Suara.com - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) diminta untuk mengawal proses negosiasi pengambilalihan layanan air dari pihak swasta ke PAM Jaya. KPK diminta untuk mengawasi proses negosiasi pengambilalihan layanan air yang tengah berlangsung antara pihak swasta PT Palyja dan PT Aetra dengan PAM Jaya.
Direktur Rujak Center for Urban Studies, Elisa Sutanudjaja mengatakan proses negosiasi pengambilalihan layanan air dari pihak swasta ke PAM Jaya sangat penting dan harus dikawal. Sebab, hal itu menyangkut nasib penyediaan air bagi warga Jakarta.
"Kami meminta KPK dan kantor audit milik negara untuk masuk dan mengawal proses negosiasi. Proses negosiasi ini sangat penting karena menyangkut nasib penyediaan air bagi lebih dari 13 juta penduduk Jakarta," ujar Elisa di Kantor Rujak Center for Urban Studies, Cikini, Jakarta Pusat, Rabu (3/4/2019).
"Karena itu seluruh prosesnya harus transparan dan akuntabel," Elisa menambahkan.
Direktur Lokataru Haris Azhar menambahkan, pihaknya meminta Gubernur Anies Baswedan tidak hanya melakukan proses negosiasi pengambilalihan layanan air dari pihak swasta ke PAM Jaya. Melainkan, kata Haris, Anies juga harus berani mengungkapkan akumulasi kerugian PAM Jaya sejak tahun 1997 dimana layanan air telah dikelola oleh pihak swasta PT Palyja dan PT Aetra.
Berdasarkan laporan hasil pemeriksaan Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan tahun 2017, Haris mengatakan akumulasi kerugian PAM Jaya per 31 Desember 2018 sebesar Rp 1,2 triliun.
"Bertahun-tahun kita bayar tapi enggak tau lari kemana. Kalau mau nego ulang, kerugian Pemda dan negara harusnya dibuka dulu oleh Anies sebagai gubernur," ucapnya.
Haris mengatakan, Pemprov DKI harus melibatkan KPK dalam proses negosiasi pengambilalihan layanan air dari pihak swasta ke PAM Jaya. Ia menilai proses negosiasi tersebut rawan terjadi penyelewengan.
Menurutnya, dalam proses negosiasi tersebut Pemprov DKI Jakarta hanya diwakili oleh Direktur Utama PAM Jaya Bambang Hernowo. Sebagaimana diketahui, kata Haris, Bambang sebelumnya pernah menjabat sebagai Corporate Secretary PT Aetra.
Baca Juga: Tewas Depan Kampus, Tukang Ojek Herman Ternyata Dibunuh Lelaki Renta
"Anies harus memastikan pihak KPK harus lihat negosiasi ulang," kata dia.
Tag
Berita Terkait
-
Anies: Akuisisi Pengelolaan Air di Jakarta Masuk Tahap Final
-
Anies Belum Bisa Ambil Alih Pengelolaan Air Minum Jakarta dari Swasta
-
PAM Jaya Pastikan Pasokan Air di 51 Arena Asian Games Aman
-
Detik-detik Tarno Tewas Kehabisan Nafas di Galian Penjaringan
-
Sandiaga: Warga di Kawasan Kumuh Miskin Juga Harus Pakai Air PAM
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Tak Mau Naikkan Tarif Listrik Meski Subsidi Berkurang
-
Istana Tanggapi Gerakan 'Stop Tot Tot Wuk Wuk' di Media Sosial: Presiden Aja Ikut Macet-macetan!
-
Emil Audero Jadi Kunci! Cremonese Bidik Jungkalkan Parma di Kandang
-
DPR Usul Ada Tax Amnesty Lagi, Menkeu Purbaya Tolak Mentah-mentah: Insentif Orang Ngibul!
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
Terkini
-
Indonesia di Ambang Amarah: Belajar dari Ledakan di Nepal, Rocky Gerung dan Bivitri Beri Peringatan!
-
Ganggu Masyarakat, Kakorlantas Bekukan Penggunaan Sirene "Tot-tot Wuk-wuk"
-
Angin Segar APBN 2026, Apkasi Lega TKD Bertambah Meski Belum Ideal
-
Digerebek Satpol PP Diduga Sarang Prostitusi, Indekos di Jakbar Bak Hotel: 3 Lantai Diisi 20 Kamar!
-
Usai Siswa Keracunan Massal, DPR Temukan Ribuan SPPG Fiktif: Program MBG Prabowo Memang Bermasalah?
-
RUU Perampasan Aset Mesti Dibahas Hati-hati, Pakar: Jangan untuk Menakut-nakuti Rakyat!
-
Ucapan Rampok Uang Negara Diusut BK, Nasib Wahyudin Moridu Ditentukan Senin Depan!
-
Survei: Mayoritas Ojol di Jabodetabek Pilih Potongan 20 Persen Asal Orderan Banyak!
-
Sambut Putusan MK, Kubu Mariyo: Kemenangan Ini Milik Seluruh Rakyat Papua!
-
Tak Ada Tawar Menawar! Analis Sebut Reformasi Polri Mustahil Tanpa Ganti Kapolri