Suara.com - Komisi Hak Asasi Manusia Nasional Myanmar (MNHRC) menyerahkan temuan investigasi atas kematian tujuh warga desa Kyauktan, Kota Rathedaung, Rakhine saat berada dalam tahanan militer Myanmar pada 2 Mei, lansir The Irrawady pada Selasa (11/6/2019).
Hasil investigasi ini disampaikan langsung Komnas HAM Myanmar kepada Presiden Myanmar U Win Myint.
Selama tiga hari, Komnas HAM Myanmar bertemu dengan lebih dari 30 orang, termasuk delapan warga desa yang saat ini didakwa militer serta keluarga dan kerabat mereka.
Komnas HAM Myanmar juga bertemu dengan tujuh tentara dan dokter yang melakukan autopsi tubuh korban.
"Kami mengajukan rekomendasi kepada Presiden apa yang bisa dilakukan kelompok bersenjata untuk menghindari jatuhnya korban tewas dan terluka di masa mendatang," kata U Phone Kywe, anggota komisi seperti dilansir Kantor Berita Anadolu, Rabu (12/6/2019).
Komnas HAM Myanmar menolak untuk memberikan rincian rekomendasinya kepada presiden.
Anggota komisi U Yu Lwin Aung menyampaikan informasi ini bersifat rahasia karena menyangkut kepentingan nasional.
“Kami harus mengadakan pertemuan karena ini informasi berskala nasional,” kata U Yu Lwin Aung.
Anggota parlemen Rakhine U Tin Maung menyampaikan pemerintah telah menghindari tanggung jawab atas tewasnya tujuh warga Rakhine.
Baca Juga: Tentara Myanmar Tembak Mati 6 Orang di Rakhine
Sementara Daw Khin Saw Wai, anggota parlemen Rakhine lainnya, menyatakan insiden di Kyauktan telah membuat penduduk panik.
Menurut Daw Khin, pikiran pertama penduduk desa penduduk ketika mereka melihat pasukan pemerintah harus melarikan diri.
“Kami menuntut agar insiden serupa tidak terjadi di masa depan. Kami menuntut agar investigasi dilakukan dan ada tindakan terhadap militer,” kata dia.
Kronologi kejadian
Pasukan Tatmadaw tiba di desa pada 30 April. Mereka memanggil semua penduduk laki-laki di atas usia 15 tahun kemudian menginterogasi 275 orang di sebuah sekolah setempat karena diduga memiliki hubungan dengan kelompok pemberontak Budha Arakan Army.
Pada tanggal 2 Mei, enam dari mereka ditembak mati. Militer mengatakan penembakan terjadi usai para tahanan berusaha merebut senjata dari para tentara.
Berita Terkait
-
Umat Islam di Myanmar Dilarang Tarawih, Umat Buddha Gelar Aksi Solidaritas
-
Wirathu, Biksu Radikal Anti-Muslim Myanmar Terancam Penjara Seumur Hidup
-
Ungkap Bukti Baru, Amnesti Internasional: Militer Myanmar Langgar HAM
-
7 Tentara Myanmar Pembunuh Muslim Rohingya Diam-diam Dibebaskan
-
Setahun Lebih Dipenjara Myanmar, 2 Jurnalis Reuters Akhirnya Dibebaskan
Terpopuler
- Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
- 6 HP Snapdragon dengan RAM 8 GB Paling Murah, Lancar untuk Gaming dan Multitasking Intens
- 8 Mobil Kecil Bekas Terkenal Irit BBM dan Nyaman, Terbaik buat Harian
- 7 Rekomendasi Parfum Lokal Aroma Citrus yang Segar, Tahan Lama dan Anti Bau Keringat
- 5 Rekomendasi Moisturizer Korea untuk Mencerahkan Wajah, Bisa Bantu Atasi Flek Hitam
Pilihan
-
Breaking News! Bahrain Batalkan Uji Coba Hadapi Timnas Indonesia U-22
-
James Riady Tegaskan Tanah Jusuf Kalla Bukan Milik Lippo, Tapi..
-
6 Tablet Memori 128 GB Paling Murah, Pilihan Terbaik Pelajar dan Pekerja Multitasking
-
Heboh Merger GrabGoTo, Begini Tanggapan Resmi Danantara dan Pemerintah!
-
Toyota Investasi Bioetanol Rp 2,5 T di Lampung, Bahlil: Semakin Banyak, Semakin Bagus!
Terkini
-
Dua Menko Ikut ke Sydney, Apa Saja Agenda Lawatan Prabowo di Australia?
-
Tak Hanya Game! Politisi PKB Desak Pemerintah Batasi Medsos Anak Usai Insiden Ledakan SMA 72 Jakarta
-
Komnas HAM: Gelar Pahlawan Soeharto Cederai Sejarah Pelanggaran HAM Berat dan Semangat Reformasi
-
Ikut Terluka hingga Tulis Pesan 'DIE', Pelaku Bom SMAN 72 Jakarta Sengaja Ledakkan Kepala Sendiri?
-
Tak Hanya Warga Lokal: Terbongkar, 'Gunung' Sampah di Bawah Tol Wiyoto Berasal dari Wilayah Lain
-
5 Fakta Ngeri Istri Pegawai Pajak Diculik-Dibunuh: Pelaku Orang Dekat, Jasad Dibuang ke Septic Tank
-
Darurat Informasi Cuaca: DPR Nilai BMKG Telat, Minta 'Jurus Baru' Lewat Sekolah Lapang
-
'Tak Punya Tempat Curhat', Polisi Beberkan Latar Belakang Psikologis Pelaku Bom SMA 72 Jakarta
-
Roy Suryo Bantah Edit Ijazah Jokowi: Yang Seharusnya Tersangka Itu Orangnya
-
Wakil Ketua DPD RI: Capaian 50% Penerima Manfaat MBG Harus Menstimulasi Kemandirian Pangan Daerah