Suara.com - Sosok bos lembaga survei yang dikabarkan menjadi target pembunuhan dalam aksi 22 Mei akhirnya terungkap, ia adalah Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya.
Identitas bos lembaga survei tersebut terungkap melalui pengakuan para tersangka penyelundupan senjata sekaligus eksekutor pembunuh pejabat dan pimpinan lembaga survei, yang telah ditangkap polisi.
Berdasarkan pengakuan seorang tersangka bernama Irfansyah, ia diperintahkan oleh Mayjen (Purn) Kivlan Zein.
Bila misi pembunuhan terhadap Yunarto Wijaya berhasil dilakukan, sang eksekutor mendapatkan imbalan sebesar Rp 5 juta.
Mengetahui pengakuan mengejutkan tersebut, Yunarto Wijaya mengakui sudah tak menaruh dendam kepada para eksekutor dan perencana.
Melalui akun Twitter miliknya, Yunarto Wijaya telah memaafkan rencana pembunuhan tersebut.
Sosok Yunarto Wijaya memang sudah tak asing lagi di telinga masyarakat, ia kerap wara-wiri di media maupun televisi sebagai seorang pengamat politik.
Pria yang lahir di Jakarta pada 27 Juni 1981 ini semasa kuliahnya dikenal sebagai mahasiswa yang aktif dalam berbagai kegiatan kemahasiswaan baik internal maupun eksternal.
Tak hanya kuliah, Yunarto Wijaya juga disibukkan dengan usaha restoran pribadi yang baru dirintisnya di daerah Kelapa Gading, Jakarta Utara pada medio 2003.
Baca Juga: Pistol untuk Bunuh Yunarto Wijaya Charta Politika Malah Digadai Irfansyah
Meski ada beragam kegiatan yang dilakukan, Yunarto Wijaya sukses menjadi lulusan terbaik jurusan Hubungan Internasional di Universitas Katolik Parahyangan Bandung pada 2004
Tak puas dengan gelar S1, Yunarto Wijaya melanjutkan pendidikan Magister Manajemen di Universitas Indonesia 2007.
Saat itu, Yunarto Wijaya juga sempat bekerja di Citibank Indonesia sebagai professional banker.
Tak lama menjadi banker, Yunarto Wijaya mendapatkan tawaran dari mantan dosennya di Universitas Katolik Parahyangan untuk bergabung dengan Charta Politika.
Keputusan Yunarto Wijaya untuk bergabung dengan Charta Politika ternyata membawa namanya semakin dikenal hingga kini ia menjabat posisi Direktur Eksekutif.
Dalam Pilpres 2019, nama Yunarto Wijaya cukup sering menjadi sorotan. Ia pernah bertaruh dengan seorang warganet pindah ke China atau Korea Utara jika capres nomor urut 02 Prabowo-Sandiaga Uno menang dalam Pilpres 2019.
Berita Terkait
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Dicopot
- Mahfud MD Terkejut dengan Pencopotan BG dalam Reshuffle Kabinet Prabowo
- Prabowo Disebut Reshuffle Kabinet Sore Ini! Ganti 4 Menteri, Menhan Rangkap Menkopolhukam
Pilihan
-
3 Kontroversi Purbaya Yudhi Sadewa di Tengah Jabatan Baru sebagai Menteri
-
Indonesia di Ujung Tanduk, Negara Keturunan Jawa Malah Berpeluang Lolos ke Piala Dunia 2026
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan Memori 256 GB, Terbaru September 2025
-
IHSG Jeblok Hingga 1 Persen di Sesi I Perdagangan Selasa Setelah Sertijab Menteri Keuangan
-
19 Tewas di Aksi Demo Anti Korupsi, Eks Persija Jakarta: Pemerintah Pembunuh!
Terkini
-
Budi Arie Kembali Follow Instagram Prabowo Subianto, Labil atau Panik Aksinya Viral?
-
Gokil! Viral Aksi Nekat Gen Z Nepal Lempar Balik Gas Air Mata ke Polisi
-
Kekayaan Menhan Sjafrie Sjamsoeddin, Sahabat Karib Prabowo Rangkap Jabat Menko Polkam Ad Interim!
-
Mahfud MD Tunjuk Hidung Biang Kerok Korupsi Para Menteri: Orang Luar yang Sok Berkuasa
-
Budi Arie Setiadi: Saya Minta Maaf Kalau Ada Kekhilafan
-
Tolak Janji Seremonial, Mahasiswa di DPR Desak Tuntutan 17+8 Dipenuhi Substantif
-
'Pikirannya Duit Melulu!' Sindiran Felix Siauw saat Pejabat Remehkan Tuntutan Rakyat 18+7
-
TAUD Rilis Data Mengejutkan: 108 Pelanggaran Hak Digital, Anak-anak Turut Jadi Korban
-
Melalui MPPDN, Mendagri Tegaskan Dukungan Terhadap Perizinan Tenaga Medis dan Kesehatan
-
Karma Instan! Viral Momen Mobil Dinas Terjebak di Jalan Rusak, Warga Cuek: Biar Merasakan