Suara.com - Analis Politik Exposit Strategic Arif Susanto menilai, wacana Partai Gerindra begabung dengan koalisi partai pendukung Jokowi – Maruf Amin tidak efektif untuk menekan ketegangan politik yang terjadi pada pilpres 2019, maupun roda pemerintahan lima tahun ke depan.
Gerindra adalah partai utama pengusung Capres Cawapres nomor urut 2 Prabowo Subianto – Sandiaga Uno dalam Pilpres 2019.
"Merangkul dalam kerangka berkoalisi tidak terbukti efektif bagi jalannya pemerintahan. Ketegangan politik berkurang, iya, tapi belum tentu pemerintahan efektif,” kata Arif dalam diskusi di kantor Formappi, Jakarta, Jumat (28/6/2019).
Ia mencontohkan, ketika Susilo Bambang Yudhoyono menjadi presiden dalam dua periode, koalisi partai pendukung yang terbilang gemuk tak menjamin pemerintahannya efektif.
"(Kepemimpinan) SBY saat itu stabil, namun tidak efektif," kata dia.
Arif menuturkan, partai oposan tak harus selalu bergabung dengan pemerintah. Tapi, ia menegaskan, partai oposan harus matang dalam berpolitik.
Sebab, menurutnya, partai oposan yang ada sejak tahun 2014 hingga kekinian justru terus mencari cara untuk mendeligitimasi pemerintahan.
"Jeleknya oposisi, dari 2014 hingga kekinian selalu melakukan upaya deligitimasi dengan segala cara. Kalau Gerindra habis habisan ’hajar’ Jokowi itu bukan hal baru. Kita tahu bagaimana PDIP habis-habisan ’menghajar’ SBY. Kita enggak ada oposisi yang kritis ketika pemerintah keliru, tapi memberi apresiasi saat melakukan hal tepat,” jelasnya.
Baca Juga: Prabowo Ditolak MK, Petinggi Gerindra: Biar yang Kalah Jadi Oposisi
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
Terkini
-
Gak Perlu Mahal, Megawati Usul Pemda Gunakan Kentongan untuk Alarm Bencana
-
5 Ton Pakaian Bakal Disalurkan untuk Korban Banjir dan Longsor Aceh-Sumatra
-
Kebun Sawit di Papua: Janji Swasembada Energi Prabowo yang Penuh Risiko?
-
Bukan Alat Kampanye, Megawati Minta Dapur Umum PDIP untuk Semua Korban: Ini Urusan Kemanusiaan
-
Tak Mau Hanya Beri Uang Tunai, Megawati Instruksikan Bantuan 'In Natura' untuk Korban Bencana
-
Jaksa Bongkar Akal Bulus Proyek Chromebook, Manipulasi E-Katalog Rugikan Negara Rp9,2 Miliar
-
Mobil Ringsek, Ini 7 Fakta Kecelakaan KA Bandara Tabrak Minibus di Perlintasan Sebidang Kalideres
-
Giliran Rumah Kajari Kabupaten Bekasi Disegel KPK
-
Seskab Teddy Jawab Tudingan Lamban: Perintah Prabowo Turun di Hari Pertama Banjir Sumatra
-
7 Fakta Warga Aceh Kibarkan Bendera Putih yang Bikin Mendagri Minta Maaf