Suara.com - Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudi menghadiri acara silaturahmi dan dialog dengan tema "Pancasila Perekat Kita, Satu Nusa Satu Bangsa" yang digelar di Hotel Grand Sahid, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Senin (12/7/2019).
Dalam sambutannya, Ryamizard menuturkan ancaman yang dihadapi bangsa Indonesia di era perkembangan modernisasi dan globalisasi yang harus diwaspadai selain ancaman fisik baik ancaman nyata maupun ancaman belum nyata, yakni ancaman non-fisik. Ancaman non-fisik kata Ryamizard yakni ancaman terhadap mindset bangsa Indonesia untuk merubah ideologi Pancasila.
"Kita juga harus selalu waspada terhadap ancaman non-fisik yaitu, ancaman terhadap "mindset" Bangsa Indonesia yang berupaya untuk mengubah Ideologi Negara Pancasila atau yang populer dengan istilah perang modern atau “Proxy War"," ujar Ryamizard.
Serangan mindset atau perang modern kata Ryamizard akan terus mempengaruhi hati dan pikiran rakyat dengan tujuan untuk membelokkan pemahaman terhadap ideologi negara.
Ryamizard mengatakan metode operasional perang tersebut dilakukan melalui Infiltrasi ke dalam dimensi intelijen, militer, pendidikan, ekonomi, ideologi, politik, Sosial Budaya atau kultur dan agama, bantuan-bantuan, kerja sama berbagai bidang dan media atau informasi.
"Muara akhir dari perang modern yang benuansa materialisme ini adalah guna menguasai sumber-sumber daya alam dan sumber perekonomian nasional," ucap dia.
Ia pun mencontohkan beberapa negara yang telah hancur karena idelogi dan simbol persatuannya telah dirusak oleh pengaruh Ideologi lain seperti misalnya Yugoslavia, Uni Soviet atau Rusia serta beberapa negara di Timur Tengah.
"Dimana rakyatnya telah kehilangan rasa cinta kepada tanah airnya, sehingga harus rela mengungsi ke tempat lain yang juga belum tentu diterima. Ini adalah salah satu contoh negara gagal," tutur Ryamizard.
Tak hanya itu, Ryamizard menyebut hakekatnya indikator kekuatan suatu bangsa yang merdeka sangat ditentukan kekuatan persatuan yang dilandasi ideologi sebagai dasar negara. Dengan adanya dasar negara yang kuat kata dia, suatu bangsa tidak akan mudah terombang ambing dalam menghadapi permasalahan baik yang dari dalam maupun dari luar.
Baca Juga: Jokowi Bilang Izin FPI Bisa Tak Diperpanjang, Ini Kata Menhan Ryamizard
"Ideologi negara juga merupakan bintang penuntun yang memberikan orientasi, arah perjuangan dan pembangunan bangsa ke depan," kata Ryamizard.
Karena itu Ryamizard mengaku bersyukur, sebagai bangsa yang merdeka patut bersyukur dan bangsa karena bangsa Indonesia memiliki ideologi Pancasila sebagai sebuah anugerah yang luar biasa dari Tuhan Yang Maha Besar sebagai dasar negara, ideologi negara, dan pandangan hidup bangsa yang digali oleh para pendiri bangsa
"Setiap Negara memiliki konsep ideologinya masing-masing sebagai simbol pemersatu yang khas dan pas untuk negaranya sendiri, seperti Komunisme untuk China dan Korea Utara, Liberalisme untuk Amerika, Monarchi atau Kerajaan untuk Inggris dan Syariah Islam yang berbasis Wahabisme untuk Arab Saudi dan beberapa Negara di Timur Tengah. Tetapi, Di Indonesia, ideologi-ideologi di atas tidak boleh," tandasnya.
Dalam acara tersebut hadir mantan Wakil Presiden Try Sutrisno, Rahmawati Soekarnoputri, Salahuddin Wahid atau Gus Solah, Dede Yusuf, Ustaz Haikal Hassan.
Berita Terkait
-
Jokowi Bilang Izin FPI Bisa Tak Diperpanjang, Ini Kata Menhan Ryamizard
-
30 Teroris Masuk Jakarta Jelang Sidang MK, Perintah Menhan: Selesaikan!
-
Menhan Ryamizard Tegaskan Tak Ada Lagi 01 dan 02
-
3% TNI Anti Pancasila, Menhan di Mabes: Mumpung Ada Sesepuh, Ayo Bahas Ini!
-
Menhan Ryamizard: Masih Ada Kelompok Radikal Anti Pancasila Mau Bikin Rusuh
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
Istana Tanggapi Gerakan 'Stop Tot Tot Wuk Wuk' di Media Sosial: Presiden Aja Ikut Macet-macetan!
-
Emil Audero Jadi Kunci! Cremonese Bidik Jungkalkan Parma di Kandang
-
DPR Usul Ada Tax Amnesty Lagi, Menkeu Purbaya Tolak Mentah-mentah: Insentif Orang Ngibul!
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
Terkini
-
Digerebek Satpol PP Diduga Sarang Prostitusi, Indekos di Jakbar Bak Hotel: 3 Lantai Diisi 20 Kamar!
-
Usai Siswa Keracunan Massal, DPR Temukan Ribuan SPPG Fiktif: Program MBG Prabowo Memang Bermasalah?
-
RUU Perampasan Aset Mesti Dibahas Hati-hati, Pakar: Jangan untuk Menakut-nakuti Rakyat!
-
Ucapan Rampok Uang Negara Diusut BK, Nasib Wahyudin Moridu Ditentukan Senin Depan!
-
Survei: Mayoritas Ojol di Jabodetabek Pilih Potongan 20 Persen Asal Orderan Banyak!
-
Sambut Putusan MK, Kubu Mariyo: Kemenangan Ini Milik Seluruh Rakyat Papua!
-
Tak Ada Tawar Menawar! Analis Sebut Reformasi Polri Mustahil Tanpa Ganti Kapolri
-
Menjelajahi Jantung Maluku: "Buru Expedition" Wanadri Ungkap Kekayaan Tersembunyi Pulau Buru
-
Polemik Ijazah Gibran Tak Substansial tapi Jadi Gaduh Politik
-
Klarifikasi Ijazah Gibran Penting agar Tidak Ulangi Kasus Jokowi