Suara.com - Kepala badan intelijen Amerika Serikat Dan Coats, yang berbeda penilaian dengan Presiden Donald Trump soal Rusia, Iran dan Korea Utara, telah menyatakan akan mengundurkan diri.
Trump mengatakan pada Minggu (28/7) bahwa akan menunjuk John Ratcliffe untuk menggantikan Coats sebagai Direktur Intelijen Nasional (National Intelligence).
Ratcliffe adalah anggota DPR dari Partai Republik asal Texas dan pada sidang Kongres AS baru-baru ini sangat membela Trump.
Coats akan berhenti menjabat sebagai kepala badan intelijen tersebut pada 15 Agustus, kata Trump ketika ia mengumumkan keputusannya di Twitter.
Intelijen Nasional dibentuk setelah serangan 11 September 2001 di Amerika Serikat. Badan tersebut membawahi 17 badan intelijen sipil dan militer AS, termasuk CIA (Badan Intelijen Pusat).
Ratcliffe, anggota komite intelijen dan kehakiman Dewan Perwakilan Rakyat, baru-baru ini membela Trump saat Jaksa Khusus Robert Mueller memaparkan hasil penyelidikan selama dua tahun soal campur tangan Rusia dalam Pemilihan Presiden AS 2016 serta kemungkinan pelanggaran hukum.
Ratcliffe menjadi anggota Kongres pada 2015. Beberapa petinggi Partai Republik telah mendorong Ratcliffe untuk dijadikan sebagai Jaksa Agung AS tahun lalu setelah Trump mendepak Jeff Sessions dari jabatan itu.
Coats, yang menjabat sebagai direktur Intelijen Nasional sejak Maret 2017, kerap berselisih paham dengan Trump.
Coats cenderung ingin mengambil pendekatan keras terhadap Rusia, yang jauh berbeda dengan langkah perdamaian yang ditempuh Trump dalam menghadapi Presiden Rusia Vladimir Putin.
Baca Juga: Aksi Penembakan Gegerkan Acara Festival Kuliner di Amerika
Pada Januari, Coats mengatakan kepada Kongres bahwa Korea Utara tampaknya tidak akan menghentikan program senjata nuklirnya sementara Trump menyatakan bahwa Pyongyang sudah tidak lagi menjadi ancaman.
Coats juga mengatakan kepada para anggota DPR bahwa Iran sudah terus mematuhi perjanjian nuklir 2015, yang ditandatangani bersama negara-negara kuat dunia. Trump menarik AS keluar dari perjanjian itu pada Mei 2018.
Satu hari setelah Coats mengeluarkan pernyataan itu di DPR, Trump mengeluh di Twitter bahwa para pemimpin intelijen AS bergerak secara "pasif dan naif' dan menganjurkan agar mereka "kembali ke sekolah!". (Reuters/Antara)
Berita Terkait
Terpopuler
- Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
- 5 Rekomendasi Bedak Two Way Cake untuk Kondangan, Tahan Lama Seharian
- 5 Rangkaian Skincare Murah untuk Ibu Rumah Tangga Atasi Flek Hitam, Mulai Rp8 Ribuan
- 5 Rekomendasi Sepatu Lari Selain Asics Nimbus untuk Daily Trainer yang Empuk
- 5 Powder Foundation Paling Bagus untuk Pekerja, Tak Perlu Bolak-balik Touch Up
Pilihan
-
10 City Car Bekas untuk Mengatasi Selap-Selip di Kemacetan bagi Pengguna Berbudget Rp70 Juta
-
PSSI Butuh Uang Rp 500 Miliar Tiap Tahun, Dari Mana Sumber Duitnya?
-
Vinfast Limo Green Sudah Bisa Dipesan di GJAW 2025, Ini Harganya
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
Terkini
-
Wamen KP hingga Menteri Ngaku Terbantu dengan Polisi Aktif di Kementerian: Pengawasan Jadi Ketat
-
Soal Larangan Rangkap Jabatan, Publik Minta Aturan Serupa Berlaku untuk TNI hingga KPK
-
FPI Gelar Reuni 212 di Monas, Habib Rizieq Shihab Dijadwalkan Hadir
-
Studi INDEF: Netizen Dukung Putusan MK soal Larangan Rangkap Jabatan, Sinyal Publik Sudah Jenuh?
-
FPI Siap Gelar Reuni 212, Sebut Bakal Undang Presiden Prabowo hingga Anies Baswedan
-
Sekjen PDIP Hasto Lari Pagi di Pekanbaru, Tekankan Pentingnya Kesehatan dan Semangati Anak Muda
-
Menag Klaim Kesejahteraan Guru Melesat, Peserta PPG Naik 700 Persen di 2025
-
Menteri PPPA: Cegah Bullying Bukan Tugas Sekolah Saja, Keluarga Harus Turut Bergerak
-
Menteri Dikdasmen Targetkan Permen Antibullying Rampung Akhir 2025, Berlaku di Sekolah Mulai 2026
-
Polisi Tangkap Dua Pengedar Sabu di Bekasi, Simpan Paket 1 Kg dalam Bungkus Teh