Suara.com - Komnas HAM merespon pernyataan Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo - Sandi, Andre Rosiade yang menilai Komnas HAM diam saat ada korban jiwa dalam kericuhan saat aksi 21 dan 22 Mei 2019 di Jakarta.
Komisioner Komnas HAM Choirul Anam menilai pernyataan Andre tersebut bertentangan dengan sebelumnya. Kala itu, Andre memuji Komnas HAM soal kasus Agum Gumelar saat menjadi anggota Dewan Kehormatan Perwira (DKP) yang bertugas melakukan investigasi kasus penculikan aktivis.
Choirul mengatakan, pada saat ada kasus tersebut, Andre mengutarakan pendapat Komnas HAM sebagai lembaga yang independen. Tapi sekarang berbalik jadi menuding negatif Komnas HAM.
Meski begitu, Choirul tak ambil pusing dan menanggap pernyataan Andre sebagai sebuah kritik yang membangun.
"Itu bahasa cinta, cintanya lagi ngambek karena peristiwa sebelumnya dia senang karena Komnas HAM dianggap independen soal Agum Gumelar," kata Choirul di Kantor Komnas HAM, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (27/5/2019).
"Jadi soal Agum Gumelar waktu ribut - ribut ngeluarin soal DKP macem-macem kan agak sewot tuh Andre. Ketemu sama saya di satu acara di sebuah media, dia abis debat dia ngomong mantep Komnas independen kita dukung," sambungnya.
Serupa dengan Choirul, Komisioner Komnas HAM Beka Ulung menganggap wajar pernyataan Andre Rosiade sebagai sebuah pendapat.
"Itu adalah bagian dari kebebasan berpendapat. Jadi semua warga negara berhak untuk megutarakan pendapatnya masing-masing," kata Beka.
Diketahui, Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto - Sandiaga Uno, Andre Rosiade menilai Komnas HAM tidak beraksi saat mendengar informasi jatuhnya korban pasca kerusahan 22 Mei.
Baca Juga: Eks Komisioner Komnas HAM: Polisi Kawal Aksi 22 Mei Sesuai SOP
Ia lantas mengusulkan kalau Komnas HAM dibubarkan karena tidak sigap membantu masyarakat terutama yang menjadi korban saat rusuh dengan aparat kepolisian.
Selain Komnas HAM, Andre juga menyinggung Presiden Joko Widodo atau Jokowi yang tidak menyampaikan rasa duka citanya kepada seluruh korban dari aksi kerusuhan itu.
"Kita belum mendengar pak Jokowi berbela sungkawa terhadap 8 orang tewas dan ratusan orang terluka," kata Andre dalam diskusi bertajuk "MK Adalah Koentji" di D'Consulate Lounge, Jalan Wahid Hasyim, Jakarta Pusat, Sabtu (25/5/2019).
"Bahkan, Komnas HAM terindikasi diam seribu bahasa. Saya akan usulkan nanti di DPR, kalau di Komnas HAM mandul kita bubarkan saja," sambungnya.
Berita Terkait
-
Eks Komisioner Komnas HAM: Polisi Kawal Aksi 22 Mei Sesuai SOP
-
Banyak Korban 22 Mei, BPN: Komnas HAM Makan Gaji Buta, Bubarkan Saja
-
Kominfo Blokir Akses Medsos, Komnas HAM: Agak Lebay
-
Sambangi RSCM, Ketua Komnas HAM Temui Korban Tertembak Kerusuhan 22 Mei
-
Komnas HAM Ungkap Nasib Korban Kerusuhan Jakarta 22 Mei, Pelanggaran HAM?
Terpopuler
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- Gary Neville Akui Salah: Taktik Ruben Amorim di Manchester United Kini Berbuah Manis
- 5 Mobil Bekas 30 Jutaan untuk Harian, Cocok buat Mahasiswa dan Keluarga Baru
- Belanja Mainan Hemat! Diskon 90% di Kidz Station Kraziest Sale, Bayar Pakai BRI Makin Untung
Pilihan
-
Tak Mau Ceplas-ceplos Lagi! Menkeu Purbaya: Nanti Saya Dimarahin!
-
H-6 Kick Off: Ini Jadwal Lengkap Timnas Indonesia di Piala Dunia U-17 2025
-
Harga Emas Hari Ini Turun: Antam Belum Tersedia, Galeri 24 dan UBS Anjlok!
-
5 Fakta Wakil Ketua DPRD OKU Parwanto: Kader Gerindra, Tersangka KPK dan Punya Utang Rp1,5 Miliar
-
Menkeu Purbaya Tebar Surat Utang RI ke Investor China, Kantongi Pinjaman Rp14 Triliun
Terkini
-
Papua Memanas! Mapolres Mamberamo Raya Diserang Massa, Banyak Polisi jadi Korban, Apa Pemicunya?
-
Setnov Bebas Bersyarat, Arukki dan LP3HI Ajukan Gugatan ke PTUN Jakarta: Kecewa!
-
Swedia Ingin Kurangi Emisi Lewat Pajak Makanan Tak Ramah Lingkungan, Bisakah Ditiru?
-
Siswi MTs Sukabumi Akhiri Hidup, Isi Surat Ungkap Keinginan Pindah Sekolah karena Perilaku Teman
-
Dugaan Korupsi Whoosh Diusut KPK, PDIP: Bu Mega Sudah Ingatkan Sejak 2015
-
Yudo Sadewa Anak Menkeu Purbaya Kembali, Bawa Ramalan 'Ngeri': Dunia Dihantam Krisis Besar 2027-2032
-
Kenapa Keputusan Trump Buka Suaka Margasatwa Arktik untuk Pengeboran Minyak Tuai Kontroversi?
-
Parade 11 Purnawirawan Jenderal di Kantor Mahfud MD, Sinyal Darurat Selamatkan Polri?
-
Viral Kepergok Party, Beasiswa KIP-K Mahasiswi UNS Resmi Dicabut
-
Pemprov DKI Sulit Penuhi Subsidi Transjakarta Setelah DBH Dipangkas Pusat, Kini Tarifnya Bakal Naik