilpres, KPU Kurangi Jumlah Undangan Penonton
Koalisi Masyarakat Sipil Anti Korupsi merupakan gabungan beberapa lembaga dan komunitas organisasi antikorupsi seperti Indonesia Corruption Watch (ICW), Amnesty International dan Yayasan Lembaga Bantuan Hukum (YLBHI).
Berita Terkait
-
KPK Perpanjang Penahanan Tiga Tersangka Kasus Dana Hibah Kemenpora ke KONI
-
Bahas Pendanaan Kampanye, KPK Sambangi Empat DPP Parpol
-
Irwandi Terjerat Kasus Korupsi, Nur Djuli Sempat Tenangkan Kombatan GAM
-
Sasar Korupsi Pasar Modal dan Perbankan, KPK Akan Rekrut Penyidik dari OJK
-
Berpeluang Jadi Calon Penyidik, KPK Terima 167 Anggota Polri
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Tembus Rp204 Triliun, Pramono Klaim Jakarta Masih Jadi Primadona Investasi Nasional
-
Nestapa Ratusan Eks Pekerja PT Primissima, Hak yang Tertahan dan Jerih Tak Terbalas
-
Ahli Bedah & Intervensi Jantung RS dr. Soebandi Jember Sukses Selamatkan Pasien Luka Tembus Aorta
-
Wamen Dzulfikar: Polisi Aktif di KP2MI Strategis Perangi Mafia TPPO
-
Anggota DPR Ini Ingatkan Bahaya Pinjol: Banyak yang Ngira Itu Bisa Selesaikan Masalah, Padahal...
-
Gibran Wakili Prabowo di Forum KTT G20, DPR: Jangan Cuma Hadir, Tapi Ikut Dialog
-
Mahfud MD Sebut Prabowo Marah di Rapat, Bilang Bintang Jenderal Tak Berguna Jika Tidak Bantu Rakyat
-
RUU PPRT 21 Tahun Mandek, Aktivis Sindir DPR: UU Lain Kilat, Nasib PRT Dianaktirikan
-
KSPI Desak RUU PPRT Disahkan: Pekerja yang Menopang Ekonomi Justru Paling Diabaikan
-
Cegat Truk di Tol Cikampek, Polda Metro Bongkar Penyelundupan Pakaian Bekas Impor Rp 4,2 Miliar