Kepala Bidang (Kabid) Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Argo Yuwono mengungkapkan para pelaku kericuhan di depan ketiga lokasi itu adalah suruhan yang dibayar oleh seseorang.
"Pelaku datang dari Jawa Barat ke Sunda Kelapa, bertemu seseorang (yang menyuruh sebelum menuju ke TKP) di sana, dan sekarang tengah kami gali infonya," jelas Kabid Humas Polda Metro Jaya.
Hal itu terbukti dengan adanya pembicaraan lewat grup WhatsApp menyebarkan ajakan penyerangan dan juga melaporkan situasi kerusuhan.
Di tempat kejadian perkara (TKP), ditemukan sejumlah uang yang ada di dalam amplop yang sudah bertuliskan nama-nama yang diduga pelaku kerusuhan.
Kericuhan juga sudah terencana dengan matang, karena peralatan yang dipakai untuk menyerang petugas, disiapkan oleh pihak yang merencanakan kerusuhan, bukan orang-orang yang terlibat bentrok.
Selain mengamankan sejumlah uang, kepolisian juga mengamankan senjata tajam clurit, batu, mercon, petasan dan busur panah.
"Pelaku disangkakan melanggar pasal 170 KUHP dan 212, 214, 218, dan untuk Petamburan dikenakan juga pasal 187 terkait pembakaran," jelasnya.
Korban bentrok
Hingga Pukul 22.30 WIB, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tarakan Jakarta telah merawat 161 korban bentrok di sekitar Jalan MH Thamrin, Tanah Abang maupun Petamburan, Jakarta Pusat.
Baca Juga: Raja Salman dari Arab Saudi Ucapkan Selamat untuk Jokowi
Kepala Bagian Umum dan Pemasaran RSUD Tarakan, Reggy S Sobari mengatakan beberapa korban bentrok antara massa dengan aparat keamanan mengalami luka akibat peluru karet.
"Ada beberapa korban yang membawa peluru karet itu saat dibawa ke RSUD Tarakan. Ada beberapa yang kami bantu mengeluarkan peluru karet itu dari tubuhnya," ungkapnya.
Reggy S Sobari mengatakan tidak ada korban yang terluka akibat peluru tajam. Beberapa korban yang sudah diperbolehkan pulang malah meminta proyektil peluru karet yang mengenai tubuhnya untuk dibawa.
Dari jumlah ini, menurut Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon yang datang untuk menjenguk, sebanyak 140 korban di RSUD Tarakan sudah diperbolehkan pulang.
"Ada dua orang yang meninggal. Tadi pagi, bernama Adam (17) dan Widianto (18). Kemudian, ada 17 orang yang dirawat inap, perlu perhatian khusus. Yang 140 orang sudah pulang," jelasnya.
Kehadiran Fadli Zon ke RSUD Tarakan itu adalah bagian dari tugas pengawasan DPR untuk pendataan jumlah korban bentrok.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Pecah Bisu Setelah Satu Dekade, Ayu Ting Ting Bongkar Hubungannya dengan Enji Baskoro
- 17 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 20 September: Klaim Pemain 110-111 dan Jutaan Koin
- Nasib Aiptu Rajamuddin Usai Anaknya Pukuli Guru, Diperiksa Propam: Kau Bikin Malu Saya!
- Korban Keracunan MBG di Yogyakarta Nyaris 1000 Anak, Sultan Akhirnya Buka Suara
- Momen Thariq Halilintar Gelagapan Ditanya Deddy Corbuzier soal Bisnis
Pilihan
-
Rapor Dean James: Kunci Kemenangan Go Ahead di Derby Lawan PEC Zwolle
-
Nostalgia 90-an: Kisah Tragis Marco Materazzi yang Nyaris Tenggelam di Everton
-
5 Rekomendasi HP 1 Jutaan Memori 256 GB Terbaru September 2025
-
Perbandingan Spesifikasi Redmi 15C vs POCO C85, Seberapa Mirip HP 1 Jutaan Ini?
-
Rapor Pemain Buangan Manchester United: Hojlund Cetak Gol, Rashford Brace, Onana Asisst
Terkini
-
Panglima TNI Beberkan Alasan TNI Tambah Alutsista Baru, 'Harimau Besi' yang Mengerikan!
-
Jokowi Perintahkan Relawan Dukung Prabowo-Gibran 2 Periode, Loyalis Malah Beri Jawaban Menohok?
-
Mengupas MDIS: Kampus Singapura Tempat Gibran Raih Gelar Sarjana, Ijazahnya Ternyata dari Inggris!
-
Minta Satpol PP Tak Pakai Kekerasan, Mendagri Tito: Biar Didukung Publik
-
Anak Mantan Bupati Koruptor Kini Dipecat PDIP: Jejak Skandal DPRD Viral "Rampok Uang Negara"
-
7 Klausul Surat Perjanjian MBG SPPG Sleman: dari Rahasiakan Keracunan hingga Ganti Rugi Rp80 Ribu
-
Tiga Kecelakaan Transjakarta dalam Sebulan, Pemprov DKI Fokus Perbaikan Human Factor
-
Serangan Roy Suryo! Sebut Ijazah S1 Gibran Palsu Beli di Website, Samakan IQ Rendah dengan Jokowi
-
Sinyal Retak? Jokowi Perintahkan Dukung Gibran 2 Periode, GCP Balas Telak: Wapres Tak Harus Dia!
-
Adian Napitupulu Minta Kewenangan BAM DPR Ditambah, Biar Bisa Panggil Pejabat Bermasalah