Suara.com - Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) mengecam tindakan Anies menggelar upacara peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Indonesia ke 74 di kawasan pantai Maju hasil reklamasi Teluk Jakarta. Dipilihnya lokasi tersebut sebagai peringatan kelahiran RI dianggap mengkhianati pemilihnya di Pilkada DKI Jakarta 2017 lalu.
Manajer Kampanye Perkotaan Walhi, Dwi Sawung mempertanyakan tujuan Gubernur DKI Jakarta memilih pulau reklamasi sebagai lokasi upacara. Jika tujuannya sebagai tanda menghentikan reklamasi maka ia bisa menerimanya.
"Misalnya ini cuma menunjukan ini bakal melanjutkan reklamasi, ya enggak setuju juga sih," ujar Sawung saat dihubungi, Rabu (14/8/2019).
Namun ia tidak melihat adanya tanda Anies akan menghentikan reklamasi. Pasalnya, bangunan tanpa IMB yang ada di pulau buatan itu tak kunjung dibongkar.
Bahkan lebih jauh, jika Anies berniat menghentikan reklamasi maka pasir pulau tersebur harusnya dikembalikan ke tempat asalnya. Namun tindakan tersebut tidak terlihat akan diinisiasi oleh Pemprov DKI.
"Harusnya aset-aset pegawai Pemda DKI, Satpol PP dikerahkan untuk menutup yang ilegal gitu ya. Kan mereka bangun tanpa IMB," tutur Sawung.
Karena itu sampai rencana Anies menggelar upacara tersebut pada 17 Agustus mendatang, ia belum lihat Anies akan merealisasi janji kampanyenya. Karena itu Anies dianggap mengkhianati pemilihnya karena banyak yang memilih Anies karena janji untuk menghentikan reklamasi.
"Suara terbanyak dia orang-orang yang menolak reklamasi. Ini kan seperti mengkhianati pemilihnya,"
Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan mengaku sengaja memilih pantai maju atau pulau D hasil reklamasi teluk Jakarta untuk upacara 17 Agustus karena memiliki tujuan sendiri. Anies mengaku upacara itu menandakan lahan reklamasi adalah milik negara.
Baca Juga: Anies: Kewajiban Uji Emisi Akan Pacu Bengkel Berinvestasi
Menurut Anies, dulu, pulau hasil reklamasi seperti diprivatisasi karena tidak sembarang orang boleh memasukinya. Bahkan pulau-pulau buatan itu terkesan hanya dimiliki oleh pihak swasta.
"Bahkan media pun masuk kesana tidak bisa, dijaga ketat seakan-akan itu milik pribadi, seakan-akan milik swasta," ujar Anies di gedung DPRD DKI, Rabu (14/8/2019).
Berita Terkait
Terpopuler
- Pecah Bisu Setelah Satu Dekade, Ayu Ting Ting Bongkar Hubungannya dengan Enji Baskoro
- 17 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 20 September: Klaim Pemain 110-111 dan Jutaan Koin
- Nasib Aiptu Rajamuddin Usai Anaknya Pukuli Guru, Diperiksa Propam: Kau Bikin Malu Saya!
- Korban Keracunan MBG di Yogyakarta Nyaris 1000 Anak, Sultan Akhirnya Buka Suara
- Momen Thariq Halilintar Gelagapan Ditanya Deddy Corbuzier soal Bisnis
Pilihan
-
Rapor Dean James: Kunci Kemenangan Go Ahead di Derby Lawan PEC Zwolle
-
Nostalgia 90-an: Kisah Tragis Marco Materazzi yang Nyaris Tenggelam di Everton
-
5 Rekomendasi HP 1 Jutaan Memori 256 GB Terbaru September 2025
-
Perbandingan Spesifikasi Redmi 15C vs POCO C85, Seberapa Mirip HP 1 Jutaan Ini?
-
Rapor Pemain Buangan Manchester United: Hojlund Cetak Gol, Rashford Brace, Onana Asisst
Terkini
-
Panglima TNI Beberkan Alasan TNI Tambah Alutsista Baru, 'Harimau Besi' yang Mengerikan!
-
Jokowi Perintahkan Relawan Dukung Prabowo-Gibran 2 Periode, Loyalis Malah Beri Jawaban Menohok?
-
Mengupas MDIS: Kampus Singapura Tempat Gibran Raih Gelar Sarjana, Ijazahnya Ternyata dari Inggris!
-
Minta Satpol PP Tak Pakai Kekerasan, Mendagri Tito: Biar Didukung Publik
-
Anak Mantan Bupati Koruptor Kini Dipecat PDIP: Jejak Skandal DPRD Viral "Rampok Uang Negara"
-
7 Klausul Surat Perjanjian MBG SPPG Sleman: dari Rahasiakan Keracunan hingga Ganti Rugi Rp80 Ribu
-
Tiga Kecelakaan Transjakarta dalam Sebulan, Pemprov DKI Fokus Perbaikan Human Factor
-
Serangan Roy Suryo! Sebut Ijazah S1 Gibran Palsu Beli di Website, Samakan IQ Rendah dengan Jokowi
-
Sinyal Retak? Jokowi Perintahkan Dukung Gibran 2 Periode, GCP Balas Telak: Wapres Tak Harus Dia!
-
Adian Napitupulu Minta Kewenangan BAM DPR Ditambah, Biar Bisa Panggil Pejabat Bermasalah