Suara.com - Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD menilai isu hoaks server Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah di-setting memenangkan calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo dan Maruf Amin tidak masuk akal. Menurut Mahfud MD, cara berpikir para pembuat hoaks dan juga data yang disajikan agak kampungan.
Hal ini disampaikan oleh Mahfud dalam acara Kompas Petang di Kompas TV pada Sabtu 6 April 2019. Menggunakan teknologi sebagai bahan hoaks memang terkesan meyakinkan kebenarannya, namun data yang disajikan para pelaku pembuat hoaks tidak mendukung hal itu.
"Mereka mau membuat penyesatan informasi ke publik menggunakan penghitungan suara hasil pemilu melalui IT itu kan canggih kalau zaman sekarang tapi datanya agak kampungan karena tidak masuk akal," kata Mahfud MD seperti dikutip Suara.com, Senin (8/4/2019).
Mahfud MD menjelaskan, data itu disebut tidak masuk akal lantaran mereka membuat asumsi seolah-olah KPU melakukan hasil penghitungan suara melalui komputer. Padahal, cara penghitungan KPU itu dilakukan secara manual dan bertingkat ditambah pula dibubuhi stempel dan tanda tangan basah di tiap tingkatannya.
Terlebih, tiap tim capres yang bertarung pun memiliki salinan jumlah penghitungan suara dilengkapi stempel dan tanda tangan basah. Tak hanya itu, kini siapa pun bisa mendatangi Tempat Pemungutan Suara (TPS) dan memantau secara langsung hingga ikut menghitung jumlah suara di TPS sehingga model penghitungan suara dipastikan sangat transparan.
"Sehingg tidak mungkin lalu disedot komputer karena komputer itu hanya informasi sesudah ditetapkan baru dimasukkan ke sistem itu. Masing kontestan atau parpol punya data masing-masing yang ditandatangani basah sehingga tidak mungkin suara itu diubah dari hasil yang real, semua bisa kontrol sekarang ini," papar Mahfud MD.
Meski demikian, banyak warganet yang ikut termakan dengan isu hoaks itu. Mahfud MD menduga memang ada sebagian orang yang sebenarnya sudah mengetahui kebenarannya namun sengaja ikut menyebarluaskan hoaks itu.
"Orang yang percaya itu pertama provokator-provokator yang memang punya maksud tidak baik. Kemudian banyak juga yang percaya karena tidak tahu, ada yang tahu itu salah tapi sengaja disebar seakan benar," tandas Mahfud MD.
Untuk diketahui, pihak kepolisian telah mengamankan dua orang penyebar video hoaks itu. Dua tersangka berinisial EW dan RD berprofesi sebagai buzzer atau pendengung di media sosial. Polisi masih memburu dua pelaku lainnya yang sengaja menyebarluaskan video hoaks itu.
Baca Juga: Fadli Zon Luncurkan Buku Kumpulan Puisi Ada Genderuwo di Istana
Berita Terkait
Terpopuler
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 7 Mobil Bekas Favorit 2025: Tangguh, Irit dan Paling Dicari Keluarga Indonesia
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 1 November: Ada Rank Up dan Pemain 111-113
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
Pilihan
-
Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
-
Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
-
5 HP RAM 12 GB Paling Murah, Spek Gahar untuk Gamer dan Multitasking mulai Rp 2 Jutaan
-
Meski Dunia Ketar-Ketir, Menkeu Purbaya Klaim Stabilitas Keuangan RI Kuat Dukung Pertumbuhan Ekonomi
-
Tak Tayang di TV Lokal! Begini Cara Nonton Timnas Indonesia di Piala Dunia U-17
Terkini
-
Dorong Kedaulatan Digital, Ekosistem Danantara Perkuat Infrastruktur Pembayaran Nasional
-
AJI Gelar Aksi Solidaritas, Desak Pengadilan Tolak Gugatan Mentan Terhadap Tempo
-
Temuan Terbaru: Gotong Royong Lintas Generasi Jadi Kunci Menuju Indonesia Emas 2045
-
PSI Kritik Pemprov DKI Pangkas Subsidi Pangan Rp300 Miliar, Dana Hibah Forkopimda Justru Ditambah
-
Penerima Bansos di Jakarta Kecanduan Judi Online, DPRD Minta Pemprov DKI Lakukan Ini!
-
Pecalang Jakarta: Rano Karno Ingin Wujudkan Keamanan Sosial ala Bali di Ibu Kota
-
5 Fakta OTT KPK Gubernur Riau Abdul Wahid: Barang Bukti Segepok Uang
-
Di Sidang MKD: Ahli Sebut Ucapan Ahmad Sahroni Salah Dipahami Akibat Perang Informasi
-
TKA 2025 Hari Pertama Berjalan Lancar, Sinyal Positif dari Sekolah dan Siswa di Seluruh Indonesia
-
Aktivis Serukan Pimpinan Pusat HKBP Jaga Netralitas dari Kepentingan Politik