Suara.com - Wakil Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Bara Hasibuan mengaku alasan partainya bergabung dalam Koalisi Adil Makmur yang mendukung pasangan nomor urut 02 Prabowo - Sandiaga hanya sebatas untuk kepentingan Pilpres 2019.
Meski isu beralih PAN ke pasangan Jokowi - Ma'ruf Amin telah dibantah oleh elite lain di internal PAN, justru Bara menyebut PAN tetap membuka opsi peralihan dukungan pasca pemilihan presiden.
"Tapi lagi-lagi komitmen kami, saya tegaskan hanya pada pemilihan presiden. Dan setelah itu kami bebas dengan otoritas penuh untuk menentukan langkah berikutnya bagi PAN," kata Bara di D Hotel, Jakarta Selatan, Senin (29/4/2019).
Seolah menyiratkan peluang PAN masuk koalisi petahana, Bara menegaskan bahwa dari awal berdirinya PAN selalu berada di dalam barisan pemerintahan. Meski begitu, kata dia, kemungkinan-kemungkinan itu semua masih bergantung pada keputusan resmi KPU pada 22 Mei 2019.
"Tapi memang kalau kita lihat histori dari PAN, kita didirikan bulan Agustus '98 hampir dari eksistensi perjalanan kita sebagai parpol itu kita memang, kita spent kita luangkan itu tempatnya di dalam pemerintahan," ujar Bara.
Menurut dia, meski di tahun pertama PAN juga sempat berada di luar pemerintahan. Namun setelahnya, pada pemerintahan Presiden RI ke-4 Abdurrahman Wahid, PAN konsisten berada di barisan pemerintahan hingga tahun 2014 di akhir massa jabatan Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono.
"Cross-nya itu 2014 karena kita mendukung Prabowo - Hatta kita tidak ikut pemeritahan Jokowi. Tapi kemudian 2016, kita masuk pemerintah walaupun sebelum pemilu kita keluar karena kita mendukung Prabowo," tutur Bara.
"Jadi sebetunya histori kita, pattern kita adalah memang berada di dalam pemerintahan. Jadi itu sesuai yang memang bukan sesuatu yang aneh kalau PAN akan lakukan itu," sambungnya.
Baca Juga: Jadi Wali Nikah Irish Bella, Ini 5 Pesona Sean Ivan
Berita Terkait
-
Jawab Pernyataan Mahfud MD, BPN Ungkap Alasan Orang Minang Tak Pilih Jokowi
-
Demokrat Pastikan Setia Pada Prabowo
-
Waktu Pengumuman Hasil Pemilu 2019 Diusulkan Jadi Hari Berkabung Nasional
-
Di Depan Relawan, Sandiaga: Jokowi Akui Ada Kecurangan di Pemilu 2019
-
Isu PAN dan Demokrat Akan Tinggalkan Prabowo, Sandiaga Yakin Koalisi Solid
Terpopuler
- 5 Mobil Sedan Bekas yang Jarang Rewel untuk Orang Tua
- 8 Promo Makanan Spesial Hari Ibu 2025, dari Hidangan Jepang hingga Kue
- 5 Sepatu Lari Hoka Diskon 50% di Sports Station, Akhir Tahun Makin Hemat
- 5 Rekomendasi Sepatu Lokal Senyaman Skechers Buat Jalan-Jalan, Cocok Buat Traveling dan Harian
- 6 Mobil Bekas untuk Pemula atau Pasangan Muda, Praktis dan Serba Hemat
Pilihan
-
Bencana Sumatera 2025 Tekan Ekonomi Nasional, Biaya Pemulihan Melonjak Puluhan Triliun Rupiah
-
John Herdman Dikontrak PSSI 4 Tahun
-
Bukan Sekadar Tenda: Menanti Ruang Aman bagi Perempuan di Pengungsian
-
4 Rekomendasi HP Xiaomi Murah, RAM Besar Memori Jumbo untuk Pengguna Aktif
-
Cek di Sini Jadwal Lengkap Pengumuman BI-Rate Tahun 2026
Terkini
-
Wapres Gibran ke Jawa Tengah, Hadiri Perayaan Natal dan Pantau Arus Mudik Akhir Tahun
-
Jurnalisme Masa Depan: Kolaborasi Manusia dan Mesin di Workshop Google AI
-
Suara.com Raih Top Media of The Year 2025 di Seedbacklink Summit
-
147 Ribu Aparat dan Banser Amankan Misa Malam Natal 2025
-
Pratikno di Gereja Katedral Jakarta: Suka Cita Natal Tak akan Berpaling dari Duka Sumatra
-
Kunjungi Gereja-Gereja di Malam Natal, Pramono Anung: Saya Gubernur Semua Agama
-
Pesan Menko Polkam di Malam Natal Katedral: Mari Doakan Korban Bencana Sumatra
-
Syahdu Misa Natal Katedral Jakarta: 10 Ribu Umat Padati Gereja, Panjatkan Doa untuk Sumatra
-
Melanggar Aturan Kehutanan, Perusahaan Tambang Ini Harus Bayar Denda Rp1,2 Triliun
-
Waspadai Ucapan Natal Palsu, BNI Imbau Nasabah Tidak Sembarangan Klik Tautan