Suara.com - Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon mengkritisi pelaksanaan ikrar setia 14 eks anggota Harokah Islam Indonesia, Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII), dan Negara Islam Indonesia (NII) di kantor Menkopolhukam Wiranto pada Selasa (13/8/2019) kemarin.
Fadli menilai, ikrar seperti tersebut tidak perlu lagi dilaksanakan lantaran persoalannya telah selesai sejak jauh hari.
Fadli bahkan secara terang-terangan meminta agenda semacam itu tidak disengaja dibuat hanya untuk menarik perhatian agar menteri bersangkutan terpilih kembali pada periode kedua Joko Widodo.
"Waduh setahu saya sudah lama (mereka) sumpah setia kepada NKRI, kok ada lagi yang baru lagi. Menurut saya enggak perlu lagi diada-adakan itu dari tahun 70-an sudah beres itu, saya sebagai orang sejarah enggak melihat ada yang baru. Jangan ini jadi proposal untuk jadi menteri lagi," kata Fadli di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (14/8/2019).
Fadli juga tidak melihat adanya ancaman dari kelompok yang diketahui keberadaannya sudah sejak lama ada di Indonesia. Bahkan disebut Fadli, anggota dari kelompok tersebut sudah pernah ada yang menjabat di struktur pemerintahan lantaran persoalannya memang sudah dianggap selesai.
"Enggak ada lagi, DI/TII sudah selesai kalau anda lihat sejarahnya tahun 60-an sudah selesai. Kemudian mereka awal-awal sudah masuk dalam bagian pemerintahan jadi lurah, camat, sudah selesai itu dan jangan diungkit-ungkit sehingga jadi pemicu perdebatan baru. Masa mereka harus cium bendera merah putih, jadi itu inisiatif Pak Wiranto menurut saya enggak perlu," kata Fadli.
Diketahui, mantan anggota Harokah Islam Indonesia, DI/TII, dan NII membacakan ikrar setia pada Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, dan Bhinneka Tinggal Ika di Gedung Kemenko Polhukam, Selasa (13/8/2019) pagi. Pembacaan ikrar tersebut dipimpin langsung oleh Menkopolhukam, Wiranto.
Sebanyak 14 orang mantan anggota Harokah Islam Indonesia, DI/TII, dan NII tersebut hadir.
Mereka adalah Sarjono Karyosuwiryo, Dadang Fathurrahman, Aceng Mi’rah Mujahidin, Yudi Muhammad Auliya, Yana Suryana, Deden Hasbullah, Ahmad Icang Rohiman, Mamat Rohimat, Dadang Darmawan, Eko Hery Sudibyo, Cepi Ardiyansyah, Nandang Syuhada, Deris Andrian, dan Ali Abdul Adhim.
Baca Juga: Briptu Heidar Tewas di Papua, Wiranto: Kami Sedang Mengamankan Daerah Itu
Sarjono Kartosuwiryo selaku putra tokoh utama DI/TII-NII, Sekarmaji Marinan Kartosuwiryo, memimpin ikrar sumpah tersebut.
Dalam kesempatan tersebut, Sarjono mengungkapkan alasan terkait pembacaan ikrar setia pada Pancasila.
"Saya tidak bisa menilai sesuatu hal yang baik atau buruk. Itu bukan hak saya. Itu nanti Allah yang memutuskan. Tetapi saya menerima akibat yang buruk daripada perpecahan," kata Sarjono di lokasi.
Sarjono mengatakan, kekinan masih ada sekitar 2 juta anggota Darul Islam orang yang masih berstatus anggota. Ia berharap mereka mau bergabung dan setia pada Pancasila.
"Saya tidak punya data resminya ada berapa, tapi saya memperkirakan masih ada dua juta. Nah oleh sebab itu, saya mengimbau kepada rekan-rekan untuk bersatu bersama membangun negara ini sebab negara ini kalau rusak bocor ya kita sendiri yang tenggelam," katanya.
Berita Terkait
-
Singgung Jokowi, Fadli Zon: Jangan Cari Menteri Masih Belajar, Bisa Repot
-
Fadli Zon ke Jokowi: Jangan Cari Menteri yang Sedang Belajar
-
Ini Alasan Eks Anggota Harokah Islam, DI dan NII Ucap Ikrar Setia Pancasila
-
PDIP Usul Amandemen UUD 45, Fadli Zon: Jangan karena Kepentingan Sesaat
-
PAN Usul Pemimpin MPR Ditambah Jadi 10 Orang, Fadli Zon Setuju
Terpopuler
- Lupakan Louis van Gaal, Akira Nishino Calon Kuat Jadi Pelatih Timnas Indonesia
- Mengintip Rekam Jejak Akira Nishino, Calon Kuat Pelatih Timnas Indonesia
- 7 Mobil Keluarga 7 Seater Seharga Kawasaki Ninja yang Irit dan Nyaman
- Link Download Logo Hari Santri 2025 Beserta Makna dan Tema
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 21 Oktober 2025: Banjir 2.000 Gems, Pemain 110-113, dan Rank Up
Pilihan
-
5 Laga Klasik Real Madrid vs Juventus di Liga Champions: Salto Abadi Ronaldo
-
Prabowo Isyaratkan Maung MV3 Kurang Nyaman untuk Mobil Kepresidenan, Akui Kangen Naik Alphard
-
Suara.com Raih Penghargaan Media Brand Awards 2025 dari SPS
-
Uang Bansos Dipakai untuk Judi Online, Sengaja atau Penyalahgunaan NIK?
-
Dedi Mulyadi Tantang Purbaya Soal Dana APBD Rp4,17 Triliun Parkir di Bank
Terkini
-
Dukung Revisi UU Hak Cipta untuk Lindungi Karya Jurnalistik, AMSI Serahkan Simbol Dukungan Ini
-
Prabowo Setujui Ditjen Pesantren, PDIP Siap 'Perkuat Narasi Patriotisme'
-
Polemik Utang Hingga Dugaan Markup Whoosh, PDIP Tugaskan Fraksi Lakukan Kajian
-
'Skema Mafia' Terbongkar: Rp 40 Miliar Digelontorkan untuk 'Beli' Vonis Lepas Korupsi CPO
-
Akui Sulit Tangkap Gembong Narkoba Fredy Pratama, Bareskrim: Dikejar Lari-lari!
-
Bukan Cuma Iklan: 5 Bos Media Bongkar 'Revenue Stream' Ajaib di Era AI
-
Pakar Pidana Tegaskan Polemik Patok Kayu PT WKM Harusnya Tak Jadi Perkara Pidana
-
Kejagung Dalami Jejak Korupsi Chromebook Sampai ke 'Ring 1' Nadiem Makarim
-
Terungkap! Alasan Sebenarnya APBD DKI Jakarta Numpuk Rp14,6 Triliun! Bukan Deposito, Tapi...?
-
Kejati Jakarta Bongkar Skandal LPEI: Negara 'Dibobol' Hampir Rp 1 Triliun