Suara.com - Anggota Panitia Seleksi Capim KPK, Hendardi menanggapi soal desakan Koalisi Masyarakat Sipil Antikorupsi yang terus mempermasalahkan Laporan Harta Kekayaan Pejabat Negara para peserta Capim KPK.
Hendardi pun mencontohkan dalam seleksi jilid IV capim KPK 4 tahun lalu, tak ada persoalan terkait LHKPN para peserta yang diwajibkan kepada capim KPK ketika awal pendaftaran.
"Empat tahun lalu mereka enggak ributin ini. Kenapa sekarang diributin? Karena LHKPN itu laporannya ke KPK," kata Hendardi di Gedung Sekretariat Negara, Jakarta Pusat, Senin (5/8/2019).
Hendardi menganggap tujuan koalisi masyarakat sipil untuk menjegal peserta lain di luar dari unsur KPK. Bahkan menurutnya, hal itu tak adil.
"Jelas orang-orang yang berasal dari unsur KPK, sudah siap dengan itu semua. Ini cara lain untuk menjegal calon lain. Itu enggak adil dong," ungkap Hendardi
Hendardi menegaskan bahwa dalam ketentuan pelaporan LHKPN memang sebagai syarat untuk menjadi pimpinan KPK. Namun, LHKPN ditempatkan bukan bagi peserta Capim KPK. Namun, ketika mereka telah terpilih menjadi lima komisioner.
"Jadi, kan syaratnya kami katakan, membuat surat pernyataan apabila terpilih. Jadi, buat apa sekarang kami capek-capek. Banyak urusan kami, kan harus lihat yang lainnya, kami enggak mau didikte sama yang begitu," kata Hendardi
Hendardi mengatakan LHKPN yang selalu dipermasalahkan Koalisi Masyarakat Sipil berupaya untuk menginterpretasikan lain soal aturan LHKPN.
Hendardi pun kembali menegaskan bahwa dalam undang undang KPK, untuk pelaporan LHKPN bagi peserta yang telah dilantik resmi oleh Presiden.
Baca Juga: Pansel Bakal Telusuri Rekam Jejak 40 Capim KPK yang Lolos Tes Psikologi
"Ya, kenapa sekarang baru diributin? Karena mau jegal orang-orang di luar KPK. Karena unsur KPK sudah pasti, sebagai pekerja KPK, anda sudah harus membuat LHKPN. Sudah jelas," terangnya.
Berita Terkait
-
Pansel Bakal Telusuri Rekam Jejak 40 Capim KPK yang Lolos Tes Psikologi
-
Tes Psikologi Capim KPK Libatkan TNI AD, Pansel: Biasa Kok Dilakukan
-
Basaria Pandjaitan Tak Lolos Tes Psikologi Capim KPK Jilid V
-
40 Orang Lolos Seleksi Capim KPK, Ini Dia Nama-namanya
-
40 Peserta Dinyatakan Lolos Seleksi Psikologis Capim KPK
Terpopuler
- Kecewa Kena PHP Ivan Gunawan, Ibu Peminjam Duit: Kirain Orang Baik, Ternyata Munafik
- Nasib Maxride di Yogyakarta di Ujung Tanduk: Izin Tak Jelas, Terancam Dilarang
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
- Gibran Dicap Langgar Privasi Saat Geledah Tas Murid Perempuan, Ternyata Ini Faktanya
Pilihan
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
-
Dukungan Dua Periode Prabowo-Gibran Jadi Sorotan, Ini Respon Jokowi
-
Menkeu Purbaya Putuskan Cukai Rokok 2026 Tidak Naik: Tadinya Saya Mau Turunin!
Terkini
-
Sebut Produksi Jagung Melesat, Titiek Soeharto Ungkap Andil Polri soal Swasembada Pangan
-
Mardiono Ungkap Kericuhan di Muktamar X PPP Akibatkan Korban Luka yang Dilarikan ke Rumah Sakit
-
Muktamar X PPP: Mardiono Akui Konflik Internal Jadi Biang Kegagalan di Pemilu 2024
-
Baru Hari Pertama Muktamar X PPP, Mardiono Sudah Menang Secara Aklamasi
-
Solid! Suara dari Ujung Barat dan Timur Indonesia Kompak Pilih Mardiono di Muktamar X PPP
-
Bukan Kader, tapi Provokator? PPP Curiga Ada Penyusup yang Tunggangi Kericuhan Muktamar X
-
15 Tahun Menanti, Bobby Nasution Jawab Keluhan Warga Bahorok
-
Bobby Nasution Minta Mitigasi Dini Banjir Bandang Bahorok
-
Prabowo Akui Keracunan MBG Masalah Besar, Minta Tak Dipolitisasi
-
Di Panggung Muktamar, Mardiono Minta Maaf dan Akui Gagal Bawa PPP Lolos ke Parlemen