Suara.com - Program Indonesia Lawyers Club (ILC) TV One pada Selasa (9/4/2019) kemarin menggunakan 'El Clasico' sebagai analogi persaingan antara calon presiden nomor urut 01 petahana Joko Widodo (Jokowi) dan nomor urut 02 Prabowo Subianto.
Namun, tak seperti pertandingan sepak bola antara Real Madrid dan Barcelona, pengamat politik Yunarto Wijaya justru berpendapat bahwa Pilpres 2019 tidak seru.
"Ini menarik, memang kita bicara El Clasico karena ini pertarungan yang sudah pernah terjadi di 2014, bebuyutan-lah, kira-kira seperti itu. Dan El Clasico ini bukan hanya menarik buat para pendukung yang sangat fanatik, tapi juga memancing orang yang bukan pendukung Barcelona dengan Madrid untuk nonton," ujar Yunarto Wijaya.
"Analoginya, saya menyesalkan ekspektasi yang sangat tinggi ini kemudian tidak terwujud. Kalau kita analogikan dalam pertarungan 2019 antara Jokowi dengan Prabowo," tambahnya.
Menurut Yunarto Wijaya, upaya kedua kubu dalam meraih suara tertinggi diwarnai dengan berbagai pelanggaran, yang diibaratkannya dengan kartu merah.
"Kenapa? Pertama, ini pertandingan yang terlalu banyak kartu merahnya. Kalau kita analogikan dalam pertandingan bulutangkis, bukan siapa yang lebih bagus dalam melakukan smash dan lob yang menang, tapi lawan mana yang lebih banyak menyaringkan kok itu ke net," jelas Yunarto Wijaya.
Ia menambahkan, pemilu kali ini memancarkan aura yang sangat negatif. Terlebih, pertarungan antar-pemilih terkesan lebih kuat daripada si calon presiden sendiri.
"Memang harus diakui, ini, menurut saya, bisa dikategorikan bukan sekadar pertarungan Jokowi melawan Prabowo. Ini pertarungan persepsi di kalangan pemilih 'asal bukan Jokowi' melawan 'asal bukan Prabowo'," katanya.
Direktur Eksekutif Charta Politika Indonesia menilai, para pemilih cenderung lebih mudah menangkap kelemahan kandidat lawan daripada keunggulan kandidat pilihan. Ia mencontohkan pertarungan tagar bernuansa negatif di Twitter yang terjadi selama tiga hari berturut-turut antara pendukung 01 dan pendukung 02 pasca debat pilpres.
Baca Juga: Gaya Prabowo Disebut Selevel Bung Karno, Ini Kata Kuncen Makam Bung Karno
"Ini yang menyebabkan bagaimana kita sulit kemudian mencerna pertarungan ide program dan branding positif dari kedua calon dan lebih mudah buat kita menemukan pertarungan negatif, bahkan sampai level black campaigne," tutur Yunarto Wijaya.
Berdasarkan analisisnya, hal tersebut menunjukkan bahwa kualitas pemilu 2019 lebih rendah dibandingkan pada 2014, karena bukannya fokus pada evaluasi petahana, tetapi malah sama seperti di 2014, ketika belum ada capres petahana, yakni saling menjatuhkan personal branding masing-masing capres.
"Harusnya pertarungan 2019 ini akan lebih kaya dalam perdebatan mengenai program, perdebatan mengenai tesis dan antitesis terkait program yang sudah ada, dan kita akan memiliki pertarungan yang lebih rasional. Logikanya seperti itu," ujar Yunarto Wijaya.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Cara Edit Foto Pernikahan Pakai Gemini AI agar Terlihat Natural, Lengkap dengan Prompt
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Anak Jusuf Hamka Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Tol, Ada Apa dengan Proyek Cawang-Pluit?
- Dedi Mulyadi 'Sentil' Tata Kota Karawang: Interchange Kumuh Jadi Sorotan
- Ditunjuk Jadi Ahli, Roy Suryo Siapkan Data Akun Fufufafa Dukung Pemakzulan Gibran
Pilihan
-
DPR 'Sentil' Menkeu Purbaya, Sebut Kebijakan Rp200 Triliun Cuma Jadi Beban Bank & Rugikan Rakyat!
-
Ivan Gunawan Blak-blakan: Dijauhi Teman Pesta Usai Hijrah dan Risih Dipanggil 'Haji'
-
5 Prompt AI Viral: Ubah Fotomu Jadi Anime, Bareng Idol K-Pop, Sampai Action Figure
-
Media Belanda Julid ke Eliano Reijnders yang Gabung Persib: Penghangat Bangku Cadangan, Gagal
-
Sudah di Indonesia, Jebolan Ajax Amsterdam Hilang dari Skuad
Terkini
-
Usut Korupsi Kuota Haji, KPK Periksa 5 Pejabat Direktorat Haji Khusus Kemenag
-
Kejagung Periksa 8 Saksi Kasus Korupsi Digitalisasi Pendidikan yang Menyeret Nadiem, Siapa Saja?
-
Gelar Aksi 'Pink', Aliansi Perempuan Tuntut Pembebasan Delpedro Cs di Polda Metro Jaya
-
Skandal Ijazah Capres: KPU Panen Kritik, Keputusan Dicabut, DPR Angkat Bicara
-
5 Pejabat Kemenag Diperiksa KPK di Kasus Korupsi Haji, Ini Nama-namanya!
-
Dugaan Perselingkuhan Irjen Krishna Murti Viral di Medsos, Kompolnas Minta Klarifikasi Polri
-
Didampingi Istri, Ahmad Dofiri Kepergok ke Istana, Sinyal Kuat Reshuffle Kabinet Prabowo Jilid 3?
-
Soroti Masalah Kesehatan, Ribka PDIP: Negara Tak Boleh Abai, Pasien bukan Sekedar Angka Statistik!
-
Eks Wakapolri Ahmad Dofiri Datangi Istana di Tengah Santer Isu Reshuffle Kabinet
-
Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam