Suara.com - Pasca insiden penembakan yang dilakukan oknum aparat kepolisian Brigadir RT terhadap Bripka RE, Polsek Cimanggis dijaga ketat. Awak media pun dilarang masuk ke dalam.
Dari pantauan Suara.com Jumat (26/7/2018) sekitar pukul 08.30 WIB, Polsek Cimanggis yang terletak di Jalan Raya Bogor - Jakarta KM 33, Kelurahan Curug, Kecamatan Cimanggis, Depok tampak dijaga ketat. Gerbang pintu Kantor Polsek Cimanggis pun ditutup rapat-rapat.
Sementara terlihat Wakapolsek Cimanggis AKP Agus Khaeron tengah melakukan briefing terhadap petugas kepolisian di sekitar Polsek Cimanggis. Salah satu petugas polisi di lokasi mengatakan awak media belum diizinkan untuk masuk.
"Belum boleh masuk lagi briefing dulu sama Wakapolsek," ujarnya.
Hingga saat ini, aparat kepolisian belum memberikan keterangan resmi terkait insiden penembakan yang dilakukan oknum aparat polisi terhadap polisi.
Kepala Satuan Reserse Kriminal Polresta Depok, Komisaris Polisi Deddy Kurniawan hanya mengatakan jika hal tersebut akan disampaikan oleh Kapolresta Depok, Komisiaris Besar Polisi Didik Sugiarto.
"Nanti Pak kapolres yang statement. Nanti dikabarin ya," singkat Deddy kepada wartawan, Jumat (26/7/2019).
Dari informasi yang diterima Suara.com, penembakan dilakukan lantaran Brigadir RT kesal permintaannya tak dituruti.
Saat itu, korban yang merupakan anggota Samsat Polda Metro Jaya sedang mengamankan satu pelaku tawuran berinisial FZ, pada Kamis (25/7/2019) sekira pukul 20.30 WIB.
Baca Juga: Dorr... Dorr... Dorr... Bripka RE Tewas Ditembak 7 Kali di Polsek Cimanggis
Brigadir RT ke Polsek Cimanggis dan meminta agar RZ dibina oleh orangtuanya. Hanya saja, korban menjawab dengan nada keras, jika proses sedang berjalan.
Tak terima dengan jawaban itu, Brigadir RT kemudian menuju ruang sebelah mengeluarkan senjata api dan menembakannya ke arah Bripka RE sebanyak 7 kali tembakan.
Akibatnya korban tewas di lokasi dengan luka pada bagian dada, leher, paha dan perut.
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Kemendagri Batalkan Mutasi Kepala SMPN 1 Prabumulih, Wali Kota Arlan Terancam Sanksi
-
DPW dan DPC PPP dari 33 Provinsi Deklarasi Dukung M Mardiono Jadi Ketua Umum
-
Menteri HAM Natalius Pigai Sebut Orang Hilang 'Belum Terlihat', YLBHI Murka: Denial!
-
Dari Dirut Sampai Direktur, Jajaran BPR Jepara Artha Kini Kompak Pakai Rompi Oranye
-
Pemeriksaan Super Panjang, Hilman Latief Dicecar KPK Hampir 12 Jam soal Kuota Haji
-
Dikira Hilang saat Demo Ricuh, Polisi Ungkap Alasan Bima Permana Dagang Barongsai di Malang
-
Tito Karnavian: Satpol PP Harus Humanis, Bukan Jadi Sumber Ketakutan
-
Wamenkum Sebut Gegara Salah Istilah RUU Perampasan Aset Bisa Molor, 'Entah Kapan Selesainya'
-
'Abuse of Power?' Kemendagri Sebut Wali Kota Arlan Langgar Aturan Copot Kepala SMP 1 Prabumulih
-
Strategi Baru Senayan: Mau RUU Perampasan Aset Lolos? UU Polri Harus Direvisi Dulu