Selama tujuh tahun Agus mencoba mencari kabar dari istrinya itu. Ratusan kali ditelepon tak diangkat, ditanya mertua dan kerabatnya tak ada yang tahu dimana dan kabar istri tercintanya.
Pernah Agus menemukan harapan karena berhasil mendapatkan nomor telepon istrinya. Saat itu menurut Agus tahun 2016. Agus mencoba menghubungi dan berhasil tersambung, namun bukan istrinya yang mengangkat tapi seorang lelaki. Tapi lelaki itu mengaku mengenal istri Agus.
Lantas Agus meminta untuk menitipkan pesan pada lelaki itu agar istrinya segera menghubunginya. Tapi setelah tiga tahun masih tidak ada kabar. Waktu terus berlalu bagi Agus bersama dengan anak lelakinya. Januari lalu, Agus juga gagal menyekolahkan anaknya karena masalah data penduduk.
Akhirnya Agus mengaku sudah pasrah. Ia hanya berharap istrinya pulang untuk segera mengambil anaknya itu karena kondisi Agus saat ini menurutnya untuk membiayai dirinya sendiri saja sudah sulit.
"Sekarang mah saya pengennya istri saya ngurusin anak saya saja. Mau dia nikah lagi juga gak apa," kata Agus.
Tak lama, dari tempat Agus terlihat tiga anak kecil sedang berjalan ke arah Agus. Ternyata salah satunya adalah anak Agus. Mereka bertiga hendak berenang di salah satu waduk di dekat TPU Tegal Alur.
Tak lama di waduk itu berkumpul anak lainnya dari wilayah sekitar TPU. Mereka langsung buka baju, telanjang bulat, melompat ke waduk dari bangunan di tengah waduk.
Mereka saling berteriak kegirangan, berenang, menyelam, meluapkan kegirangan mereka sore itu. Padahal tempat mereka hanya berjarak 50 meter dari deretan batu nisan TPU Tegal Alur. Salah satu tempat pemakaman terbesar di Jakarta itu ternyata tak hanya menampung kesedihan. Banyak juga rasa suka yang terpancarkan dari tempat biasanya orang berpisah untuk selamanya.
Zakaria, pria 45 tahun pemilik warung yang berlokasi di tempat di sebelah pintu keluar TPU mengatakan TPU Tegal Alur sekarang seperti taman. Zakaria yang sudah sejak kecil tinggal di sekitar TPU menyebut sudah perubahan wilayah sekitar tempat itu sudah sangat drastis.
Baca Juga: FACE OF JAKARTA: Jejak Kuburan Tanpa Nama dan Penggali Kubur Mister X
Ia sempat merasakan ketika pemakaman itu masih berupa hutan dan tak ada lampu. Suasana mencekam dan horror masih menyelimuti daerah ia tinggal.
Tapi sekarang, di sore hari tempat itu menjadi tempat banyak orang melepas lelah, menghirup udara segar, tua-muda berjogging, anak-anak berenang di waduk, dan banyak orang menggantungkan hidupnya dengan mencari nafkah seperti Zakaria sendiri.
"Sekarang mah gak ada seremnya disini, udah jadi taman," kata Zakaria sambil bermain dengan putrinya.
Terlebih saat hari raya seperti Idul Fitri, menurut Zakaria hari itu seperti akan ada banyak pundi-pundi rezeki yang mendatangi TPU Tegal Alur karena banyak sekali orang yang berziarah ke makam.
Orang-orang berjualan mulai dari bunga, air mawar sampai minuman untuk menyambut peziarah. Warung dan rumah makan sekitar TPU juga ramai dikunjungi. Zakaria mewakili perasaan warga lainnya yang ikut berbahagia dengan kondisi TPU Tegal Alur hari ini.
Setiap harinya pemakaman itu dipenuhi dua perasaan yang berbeda, suka dan duka. Rasanya seperti setiap galian makam memberikan kesedihan yang dalam dan cahaya harapan bagi orang sekitar TPU Tegal Alur.
Berita Terkait
-
FACE OF JAKARTA: Jejak Kuburan Tanpa Nama dan Penggali Kubur Mister X
-
FACE of JAKARTA: Hikayat Proyeksionis Terakhir Bioskop Senen
-
Usai Dibunuh Cowok Panggilan, Ponsel Sisca Disembunyikan di Kuburan
-
Turis Rusia Tidur di Kuburan Probolinggo, Uang Habis sampai Diare
-
Jemput di Kuburan, Petani Perkosa Gadis Bocah di Kebun Jeruk
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
Pilihan
-
Berharap Pada Indra Sjafri: Modal Rekor 59% Kemenangan di Ajang Internasional
-
Penyumbang 30 Juta Ton Emisi Karbon, Bisakah Sepak Bola Jadi Penyelamat Bumi?
-
Muncul Tudingan Ada 'Agen' Dibalik Pertemuan Jokowi dengan Abu Bakar Ba'asyir, Siapa Dia?
-
BBM RI Dituding Mahal Dibandingkan Malaysia, Menkeu Purbaya Bongkar Harga Jual Pertamina
-
Menkeu Purbaya Punya Utang Rp55 Triliun, Janji Lunas Oktober
Terkini
-
Bukan Sekadar Sitaan Biasa: Alasan KPK 'Selamatkan' Mercy Warisan BJ Habibie
-
Uang Cicilan Rp 1,3 Miliar Disita KPK, Mercy BJ Habibie Batal Jadi Milik Ridwan Kamil
-
Disentil Buruh karena Lambat, DPR Janji Bikin UU Ketenagakerjaan Baru Secara Terbuka
-
Pimpinan DPR RI Terima Draf RUU Ketenagakerjaan dari Koalisi Serikat Buruh
-
Fokus Infrastruktur, Pemprov Jateng Terus Kebut Perbaikan Jalan pada 2025
-
Cukai Rokok 2026 Tidak Naik, Menkeu Purbaya: Saya Nggak Mau Industri Kita Mati
-
Gibran Belajar Makan Empek-empek, Dokter Tifa Meledek: Pejabat Jadi Babu dan Babysitter ABK?
-
Mobil Mercy Antik B.J. Habibie Seret Ridwan Kamil ke Pusaran Korupsi, KPK Pastikan Panggil RK
-
Eks Pegawai KPK Ungkap Kisah Pilu Ibu Muda Ditahan Kasus Demo Agustus: Bayinya Terpaksa Putus ASI!
-
Alarm untuk Roy Suryo? Denny Darko Ramal Polemik Ijazah Jokowi Berakhir Bui: Mereka Akan Lupa Diri