Suara.com - Massa pendemo pro RUU Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) masih betah berdemonstrasi depan gedung KPK hingga Senin (23/8/2019) petang. Padahal, waktu telah melewati pukul 18.00 WIB batas melakukan demonstrasi.
Pantauan Suara.com, saat pukul 18.00 WIB massa sempat melakukan solat maghrib berjamaah. Usai salat, massa kembali melanjutkan aksi.
Beberapa lilin terlihat dinyalakan oleh massa aksi. Orator juga melakukan orasi di atas mobil komando. Namun tidak ada imbauan dari kepolisian untuk menghentikan aksi. Bahkan massa melewati kawat besi berduri dan berdiri tepat di depan gedung KPK.
Kepolisian juga tidak melakukan tindakan saat massa mulai bertindak anarkis. Mereka sempat membakar ban hingga asap membumbung tinggi.
Bahkan saat massa melempar kayu dan botol plastik kepolisian hanya diam saja. Polisi yang sempat berjaga di depan gedung, saat maghrib justru tidak terlihat.
Aksi ini dilakukan oleh sejumlah elemen seperti Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) dan Laskar Merah Putih. Selain mendukung UU KPK, massa meminta Komisioner KPK untuk mundur.
Sebelumnya, aparat kepolisian memperketat penjagaan di gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), pada Senin siang. Mereka melapisi gedung komisi antirasuah itu dengan kawat berduri untuk mengantisipasi aksi demontrasi yang terus ramai dilakukan para organisasi pendukung maupun menolak RUU KPK.
Kapolres Metro Jakarta Selatan, Komisaris Besar Bastoni mengatakan, pemasangan kawat berduri untuk antisipasi adanya demo besar-besaran di KPK.
"Iya, betul ada penebalan pengamanan, untuk antisipasi saja," ujar Bastoni.
Baca Juga: Jokowi Tolak Terbitkan Perppu Cabut UU KPK
Berita Terkait
-
Teriak KPK Pengkhianat Bangsa, Massa Tak Tahu Nama Kelompoknya Sendiri
-
Massa Lempar Kayu ke Gedung KPK, Polisi Diam dan Malah Menghindar
-
Beringas, Massa Coba Terobos Kawat Berduri: Bakar KPK Sekarang Juga!
-
Pendemo Pro UU KPK di Gedung Merah Putih Anarkistis, Rusak Kawat Duri
-
Beri Nilai Lebih Mahasiswa Berdemo, Dosen UMY: Jalanan juga Ruang Kelas
Terpopuler
- Terpopuler: Geger Data Australia Soal Pendidikan Gibran hingga Lowongan Kerja Freeport
- 5 Fakta SUV Baru Mitsubishi: Xforce Versi Futuristik, Tenaga di Atas Pajero Sport
- Bawa Bukti, Roy Suryo Sambangi Kemendikdasmen: Ijazah Gibran Tak Sah, Jabatan Wapres Bisa Gugur
- Mahasiswi IPB Jadi Korban Pengeroyokan Brutal Sekuriti PT TPL, Jaket Almamater Hangus Dibakar
- Diundang Dolce & Gabbana, Penampilan Anggun Mayang Banjir Pujian: Netizen Bandingkan dengan Fuji
Pilihan
-
Danantara Buka Kartu, Calon Direktur Keuangan Garuda dari Singapore Airlines?
-
Jor-joran Bangun Jalan Tol, Buat Operator Buntung: Pendapatan Seret, Pemeliharaan Terancam
-
Kerugian Garuda Indonesia Terbang Tinggi, Bengkak Rp2,42 Triliun
-
Petaka Arsenal! Noni Madueke Absen Dua Bulan Akibat Cedera Lutut
-
Ngamuk dan Aniaya Pemotor, Ini Rekam Jejak Bek PSM Makassar Victor Luiz
Terkini
-
Perhatikan Pemilihan Bahan Sampai Makanan Siap Disantap, Ini Tips Cegah Kasus di Program MBG
-
Perkuat Akses Keuangan Daerah yang Inklusif, Kemendagri dan OJK Bersinergi
-
Sidang Patok Tambang Memanas: Tanggal BAP 'Ajaib', Saksi Kebingungan Dikejar OC Kaligis!
-
Buntut Anggaran Tangsel Dikuliti Leony, Harga Jam Tangan Wali Kota Benyamin Davnie jadi Sorotan
-
'Geruduk' Istana di Hari Tani, Petani Sodorkan 6 Tuntutan Keras untuk Prabowo: Cabut UU Cipta Kerja!
-
Nahas! Tukang Kerupuk di Tangerang Ditikam Gegara Dituduh Rebut Lapak, Begini Nasibnya!
-
Dr. Tan Shot Yen Kritik MBG Isi Burger: Beri Anak Kapurung dan Ikan Kuah Asam
-
Dapur MBG Bogor Sajikan Ribuan Porsi Sehat, Jamin Kecukupan Gizi dan Bantu Perekonomian Keluarga
-
Mirisnya Pensiunan Askes: Uang Hari Tua Tertahan di BPJS, Terpaksa 'Ngemis' ke DPR Demi Sesuap Nasi
-
Seluruh Tubuh Melepuh, Buruh Lumpia Korban Ledakan Gas di Bogor Minta Tolong Dedi Mulyadi, Kenapa?