Suara.com - Anggota Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno, Arief Poyuono, enggan membeberkan lokasi rahasia lokasi real count yang dilakukan timnya.
Hal tersebut disampaikan Arief Poyuono ketika menjadi narasumber dalam acara Mata Najwa bertajuk 'Laga usai Pilpres' yang ditayangkan stasiun TV Trans7, Rabu (1/4/2019).
Berawal ketika pembawa acara, Najwa Shihab, menanyakan Arief Poyuono terkait lokasi real count BPN, sementara Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo dan Maruf Amin buka-bukaan terkait lokasi real count miliknya.
"Mengenai real count BPN, banyak yang mempertanyakan di mana real count tersebut dilakukan," tanya Najwa Shihab.
Arief Poyuono mengatakan real count tersebut dilakukan di suatu tempat yang disembunyikan, "itu kan rahasia kita."
Najwa Shihab pun kembali bertanya kekhawatiran BPN Prabowo - Sandi jika lokasi real count timnya diungkap ke publik dan tetap dirahasiakan.
"Ya takut diserbu, takut dibakar dan diteror oleh orang-orang yang tidak menginginkan Prabowo menang," ujar Arief Poyuono.
Ketika ditanya terkait adanya ancaman itu oleh Najwa Shihab, Arief Poyuono pun mengamini.
"Ada, dari seseorang di pihak sana (Jokowi-Maruf) tapi saya nggak mau sebut nama. Bukan orang partai. Kita takut dilemparkan bom atau molotov," kata Arief Poyuono.
Baca Juga: Video Siap Presiden Jokowi Viral, Adian Napitupulu Bilang Begini
Najwa Shihab pun menayangkan video pernyataan Ketua Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno, Djoko Santoso, yang tidak mengetahui perihal real count timnya.
Menurut Arief Poyuono, Djoko Santoso sengaja memberikan pernyataan tersebut di depan awak media. Tujuannya, imbuh Arief, untuk menyembunyikan lokasi real count dari BPN.
"Jadi pak Djoko kan harus bisa mengumpetin kan. Dia seorang ketua umum, dia bicara peraturan. Padahal C1 itu yang punya partai, saksi dan KPU," ujar Arief Poyuono.
Ketika ditanya apakah Djoko Santoso mengetahui lokasi penghitungan oleh Najwa Shihab, Arief Poyuono mengamini.
Najwa Shihab pun mengatakan, "jadi ketika ditanya wartawan itu, dia cuma ngeles saja?"
"Ya sama kayak saya, saya tahu lokasi di mana, siapa yang menghitung, timnya, tapi saya tidak memberitahukan karena ini penting," ujar Arief Poyuono membela diri.
Berita Terkait
-
MUI Nilai Ijtimak Ulama III Tak Sah Keluarkan Fatwa Diskualifikasi Jokowi
-
Jokowi Resmikan Bendungan Gondang yang Mampu Mengairi 2 Kabupaten di Jateng
-
TKN Jokowi Tuding Prabowo Otoriter dan Anti Kritik karena Serang Media
-
Ketua BPN Tak Tahu Soal Real Count, Arief Poyuono Buka Suara
-
Jokowi Pamer Gambar Bawa Gembolan Perkakas, Demokrat: Mau Pulang ke Solo?
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 5 HP Murah RAM 8 GB Memori 256 GB untuk Mahasiswa, Cuma Rp1 Jutaan
- Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
- 5 Sunscreen Terbaik Mengandung Kolagen untuk Usia 50 Tahun ke Atas
- 8 Lipstik yang Bikin Wajah Cerah untuk Ibu Rumah Tangga Produktif
Pilihan
-
Vinfast Limo Green Sudah Bisa Dipesan di GJAW 2025, Ini Harganya
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
Terkini
-
KPK Tancap Gas Sidik Korupsi Bansos, Meski Rudi Tanoe Terus Ajukan Praperadilan
-
Malam Penganugerahan Pegadaian Media Awards 2025 Sukses Digelar, Ini Daftar Para Jawaranya
-
Sekjen PBNU Minta Pengurus Tenang di Tengah Isu Pelengseran Gus Yahya dari Kursi Ketua Umum
-
Kader Muda PDIP Ditantang Teladani Pahlawan: Berjuang Tanpa Tanya Jabatan
-
Kementerian PU Tingkatkan Kapasitas Petugas Pelayanan Publik
-
Bukan Cuma Guru Ngaji, Ketua Kelompok Pengajian di Jember Kini Dapat Uang Insentif
-
Siswa Mengadu soal Perundungan di Sekolah, Wagub Rano Karno Janji Usut Tuntas
-
Mendagri Harap Karang Taruna Jadi Motor Penggerak Perubahan Desa
-
Tak Terima Jadi Tersangka, Kakak Hary Tanoe Kembali Ajukan Praperadilan Lawan KPK
-
Hadiri Acara 50 Tahun Kemerdekaan Republik Angola, Mendagri: Kehormatan Besar bagi Rakyat Indonesia