Suara.com - Seorang pria yang dikenal sebagai selebtwit membongkar penyebab Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi sangat yakin akan memenangkan Pilpres 2019. Ia menjabarkan beberapa penyebab itu dari sudut pandangnya.
Pengguna akun Twitter @hariadhi ini membagikan pengamatan singkatnya melalui sebuah utas di Twitter pada Senin (22/4/2019). Dirinya membandingkan hasil quick count dari ayojagatps.com dan kawalpemilu.org.
"Gue ulang yah kenapa kasus AyoJagaTPSdotCrot bisa menangin Prabowo dan tebakan gue kenapa BPN Prabowo yakin beut sama kemenangan 62%," cuitnya.
Menurut penjelasannya, meskipun menggunakan cara yang sama, yakni mengunggah formulir C1, ada perbedaan yang cukup jauh antara hasil hitung cepat dari kedua situs. Hariadhi menyebutkan, "KawalPemilu hasilin Jokowi dan Prabowo beda tipis, sementara AyoJagaTPSdotcrot Prabowo menang tebal."
Lalu, Hariadhi menuliskan, pada Kamis (18/4/2019) BPN menyuarakan ajakan resmi pada para pendukung paslon 02 Prabowo-Sandi untuk mengumpulkan C1 melalui ayojagatps.com. Namun, ia tak menuduh bahwa ayojagatps.com tidak netral.
"Bisa aja mereka berusaha adil dengan minta TKN (Tim Kampanye Nasional Jokowi-Maruf, -red) juga bikin pengumuman serupa tapi enggak dibikin sama TKN. Siapa tahu. Terjemahannya bukan begitu." jelasnya. "Terjemahannya: BPN Prabowo memang secara spesifik dan terencana meminta pendukungnya untuk memobilisasi sebanyak mungkin C1. Itu membuat mereka sangat militan mengumpulkan C1, tapi dari TPS masing-masing."
Fakta baru yang ia temukan pun mendukung analisisnya, yakni, co-founder ayojagatps.com ternyata pendukung Anies-Sandi dalam Pilkada DKI Jakarta, sehingga pemikiran Hariadhi mengarah pada selection bias.
Selection bias ini bukanlah bentuk kecurangan, melainkan olah data yang tidak bisa merepresentasikan seluruh populasi karena sampel yang digunakan hanya mewakili individu atau grup yang menjadi pilihan pribadi.
"Dengan berbagai cara yang dilakukan tim Wowo dalam mengumpulkan C1 dari pendukung (bukan saksi yang disebar dan ditugaskan khusus), maka terkumpullah C1 yang memang dari TPS-TPS yang banyak pemilih mereka. Ingat, dari C1 TPS yang banyak pemilih mereka!" tulis Hariadhi.
Baca Juga: Bantah Berkonflik karena Quick Count, Sandiaga: Saya Bersama Pak Prabowo
Menurut Hariadhi, hal serupa juga bisa terjadi jika dilakukan oleh para pendukung Jokowi. Hanya saja, menurut Hariadhi, karena tak ada mobilisasi khusus dari TKN, para pendukung Jokowi-Maruf pun lebih cuek dan tidak ikut mengumpulkan C1 segiat kubu 02.
Hariadhi membuktikannya dengan memberi contoh jumlah TPS yang datanya dari C1 telah diunggah. Ia menerangkan, kubu 02 cenderung lebih banyak mengunggah data dari daerah yang memang dikenal sebagai 'kandang pendukung Prabowo', sedangkan formulir C1 dari daerah pendukung Jokowi sedikit diabaikan.
"Dulu mereka emoh tampilin tabel sumber C1 ini. Sekarang mereka buka aibnya sendiri. Perhatiin dari mana asal C1 terbanyak berasal? JAWA BARAT!" kicau Hariadhi.
"Ini jelas menghina akal sehat, kantong suara Wowo di Jawa Barat dikasi porsi 10.000-an TPS, sementara Kantong suara Jokowi terbesar, di Jawa Tengah, cuma dikasi 10%-nya, di Jawa Timur 20%-nya. Orang enggak ngerti statistik pun akan ngerti kenapa Wowo bisa menang 60%!" tambahnya.
Berikut keterangan lengkap dari utas Hariadhi:
Tag
Berita Terkait
-
Bantah Berkonflik karena Quick Count, Sandiaga: Saya Bersama Pak Prabowo
-
Bertemu CEO Twitter, Presiden Trump Mengeluh Kehilangan Banyak Follower
-
Laga Persija Tanpa Penonton, 'Gelora Buat Kampanye' Jadi Trending Topic
-
Twitter: 2018 Tahun Terbaik di Indonesia
-
Rumor Bakal Diboikot, Nasi Padang Malah Meroket di Twitter
Terpopuler
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 7 Bedak Padat yang Awet untuk Kondangan, Berkeringat Tetap Flawless
- 5 Rekomendasi Tablet dengan Slot SIM Card, Cocok untuk Pekerja Remote
- 5 Pilihan HP Snapdragon Murah RAM Besar, Harga Mulai Rp 1 Jutaan
Pilihan
-
Pertemuan Mendadak Jusuf Kalla dan Andi Sudirman di Tengah Memanasnya Konflik Lahan
-
Cerita Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Jenuh Dilatih Guardiola: Kami seperti Anjing
-
Mengejutkan! Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Resmi Pensiun Dini
-
Kerugian Scam Tembus Rp7,3 Triliun: OJK Ingatkan Anak Muda Makin Rawan Jadi Korban!
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
Terkini
-
Semangat Hari Pahlawan, PLN Hadirkan Cahaya Bagi Masyarakat di Konawe Sulawesi Tenggara
-
Diduga Rusak Segel KPK, 3 Pramusaji Rumah Dinas Gubernur Riau Diperiksa
-
Stafsus BGN Tak Khawatir Anaknya Keracunan karena Ikut Dapat MBG: Alhamdulillah Aman
-
Heboh Tuduhan Ijazah Palsu Hakim MK Arsul Sani, MKD DPR Disebut Bakal Turun Tangan
-
Pemkab Jember Kebut Perbaikan Jalan di Ratusan Titik, Target Rampung Akhir 2025
-
Kejagung Geledah Sejumlah Rumah Petinggi Ditjen Pajak, Usut Dugaan Suap Tax Amnesty
-
Kepala BGN Soal Pernyataan Waka DPR: Program MBG Haram Tanpa Tenaga Paham Gizi
-
Muhammad Rullyandi Sebut Polri Harus Lepas dari Politik Praktis, Menuju Paradigma Baru!
-
Hari Pertama Operasi Zebra 2025, Akal-akalan Tutup Plat Pakai Tisu Demi Hindari ETLE
-
Anak Legislator di Sulsel Kelola 41 SPPG, Kepala BGN Tak Mau Menindak: Mereka Pahlawan