Suara.com - Ratusan mahasiswa yang menggelar aksi unjuk rasa bersama kelompok masyarakat buruh tani di Mataram, bersikeras merangsek masuk ke dalam Gedung DPRD NTB, Senin (30/9/2019).
Dari pantauan Antara, mahasiswa yang menggelar aksi unjuk rasa masih tetap bertahan dan ngotot untuk menembus barikade aparat kepolisian yang berjaga di gerbang depan Gedung DPRD NTB.
Aksi menerobos ini berawal dari tidak ditanggapinya keinginan mahasiswa untuk menyampaikan tuntutannya dengan cara duduk bersama pihak legislatif di dalam Gedung DPRD NTB.
Sebelumnya, sekitar pukul 12.15 Wita, Ketua DPRD NTB Baiq Isvie Rupaeda sempat menyambangi massa aksi di depan Gedung DPRD NTB dan mempersilakan kepada perwakilan mahasiswa untuk kembali menggelar dialog bersama anggota dewan di dalam gedung.
Namun demikian, massa aksi dengan tegas menolak berdialog hanya dengan perwakilan saja. Melainkan massa aksi meminta agar dialog pembahasan tuntutan dilakukan langsung di hadapan seluruh massa aksi di dalam gedung DPRD NTB.
Karenanya terpantau sejak pagi, telah terjadi beberapa kali aksi saling dorong antara mahasiswa dengan aparat kepolisian yang berada dalam barisan pertahanan di gerbang depan Gedung DPRD NTB, Jalan Udayana, Kota Mataram.
Dalam situasi dan kondisi yang ada saat ini, terpantau pihak kepolisian terus mengedepankan tindakan represif untuk menghalau massa aksi yang terus berupaya masuk ke dalam Gedung DPRD NTB.
Meskipun demikian, massa aksi sampai saat ini sudah berhasil menembus barikade kawat berduri yang sebelumnya terpasang memanjang di depan pagar Gedung DPRD NTB.
Dalam aksi kali kedua yang digelar di Kota Mataram ini, mahasiswa datang bersama rakyat dengan membawa tuntutan yang sama seperti aksi unjuk rasa pada Kamis (26/9) lalu.
Baca Juga: Pendemo Dicegat Polisi, Pelajar Dikejar, Dipiting hingga Ngumpet ke Truk
Tuntutan tersebut berkaitan dengan penolakan terhadap pengesahan Undang-Undang KPK, RKUHP, RUU Pertanahan, RUU Pemasyarakatan, RUU Ketenagakerjaan.
Kebakaran hutan dan lahan gambut di Kalimantan dan Sumatra serta konflik sosial yang terjadi di Wamena, Papua, menjadi fokus tuntutan massa aksi. (Antara).
Berita Terkait
-
Kapolres Sleman ke Ratusan Polisi: Jangan Represif, Nanti Malah Kontra
-
Disindir Mahasiswa Lewat Lagu, Polisi di Aksi Gejayan Jilid II Cuma Mesem
-
Aksi #GejayanMemanggil Jilid 2, Ambulans Sudah Berseliweran di Jalan
-
Aksi Orator Perempuan di Depan Massa Gejayan Memanggil 2
-
Polisi: Para Pelajar Pakai Narkoba Dulu Sebelum Demo
Terpopuler
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Mobil Diesel Bekas di Bawah 100 Juta, Mobil Badak yang Siap Diajak Liburan Akhir Tahun 2025
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Nikmati Segarnya Re.juve Spesial HUT ke-130 BRI: Harga Istimewa Mulai Rp13 Ribu
Pilihan
-
Saham Entitas Grup Astra Anjlok 5,87% Sepekan, Terseret Sentimen Penutupan Tambang Emas Martabe
-
Pemerintah Naikkan Rentang Alpha Penentuan UMP Jadi 0,5 hingga 0,9, Ini Alasannya
-
Prabowo Perintahkan Tanam Sawit di Papua, Ini Penjelasan Bahlil
-
Peresmian Proyek RDMP Kilang Balikpapan Ditunda, Bahlil Beri Penjelasan
-
Resmi Melantai di Bursa, Saham Superbank Melambung Tinggi
Terkini
-
Kemenbud Resmi Tetapkan 85 Cagar Budaya Peringkat Nasional, Total Jadi 313
-
Bukan Sekadar Viral: Kenapa Tabola Bale dan Tor Monitor Ketua Bisa Menguasai Dunia Maya?
-
Muncul SE Kudeta Gus Yahya dari Kursi Ketum PBNU, Wasekjen: Itu Cacat Hukum!
-
Drone Misterius, Serdadu Diserang: Apa yang Terjadi di Area Tambang Emas Ketapang?
-
Wujudkan Kampung Haji Indonesia, Danantara Akuisisi Hotel Dekat Ka'bah, Ikut Lelang Beli Lahan
-
Banyak Terjebak Praktik Ilegal, KemenPPPA: Korban Kekerasan Seksual Sulit Akses Aborsi Aman
-
Sejarah Baru, Iin Mutmainnah Dilantik Jadi Wali Kota Perempuan Pertama di Jakarta Sejak 2008
-
Yusril Beri 33 Rekomendasi ke 14 Kementerian dan Lembaga, Fokus Tata Kelola Hukum hingga HAM Berat
-
Cerita Polisi Bongkar Kedok Klinik Aborsi di Apartemen Basura Jaktim, Janin Dibuang di Wastafel
-
Telepon Terakhir Anak 9 Tahun: Apa Pemicu Pembunuhan Sadis di Rumah Mewah Cilegon?