Suara.com - Insiden penembakan masjid di Selandia Baru benar-benar membuat petinggi negara dan warga negara itu syok. Betapa tidak, Selandia Baru selama ini dikenal sebagai negara paling aman. Bahkan status kondisi berbahaya kali ini dinyatakan sebagai yang pertama kalinya dalam sejarah Selandia Baru.
49 orang dinyatakan tewas dalam insiden penembakan masjid yang dilakukan seorang pria kelahiran Australia bernama Brenton Tarrant. Kini ia tengah menghadapi pengadilan atas tuduhan pembunuhan.
Dilansir dari Radio New Zealand, Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern pada Sabtu (16/3/2019) pagi waktu setempat kepada media massa mengatakan, pria yang dituduh dalam insiden penembakan itu memiliki lisensi senjata yang diperoleh pada November 2017.
Pria itu mulai membeli senjata pada Desember 2017 atau satu bulan usai mendapatkan lisensi senjata Kategori A.
"Saran saya saat ini adalah bahwa di bawah lisensi senjata itu dia dapat memperoleh senjata yang dia pegang. Itu akan memberi anda indikasi mengapa kita perlu mengubah undang-undang senjata kita," ujar Ardern seperti dikutip Radio New Zealand.
Dia juga memastikan pemerintah Selandia Baru akan merespons dengan cepat atas peristiwa berdarah itu.
"Aku bisa memberitahumu sekarang, undang-undang senjata kita akan berubah," tegas Ardern.
"Fakta bahwa ketika orang-orang tentu saja mendengar bahwa orang ini memperoleh lisensi senjata dan memperoleh senjata dari jarak itu, maka jelas saya pikir orang akan mencari perubahan, dan saya berkomitmen untuk itu," ujar dia lagi.
Ardern mengungkapkan, polisi saat ini tengah menyelidiki dan berusaha untuk menetapkan peningkatan status atas dua orang lain yang ditangkap terkait penembakan itu. Dua orang itu diduga juga ikut terlibat.
Baca Juga: Alasan KPK Segel Ruang Menag Usai Penangkapan Ketum PPP Romahurmuziy
Keselamatan Warga Prioritas Utama
Ardern juga menyatakan, keselamatan warga Selandia Baru adalah prioritas terbesar.
Menurt dia, retorika rasisme, perpecahan dan ekstremisme seharusnya tidak memiliki tempat di Selandia Baru atau di masyarakat secara keseluruhan.
"Mengingat munculnya pandangan ekstremis, oleh mereka yang memegang ideologi yang hanya bisa saya deskripsikan sebagai kekerasan dan ekstrem, agen kami di Selandia Baru telah bekerja keras, tetapi sekali lagi, itu tidak menghasilkan semua individu berada di daftar pantauan," paparnya.
Setelah diberi pengarahan oleh pejabat intelijen, Ardern juga memastikan, ada 49 orang tewas dan lebih dari 40 lainnya dirawat di rumah sakit, dua di antaranya dalam kondisi kritis.
Ia memastikan Rumah Sakit Christchurch dilengkapi dengan peralatan yang baik termasuk di dalamnya terdapat ahli patologi.
Berita Terkait
-
Pelaku Penembakan Masjid di Selandia Baru Muncul di Pengadilan
-
Curahan Hati Kakak Zul, Korban Penembakan Masjid di Selandia Baru
-
Cerita Zul, Seniman Minang Jadi Korban Penembakan Masjid di Selandia Baru
-
Kutuk Penembakan Masjid di Selandia Baru, Trump: Pembantaian Mengerikan
-
Kondisi WNI Korban Penembakan Teroris di Selandia Baru Semakin Membaik
Terpopuler
- Siapa Saja 5 Pelatih Tolak Melatih Timnas Indonesia?
- 5 Rekomendasi Bedak Cushion Anti Longsor Buat Tutupi Flek Hitam, Cocok Untuk Acara Seharian
- 10 Sepatu Jalan Kaki Terbaik dan Nyaman dari Brand Lokal hingga Luar Negeri
- 5 Pilihan Sunscreen Wardah dengan SPF 50, Efektif Hempas Flek Hitam hingga Jerawat
- 23 Kode Redeem FC Mobile 6 November: Raih Hadiah Cafu 113, Rank Up Point, dan Player Pack Eksklusif
Pilihan
-
PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
-
Menkeu Purbaya Segera Ubah Rp1.000 jadi Rp1, RUU Ditargetkan Selesai 2027
-
Menkeu Purbaya Kaji Popok Bayi, Tisu Basah, Hingga Alat Makan Sekali Pakai Terkena Cukai
-
Comeback Dramatis! Persib Bandung Jungkalkan Selangor FC di Malaysia
-
Bisnis Pizza Hut di Ujung Tanduk, Pemilik 'Pusing' Berat Sampai Berniat Melego Saham!
Terkini
-
Polisi Temukan Serbuk Pemicu Ledakan di Rumah Terduga Pelaku Peledakan SMAN 72
-
Densus 88 Terlibat Dalami Motif Terduga Pelaku Peledakan di SMAN 72
-
Blak-blakan Sebut Soeharto Diktator, Cerita 'Ngeri' Putri Gus Dur Dihantui Teror Orba Sejak SMP
-
Sindiran Pedas PDIP usai Jokowi Dukung Soeharto Pahlawan: Sakit Otaknya!
-
Masuk Komisi Reformasi Polri Bentukan Prabowo: Sepak Terjang Idham Azis, Nyalinya Gak Kaleng-kaleng!
-
Menkeu Purbaya Bakal Redenominasi Rupiah, Apa Manfaatnya?
-
Alasan Presiden Mahasiswa UIN A.M. Sangadji Ambon Dukung Soeharto Jadi Pahlawan Nasional
-
Jenguk Korban Ledakan SMAN 72, Mensos Pastikan Biaya Pengobatan Ditanggung Pemerintah
-
Siswa Terduga Kasus Bom Rakitan di SMAN 72 Korban Bullying, Begini Kata Pengamat Teroris
-
Hadirkan Pemerataan Pembangunan Sampai ke Papua, Soeharto Dinilai Layak Sandang Pahlawan Nasional