Suara.com - Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menilai adanya penambahan pasukan TNI /Polri di Manokwari dan Sorong, Papua Barat bertujuan agar memberikan rasa tenang kepada masyarakat. Sebab kata dia, bukan hanya etnis Papua, melainkan ada etnis lain yang tinggal di Papua.
"Kita menginginkan penambahan kekuatan dalam rangka masyarakat itu biar tenang. karena masyarakat di Papua kan banyak. Bukan hanya Papua saja. masyarakat etnis-etnis yang lain kan juga banyak," kata Moeldoko di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (23/8/2019).
Moeldoko pun meminta agar siapapun jangan menyimpulkan adanya penambahan pasukan di Papua karena kondisinya belum aman.
"Makanya semua warga yang ada di Papua harus merasa aman begitu. Jangan dibalik-balik, merasa enggak aman, jangan, salah itu pemahamannya," ujarnya.
Diketahui ada penambahan 600 pasukan di Manokwari dan Sorong pasca kerusuhan Senin (19/8/2019).
Pasukan Brimob tersebut didatangkan dari Polda Sulawasi Utara, Sulawesi Selatan, Maluku dan Bali. Jumlahnya ada 6 SST atau 600 personel. Adapun pembagiannya yakni 4 SST di Manokwari dan 2 SST di Sorong.
Mantan Panglima TNI itu menegaskan penambahan pasukan bertujuan agar situasi di Papua terjaga dengan baik dan tidak ada lagi tindakan-tindakan yang merugikan kepada semua masyarakat Papua.
Karena penambahan pasukan baik dari TNI atau Polri bertujuan memberikan rasa tenang, bukan menekan masyarakat Papua.
"Justru kita menambah kekuatan, polisi ditambahkan juga, agar bisa terjaga situasi dengan baik, jangan sampai ada tindakan-tindakan yang pada akhirnya kita merasa rugi semuanya. Justru itu, kita penambahan pasukan itu, baik polisi maupun TNI tujuannya justru ingin memberikan rasa tenang, gitu ya. bukan upaya untuk menekan, enggak," kata dia.
Baca Juga: Polisi Ditembak saat Baku Tembak di Wamena Papua, Kena di Paha
Berita Terkait
-
Gerakan Suluh Kebangsaan: Tindak Tegas Pelaku Rasisme Papua!
-
Istri Gus Dur: Luka Orang Papua Terasa dalam Batin Kami
-
Tenteng Parang saat Kerusuhan di Timika, 10 Orang jadi Tersangka
-
Mahfud MD: Jangan Ada Upaya Memprovokasi Pisahkan Papua dari Indonesia!
-
Polri Siap Kawal Agenda Jokowi Datangi Papua Pasca Kerusuhan
Terpopuler
- Siapa Saja 5 Pelatih Tolak Melatih Timnas Indonesia?
- 5 Pilihan Sunscreen Wardah dengan SPF 50, Efektif Hempas Flek Hitam hingga Jerawat
- 5 Rekomendasi Bedak Cushion Anti Longsor Buat Tutupi Flek Hitam, Cocok Untuk Acara Seharian
- 10 Sepatu Jalan Kaki Terbaik dan Nyaman dari Brand Lokal hingga Luar Negeri
- 23 Kode Redeem FC Mobile 6 November: Raih Hadiah Cafu 113, Rank Up Point, dan Player Pack Eksklusif
Pilihan
-
PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
-
Menkeu Purbaya Segera Ubah Rp1.000 jadi Rp1, RUU Ditargetkan Selesai 2027
-
Menkeu Purbaya Kaji Popok Bayi, Tisu Basah, Hingga Alat Makan Sekali Pakai Terkena Cukai
-
Comeback Dramatis! Persib Bandung Jungkalkan Selangor FC di Malaysia
-
Bisnis Pizza Hut di Ujung Tanduk, Pemilik 'Pusing' Berat Sampai Berniat Melego Saham!
Terkini
-
Densus 88 Terlibat Dalami Motif Terduga Pelaku Peledakan di SMAN 72
-
Blak-blakan Sebut Soeharto Diktator, Cerita 'Ngeri' Putri Gus Dur Dihantui Teror Orba Sejak SMP
-
Sindiran Pedas PDIP usai Jokowi Dukung Soeharto Pahlawan: Sakit Otaknya!
-
Masuk Komisi Reformasi Polri Bentukan Prabowo: Sepak Terjang Idham Azis, Nyalinya Gak Kaleng-kaleng!
-
Menkeu Purbaya Bakal Redenominasi Rupiah, Apa Manfaatnya?
-
Alasan Presiden Mahasiswa UIN A.M. Sangadji Ambon Dukung Soeharto Jadi Pahlawan Nasional
-
Jenguk Korban Ledakan SMAN 72, Mensos Pastikan Biaya Pengobatan Ditanggung Pemerintah
-
Siswa Terduga Kasus Bom Rakitan di SMAN 72 Korban Bullying, Begini Kata Pengamat Teroris
-
Kapolri Update Ledakan SMAN 72: 29 Siswa Masih Dirawat, Total Korban 96 Orang
-
Menkeu Purbaya Bakal Redenominasi Uang Rp 1000 Jadai Rp 1, Apa Maksudnya?