Suara.com - Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan melontarkan sindiran kepada Panitia Khusus (Pansus) pemilihan Wakil Gubernur DKI Jakarta. Sindiran Anies itu diungkap usai menghadiri rapat paripurna pengesahan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah Perubahan (APBDP).
Usai rapat di ruangan paripurna, Anies menemui para wartawan untuk memberikan keterangan di depan pintu ruang rapat. Para wartawan meminta Anies untuk menyesuaikan posisi agar mendapatkan gambar yang sesuai.
"Pak Anies maju pak, mundur dikit, agak ke samping pak," ujar awak media di gedung DPRD, Rabu (14/8/2019).
Anies lantas mengikuti arahan para wartawan dan bergerak maju mundur. Namun Anies menyebut gerakannya yang maju mundur seperti Pansus.
"Kayak Pansus maju mundur," ujar Anies disambut gelak tawa awak media.
Saat wawancara, Anies juga ditanya soal proses pemilihan pengganti Sandiaga Uno yang tak kunjung selesai. Namun Anies enggan menjawab lebih jauh karena merasa jenuh diberikan pertanyaan yang sama setiap hari.
"Rasanya saya ditanya ini terus tiap hari, jadi jawabannya sama," kata Anies.
Sudah genap satu tahun sejak 10 Agustus lalu kursi Wagub kosong. Bahkan hari ini sudah menjelang waktu pelantikan anggota DPRD periode 2019-2024 pada 25 Agustus mendatang.
Kemungkinan proses pemilihan Wagub akan dikerjakan DPRD baru tersebut. Hal tersebut dibenarkan Wakil Ketua DPD Partai Gerindra DKI Jakarta, Syarif. Syarif menyebut PKS selaku partai pengusung dua kandidat Wagub, menjadi penyebabnya.
Baca Juga: Alasan Upacara 17 Agustus di Pulau Reklamasi, Anies: Simbol Itu Tanah Kita
Saat ini, proses pemilihan Wagub masih tertahan karena tata tertib (tatib) untuk rapat paripurna belum kunjung disahkan. Rapat Pimpinan Gabungan (Rapimgab) untuk mengesahkan tatib tersebut kerap ditunda karena hanya dihadiri sedikit anggota DPRD DKI.
Menurut Syarif, PKS tidak handal melakukan lobi-lobi politik dengan partai lainnya untuk bisa menghadiri Rapimgab. Akibatnya Rapimgab selaku tidak memenuhi syarat minimal kehadiran anggota (quorum).
"Sangat berpotensi (Rapat Paripurna) akan berlangsung setelah anggota DPRD yang baru. Saya kira ini terjadi karena PKS kurang optimal dalam melakukan pendekatan dan lobi-lobi," ujar Syarif saat dihubungi, Jumat (2/8/2019).
Berita Terkait
-
DPRD DKI Setujui Anggaran Balap Formula E Sebesar Rp 360 Miliar
-
Caleg Gerindra Raih Suara Terbanyak di Jakarta, PSI Paling Sedikit
-
Bebas Ganjil Genap, Anies Ingin Warga Jakarta Beli Mobil Listrik
-
Ganjil Genap Sepeda Motor, Begini Pandangan Waket DPRD DKI Jakarta
-
Polusi Udara Jakarta Buruk, Anies Baswedan Kembali Digugat
Terpopuler
- 3 Fakta Menarik Skuad Timnas Indonesia Jelang Duel Panas Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- 15 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 27 September 2025, Kesempatan Raih Pemain OVR 109-113
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
Pilihan
-
Misi Bangkit Dikalahkan Persita, Julio Cesar Siap Bangkit Lawan Bangkok United
-
Gelar Pertemuan Tertutup, Ustaz Abu Bakar Baasyir Ungkap Pesan ke Jokowi
-
Momen Langka! Jokowi Cium Tangan Abu Bakar Ba'asyir di Kediamannya di Solo
-
Laga Klasik Timnas Indonesia vs Arab Saudi: Kartu Merah Ismed, Kemilau Boaz Solossa
-
Prabowo 'Ngamuk' Soal Keracunan MBG: Menteri Dipanggil Tengah Malam!
Terkini
-
Otak Pembobol Rekening Dormant Rp204 M Ternyata Orang Dalam, Berkas Tersangka Sudah di Meja Kejagung
-
Janji Kapolri Sigit Serap Suara Sipil Soal Kerusuhan, Siap Jaga Ruang Demokrasi
-
Indonesia Nomor 2 Dunia Kasus TBC, Menko PMK Minta Daerah Bertindak Seperti Pandemi!
-
Terpuruk Pasca-Muktamar, Mampukah PPP Buktikan Janji Politiknya? Pengamat Beberkan Strateginya
-
Hapus BPHTB dan PBG, Jurus Jitu Prabowo Wujudkan Target 3 Juta Rumah
-
Buntut Bobby Nasution Razia Truk Aceh, Senator Haji Uma Surati Mendagri: Ini Melanggar Aturan!
-
Bongkar 7 Cacat Fatal: Ini Alasan Kubu Nadiem Makarim Yakin Menang Praperadilan
-
MK Hindari 'Sudden Death', Tapera Dibatalkan tapi Diberi Waktu Transisi Dua Tahun
-
Romo Magnis Ajak Berpikir Ulang: Jika Soekarno Turuti Soeharto, Apakah Tragedi '65 Bisa Dicegah?
-
Bye-bye Kehujanan di Dukuh Atas! MRT Jadi Otak Integrasi 4 Moda Transportasi Jakarta