Suara.com - Akibat terbakarnya hutan di Taman Nasional Tesso Nilo, kawanan gajah yang ada didalamnya berlarian mencari tempat yang lebih aman yakni ke perkebunan milik warga.
Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Provinsi Riau hingga saat ini terus memantau pergerakan gajah-gajah Sumatera liar yang berkeliaran di kebun warga.
Kepala Bidang Wilayah I BBKSDA Riau, Andi Hansen Siregar mengatakan, bahwa balai besar bekerja sama dengan Yayasan Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN) memantau pergerakan gajah sumatera (Elephas maximus sumatranus) yang masuk ke Desa Bongkal Malang di Kecamatan Kelayang, Kabupaten Indragiri Hulu.
Berdasarkan informasi dari masyarakat, menurut dia, ada dua gajah sumatera yang berkeliaran di kebun warga di daerah itu. Hasil identifikasi awal menunjukan satu dari dua gajah itu jantan dan sudah dewasa. Anggota mamalia besar dalam famili Elephantidae itu dikabarkan merusak kebun kelapa sawit warga.
"Tanda-tanda sekunder yang ditemukan antara lain jejak dan kotorannya, diperkirakan sudah ada sejak dua hari yang lalu," ujar Hansen.
Menurut laporan terakhir tim pemantau, ia melanjutkan, dua satwa dilindungi tersebut tidak lagi terlihat di sekitar Desa Bongkal Malang pada Senin (2/9).
"Sesuai dari pemantauan tim kami yang bekerja sama dengan Yayasan TNTN, sementara gajah liar sudah tidak ditemukan lagi keberadaannya di Desa Bongkal Malang. Namun, kami masih melakukan penyisiran di lokasi tersebut untuk benar-benar memastikan bahwa kelompok gajah liar tersebut benar-benar sudah kembali ke habitatnya," katanya.
Selain di Bongkal Malang, kawanan yang terdiri atas tiga gajah didapati berkeliaran di wilayah Kecamatan Cirenti, Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing).
Tim BBKSDA sudah menindaklanjuti laporan dari warga tersebut dengan memeriksa lokasi, namun baru bisa menemukan dua gajah di sana.
Baca Juga: Leonardo DiCaprio Sumbang Rp 71 Miliar untuk Kebakaran Hutan Amazon
Hansen menduga gajah-gajah yang kini berkeliaran di kebun warga merupakan bagian dari satu kawanan. Satwa-satwa itu, menurut dia, kemungkinan keluar dari habitat dan berkeliaran di perkebunan warga untuk mencari makan karena kebakaran hutan dan lahan (karhutla) melanda tempat hidup mereka.
Pada pertengahan Juni 2019, gajah liar dari TNTN juga keluar dari habitat dan berkeliaran di kebun warga di Kecamatan Peranap dan Kelayang, Indragiri Hulu. Tim BBKSDA Riau dengan bantuan WWF saat itu langsung menggiring gajah-gajah itu masuk lagi ke habitatnya. (Antara)
Berita Terkait
Terpopuler
- Terungkap! Kronologi Perampokan dan Penculikan Istri Pegawai Pajak, Pelaku Pakai HP Korban
- 5 Rekomendasi Motor yang Bisa Bawa Galon untuk Hidup Mandiri Sehari-hari
- 5 Bedak Padat yang Bagus dan Tahan Lama, Cocok untuk Kulit Berminyak
- 5 Parfum Aroma Sabun Mandi untuk Pekerja Kantoran, Beri Kesan Segar dan Bersih yang Tahan Lama
- 7 Pilihan Sepatu Lokal Selevel Hoka untuk Lari dan Bergaya, Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Jenderal TNI Muncul di Tengah Konflik Lahan Jusuf Kalla vs GMTD, Apa Perannya?
-
Geger Keraton Solo: Putra PB XIII Dinobatkan Mendadak Jadi PB XIV, Berujung Walkout dan Keributan
-
Cetak 33 Gol dari 26 Laga, Pemain Keturunan Indonesia Ini Siap Bela Garuda
-
Jawaban GoTo Usai Beredar Usul Patrick Walujo Diganti
-
Waduh, Rupiah Jadi Paling Lemah di Asia Lawan Dolar Amerika Serikat
Terkini
-
Soal Tim Reformasi, DPR Harap Bukan Cuma 'Kosmetik': Polri Harus Kembali ke Mandat Konstitusi
-
Menko Yusril: Pemerintah Harus Berhati-hati Menentukan Siapa yang Layak Menerima Pengampunan Negara
-
Demi Netralitas, Anggota Komisi III DPR Sebut Polri Harus Tetap di Bawah Presiden
-
Soal Kerja Sama Keamanan RI-Australia, Legislator PDIP Ini Kasih 2 Catatan, Minta Prabowo Hati-hati
-
Babak Baru Kasus Korupsi CSR BI-OJK: KPK Kejar Aliran Dana, 2 Staf Ahli Heri Gunawan Diperiksa
-
Babak Baru Ledakan SMAN 72: Ayah Terduga Pelaku Diperiksa Intensif, Polisi Ungkap Fakta Ini
-
DPR-Pemerintah Mulai 'Bedah' 29 Klaster RUU KUHAP: Sejumlah Pasal Sudah Disepakati, Ini di Antaranya
-
Sisi Gelap Taman Daan Mogot, Disebut Jadi Lokasi Prostitusi Sesama Jenis Tiap Tengah Malam
-
Luruskan Simpang Siur, Ini Klarifikasi Resmi Aliansi Terkait 7 Daftar Organisasi Advokat yang Diakui
-
Kasus Femisida Melonjak, Komnas Perempuan Sebut Negara Belum Akui sebagai Kejahatan Serius