Suara.com - Hewan endemik di hutan bakau, rawa dan pantai yang berada di Kalimantan, bekantan, saat ini terancam habitatnya di Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah. Habitat hewan yang dilindungi tersebut kini terancam akibat maraknya alih fungsi lahan dan kerusakan hutan di wilayah tersebut.
Komandan Pos Jaga Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sampit Muriansyah mengatakan habitat bekantan di daerah tersebut semakin terdesak karena banyaknya pembukaan lahan perkebunan dan permukiman.
"Penyebab utamanya adalah karena habitatnya rusak, terganggu atau hilang oleh alih fungsi hutan menjadi perkebunan, permukiman dan kepentingan lainnya," kata seperti dilansir Antara di Sampit, Minggu (28/7/2019).
Dikemukakannya, Hutan Kotawaringin Timur merupakan habitat yang nyaman bagi banyak satwa, termasuk bekantan. Kera hidung panjang dengan nama ilmiah Nasalis larvatus itu banyak ditemukan di hutan pinggir sungai, seperti di Kecamatan Seranau, Pulau Hanaut, Kecamatan Mentawa Baru Ketapang, Baamang dan lainnya.
Namun kini keberadaan satwa langka itu makin terancam karena habitatnya terganggu. Selain alih fungsi lahan untuk kepentingan komersial, bencana kebakaran lahan yang terjadi hampir setiap tahun juga membawa dampak buruk bagi bekantan.
Dari pengamatannya, pekan lalu BKSDA Sampit menerima laporan warga terkait kemunculan kelompok bekantan yang diperkirakan mencapai puluhan ekor di hutan Desa Telaga Baru Kecamatan Mentawa Baru Ketapang.
Warga khawatir kemunculan puluhan bekantan itu akan mengganggu, seperti merusak kebun atau menyerang. Selain itu, warga melaporkan kepada BKSDA karena warga juga tidak ingin membunuh satwa langka tersebut.
BKSDA langsung menindaklanjuti informasi itu dengan turun ke lapangan. Sayangnya saat itu kawanan bekantan tersebut tidak terlihat di kawasan berupa semak belukar dan kebun warga seluas 80 hektare.
Sejauh ini kawanan bekantan itu tidak mengganggu atau merusak kebun warga, namun membuat warga takut untuk melintas di kawasan tersebut. Dikhawatirkan pula ada warga yang memburu dan membunuh bekantan-bekantan tersebut.
Baca Juga: Wisata Alam di Pulau Besing, Rumah bagi Bekantan
"Dari hasil observasi, belum perlu dilakukan kegiatan rescue atau penyelamatan. Kami memberikan pengarahan kepada warga yang ditemui di sekitar lokasi agar mereka tidak membunuh satwa dilindungi tersebut," kata Muriansyah.
Ia menduga kawanan bekantan itu menyasar kawasan permukiman karena habitatnya terganggu akibat alih fungsi lahan. Saat ini di kawasan itu belum ada kebakaran lahan sehingga diperkirakan alih fungsi lahan yang membuat kawanan bekantan itu mencari makanan atau habitat baru.
Kemunculan bekantan di hutan sekitar Sungai Mentaya sudah sering terjadi. Sepanjang 2018 lalu setidaknya dua kali warga menyelamatkan bekantan yang hanyut di sungai.
Bekantan itu diperkirakan hendak menyeberang dari hutan di Kecamatan Seranau menuju Kecamatan Mentawa Baru Ketapang. Sayangnya satwa langka itu tidak mampu melawan arus di sungai selebar sekitar 530 meter itu sehingga hanyut.
Warga menyelamatkan bekantan tersebut dan melaporkannya ke BKSDA. Setelah diperiksa dan dinilai sehat, bekantan itu kemudian dilepasliarkan kembali ke hutan di Kecamatan Seranau. (Antara)
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
Terkini
-
Modus Licik Eks Pejabat MA Zarof Ricar Sembunyikan Aset Rp35 Miliar, Ternyata Atas Nama Dua Anaknya
-
Wali Kota Prabumulih Beri Hadiah Motor Listrik ke Kepsek SMPN 1, Auto Dinyinyiri Warganet
-
Pemerintah Akui Ada Kemungkinan Kementerian BUMN Dilebur dengan Danantara, Tapi...
-
Prabowo Bersiap Naikkan Gaji ASN hingga TNI/Polri, Guru dan Nakes Jadi Prioritas Utama
-
Penggaung Jokowi 3 Periode Masuk Kabinet Prabowo, Rocky Gerung: Qodari Konservatif, Tak Progresif!
-
Geger di India, Wabah Amoeba Pemakan Otak Renggut Nyawa Bayi hingga Lansia
-
Tepis Kabar Rektor IPB Arif Satria Bakal Dilantik Jadi Kepala BRIN, Mensesneg: Belum Ada Hari Ini
-
Alasan Kuat Prabowo Tunjuk Dony Oskaria Jadi Plt Menteri BUMN: Beliau COO Danantara
-
Profil Dony Oskaria, Plt Menteri BUMN Pilihan Prabowo yang Hartanya Tembus Rp 29 Miliar
-
Polisi Bongkar Modus Lempar Bola Komplotan Copet di Halte TransJakarta, Begini Praktiknya!