Suara.com - Sebanyak 1.700 personel TNI Angkatan Laut (AL) mengikuti Apel Gelar Pasukan Pengamanan Pemilu Legislatif (Pileg) dan Pemilu Presiden (Pilpres) 2019. Apel tersebut digelar di Dermaga JICT II Tanjung Priok, Jakarta Utara, Senin (01/3/2019), hari ini.
Apel pengamanan Pemilu ini dipimpin oleh Panglima Koarmada I (Pangkormada), Laksamana Muda TNI Yudo Margono. Dalam sambutannya, ia mengatakan apel ini bertujuan untuk mengecek persiapan dan kesiapan jajaran Koarmada I dalam pengamanan Pemilu yang tersisa 17 hari lagi.
Selain itu, nantinya pasukan TNI harus memberikan bantuan kepada Pemda dan Polri. Yudo mengatakan tugas tersebut adalah salah satu dari 14 tugas TNI dalam operasi militer selain perang (OMSP) yang tertuang di Undang-Undang RI nomor 34 tahun 2004 tentang TNI.
"Apel pengamanan Pemilu ini pada hakikatnya adalah bertujuan untuk mengecek secara langsung mengenai kesiapan dan kesiapsiagaan jajaran Koarmada I dalam perbantuan dukungan pengamanan Pemilu," ujar Yudo.
Gelaran persiapan pengamanan Pemilu ini juga dihadiri oleh Panglima Kolinlamil, Komandan Seskoal, Kepala Pushidrosal, Kepala Staf Koarmada I, Komandan Guspula Koarmada I, Komandan Guskamla Koarmada I, Komandan Lanramil III, dan Pejabat Utama Koarmada I.
Pantauan suara.com, di apel gabungan TNI AL kali ini juga ditampilkan alutsista Koarmada I. Di antaranya tiga Kapal Republik Indonesia (KRI), kendaraan Taktis, kendaraan Polisi Militer AL. 1700 pasukan TNI AL yang mengikuti apel juga bersenjata lengkap.
Menurut Yudo keterlibatan TNI AL dalam mengamankan Pemilu adalah kewajiban untuk mempertahankan kedaulatan negara dan mempertahankan NKRI dari gangguan dan ancaman. Ia lalu menyerukan agar Pemilu harus berlangsung aman, damai, dan lancar.
"Karena itu, apapun resikonya Pileg dan Pilpres harus berlangsung aman, damai, dan lancar. Tidak boleh ada konflik yang menyebabkan perpecahan," pungkas Yudo.
Baca Juga: Eks Kapolsek Dimutasi Gara-gara Prabowo, BPN: Bukti Kecurangan Jokowi
Berita Terkait
-
Jadi Moderator Debat Pilpres 2019, Zulfikar Naghi Curi Perhatian Warganet
-
Seruan Toleransi Ma'ruf ke Santri: Bagimu Capresmu, Bagiku Capresku
-
Soal Isu Khilafah, BPN ke Hendropriyono: Jangan Lempar Batu Sembunyi Tangan
-
Tegaskan Bukan Pendukung Paham Radikal, Prabowo: Takbir Mengagungkan Allah
-
Kiai Muda NU di Probolinggo Bulat Dukung Jokowi-Ma'ruf
Terpopuler
- Cara Edit Foto Pernikahan Pakai Gemini AI agar Terlihat Natural, Lengkap dengan Prompt
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Anak Jusuf Hamka Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Tol, Ada Apa dengan Proyek Cawang-Pluit?
- Dedi Mulyadi 'Sentil' Tata Kota Karawang: Interchange Kumuh Jadi Sorotan
- Ditunjuk Jadi Ahli, Roy Suryo Siapkan Data Akun Fufufafa Dukung Pemakzulan Gibran
Pilihan
-
Ustaz Khalid Basalamah Terseret Korupsi Kuota Haji: Uang yang Dikembalikan Sitaan atau Sukarela?
-
Belajar dari Cinta Kuya: 5 Cara Atasi Anxiety Attack Saat Dunia Terasa Runtuh
-
Kritik Menkeu Purbaya: Bank Untung Gede Dengan Kasih Kredit di Tempat yang Aman
-
PSSI Diam-diam Kirim Tim ke Arab Saudi: Cegah Trik Licik Jelang Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
-
Pemain Eropa Telat Gabung, Persiapan Timnas Indonesia Terancam Kacau Jelang Hadapi Arab Saudi
Terkini
-
Kepala Sekolah di Prabumulih Sempat Dicopot Gegara Tegur Anak Pejabat Bawa Mobil ke Sekolah
-
Punya Modal Besar: Pakar Politik Dorong Projo jadi Oposisi Prabowo-Gibran, Pasca-Budi Arie Didepak!
-
Sebut Ada Intervensi Sejak Dualisme Kepemimpinan P3, Syaifullah Tamliha : PPP Dibinasakan oleh Jokow
-
KPK Beberkan Peran Rudy Tanoesoedibjo di Dugaan Korupsi Bansos, Kuasa Hukum Justru Bersikap Begini!
-
Kasus Korupsi Sritex Resmi Masuk Meja Hijau, Iwan Lukminto Segera Diadili
-
Pesan Mendalam Jelang Putusan Gugatan UU TNI: Apakah MK Bersedia Berdiri Bersama Rakyat?
-
Pemerintah Finalisasi Program Magang Nasional Gaji Setara UMP Ditanggung Negara
-
Korupsi Bansos Beras: Kubu Rudy Tanoesoedibjo Klaim Sebagai Transporter, KPK Beberkan Bukti Baru
-
Polisi Ringkus 53 Tersangka Rusuh Demo Sulsel, Termasuk 11 Anak di Bawah Umur
-
DPR Acungi Jempol, Sebut KPU Bijak Usai Batalkan Aturan Kontroversial