Suara.com - Politisi Partai Demokrat Andi Arief menilai dalil gugatan sengketa Pilpres 2019 yang diajukan oleh Tim Hukum capres nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno seperti pamflet. Hanya ada satu dalil yang paling istimewa yakni mengenai hilangnya acara Indonesia Lawyers Club yang ditayangkan di TV One.
Hal itu diungkapkan oleh Andi Arief melalui akun Twitter miliknya @andiarief_. Ia menilai jika dalil lainnya yang dibacakan oleh Tim Hukum Prabowo hanya seperti pamflet saja.
"Saya mendengarkan serius sidang perdana di MK kemarin. Menurut saya yang paling Istimewa dari fakta yang ditunjukkan 02 hanya soal tuduhan pembungkaman ILC karena 01 terancam, lainnya seperti pamflet," kata Andi Arief seperti dikutip Suara.com, Sabtu (15/6/2019).
Andi Arief memastikan bila cerita pembungkaman pasti dikeluarkan oleh Karni Ilyas selaku Pemimpin Redaksi TV One. Sehingga, Karni Ilyas adalah sosok yang harus membuktikan tudingan dari tim Prabowo tersebut.
"Cerita pembungkaman pasti dari @karniilyas, harus dipertanggungjawabkan," imbuh Andi Arief.
Lebih lanjut, Andi Arief meminta agar hakim Mahkamah Konstitusi bisa memanggil Karni Ilyas untuk mempertanggungjawabkan tudingan tersebut. Andi Arief menantikan kesaksian langsung dari Karni Ilyas.
"Kabarnya orang yang paling taat hukum di Indonesia adalah @karniilyas, saya menantikan dirinya bersaksi di MK apakah benar acara ILC ditutup dan dibungkam pemerintah seperti yang dikemukakan gugatan 02. Kesempatan pertama hakim bisa memanggil," ungkap Andi Arief.
Untuk diketahui, dalam membacakan poin gugatan di sidang perdana gugatan sengketa Pilpres 2019, salah satu anggota Tim Hukum Prabowo-Sandi Teuku Nasrullah mengklaim TV One mengalami tekanan hingga terpaksa membekukan program Talkshow ILC.
"Salah satu media yang mencoba netral seperti TV One kemudian mengalami tekanan dan akhirnya harus mengistirahatpanjangkan salah satu program favoritnya, Indonesia Lawyers Club," ujar Teuku Nasrullah.
Baca Juga: Kemenag Atur Ulang Arah Kilbat Salat 11 Masjid di Biak
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
Terkini
-
Resmi Diumumkan, Ini Dia 8 Hari Cuti Bersama 2026, Siap-siap Atur Jadwal Libur Panjang dari Sekarang
-
Minta Maaf Kasus Keracunan MBG Kembali Terulang, Pemerintah: Bukan Kesengajaan
-
Sejarah Bakal Berakhir! Kementerian BUMN di Ambang Dilebur ke Danantara, Istana-DPR Beri Sinyal Kuat
-
Wali Kota Prabumulih Langgar Aturan Buntut Copot Kepsek SMPN 1, Ini Sanksi dari Kemendagri
-
Modus Licik Eks Pejabat MA Zarof Ricar Sembunyikan Aset Rp35 Miliar, Ternyata Atas Nama Dua Anaknya
-
Wali Kota Prabumulih Beri Hadiah Motor Listrik ke Kepsek SMPN 1, Auto Dinyinyiri Warganet
-
Pemerintah Akui Ada Kemungkinan Kementerian BUMN Dilebur dengan Danantara, Tapi...
-
Prabowo Bersiap Naikkan Gaji ASN hingga TNI/Polri, Guru dan Nakes Jadi Prioritas Utama
-
Penggaung Jokowi 3 Periode Masuk Kabinet Prabowo, Rocky Gerung: Qodari Konservatif, Tak Progresif!
-
Geger di India, Wabah Amoeba Pemakan Otak Renggut Nyawa Bayi hingga Lansia