Suara.com - Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Maruf Amin menyatakan sistem khilafah tidak bisa diterapkan pada negara kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Maruf menegaskan khilafah bukan lagi ditolak, melainkan telah tertolak dari Sistem Pemerintahan Indonesia yang disepakati saat kemerdekaan 1945.
"Saya bilang khilafah bukan ditolak tapi tertolak, karena menyalahi kesepakatan," katanya usai menghadiri halal bihalal warga Nahdliyin di Hotel Po Semarang pada Rabu, (19/6/2019).
Menurut cawapres nomor urut 01 tersebut, sistem khilafah juga tidak akan bisa berkembang di Indonesia. Meski sistem islami, tapi telah tertolak oleh kesepakatan para leluhur pendiri Republik Indonesia yang berdasar Pancasila.
"Sistem lainnya juga islami, ada kerajaan, keamiran, dan republik seperti yang diadopsi Indonesia merupakan sistem pemerintahan islami," bebernya.
"Sistem Republik di Indonesia juga islami, hanya saja sudah melalui kesepakatan tadi, Pancasila. Jangan sampai ada yang merongrong kesepakatan itu dengan berbagai kedok," tandasnya kembali.
Karenanya, Maruf Amin meminta kepada warga Nahdliyin (NU) untuk menjaga NKRI baik dari agama maupun kedaulatan negara.
"Jangan sampai paham-paham yang menyeleweng, intoleran, dan bersifat ego kelompok berkembang di Indonesia. Paham NU itu paham moderat, rahmatan lil alamin, kita sebut ahlus sunnah wal jamaah," terangnya.
Sesuai kesepakatan NKRI, warga Nahdliyin juga berkewajiban menjaga Tanah Air dari gerakan-gerakan ekstrim yang ingin mengubah sistem pemerintahan Pancasila.
Baca Juga: Gus Nadir: Pendukung 02 Masuk Jebakan HTI Pro Khilafah, Bukan NKRI
"Pancasila itu kalimatun sawa, titik temu. Dengan Pancasila maka bersatulah semua golongan dan terbentuklah NKRI," tuturnya.
Selain itu, guna melanggengkan Pancasila dan makmurkan NKRI peran Nahdliyin bisa melakukan gerakan pemberdayaan umat. Termasuk membangun kerjasama dengan kelompok lain atas dasar kemanfaatan bersama-sama.
"Jangan sampai Indonesia dimanfaatkan oleh kepentingan kelompok-kelompok tertentu. NU harus melakukan pemberdayaan ekonomi umat. NU itu bagian umat yang belum tersejahterakan," tukasnya.
Kontributor : Adam Iyasa
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Bobby Nasution Berikan Pelayanan ke Masyarakat Korban Bencana Hingga Dini Hari
-
Pramono Anung Beberkan PR Jakarta: Monorel Rasuna, Kali Jodo, hingga RS Sumber Waras
-
Hujan Ringan Guyur Hampir Seluruh Jakarta Akhir Pekan Ini
-
Jelang Nataru, Penumpang Terminal Pulo Gebang Diprediksi Naik Hingga 100 Persen
-
KPK Beberkan Peran Ayah Bupati Bekasi dalam Kasus Suap Ijon Proyek
-
Usai Jadi Tersangka Kasus Suap Ijon Proyek, Bupati Bekasi Minta Maaf kepada Warganya
-
KPK Tahan Bupati Bekasi dan Ayahnya, Suap Ijon Proyek Tembus Rp 14,2 Miliar
-
Kasidatun Kejari HSU Kabur Saat OTT, KPK Ultimatum Segera Menyerahkan Diri
-
Pengalihan Rute Transjakarta Lebak Bulus - Pasar Baru Dampak Penebangan Pohon
-
Mendagri: Pemerintah Mendengar, Memahami, dan Menindaklanjuti Kritik Soal Bencana