Suara.com - Ketua Fraksi PDI-P di DPRD DKI, Gembong Warsono menganggap anggaran sebesar Rp 2,4 miliar untuk merenovasi rumah dinas Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan terlalu besar. Karena itu ia mempertanyakan penggunaan anggaran itu.
Gembong mengungkap renovasi rumah dinas Anies juga pernah dilakukan tahun lalu. Saat itu, kata Gembong, rumah dinas orang nomor satu di DKI itu ditambahkan lift.
"DPRD enggak tahu tiba-tiba ada alokasi anggaran buat lift itu. Sekarang ada lagi anggaran Rp 2 miliar buat apa lagi?" ujar Gembong saat dihubungi, Jumat (4/10/2019).
Nantinya ia akan mempertanyakan nilai uang tersebut di Badan Anggaran (Banggar). Ia mengaku masih menunggu data rincinya soal renovasi rumah dinas itu.
"Nanti kami pertanyakan lah dalam pembahasan di Badan Anggaran (Banggar). Cuma karena sekarang belum disampaikan kita belum bisa komentar," jelasnya.
Selain itu, Gembong menganggap kondisi rumah dinas Anies sebenarnya masih layak. Ia menyebut anggaran Rp 2,4 miliar itu lebih baik jika dialokasikan untuk hal lain.
"Rumahnya masih bagus. Rp 2,4 miliar kalau untuk betulin sekolah, sudah berapa sekolah yang bisa diperbaiki," pungkasnya.
Sebelumnya, Dinas Cipta Karya, Tata Ruang, dan Pertanahan (Citata) DKI Jakarta berencana merehabilitasi rumah dinas Gubernur DKI Jakarta di Jalan Taman Suropati, Jakarta Pusat. Nilai anggaran pengerjaannya bahkan mencapai Rp 2,422 miliar.
Kepala Dinas Citata, Heru Hermawanto mengatakan prioritas utama pengerjaan rumah dinas Anies itu adalah pada bagian atapnya. Menurutnya atap rumah tinggal orang nomor satu di Jakarta itu sudah mulai keropos.
Baca Juga: Mahasiswa Al Azhar Korban Demo Terima Tawaran Anies Magang di Pemprov DKI
"Atap. Atapnya kan banyak yang mulai keropos. Interior-interior, banyak interior, atap plafon. Kalau lantai enggak karena lantainya bagus," ujar Heru saat dihubungi, Jumat (4/10/2019).
Berita Terkait
-
Tolak Anggaran TGUPP Dinaikkan, PDIP Berencana Minta DKI Drop di Tahun 2020
-
Beredar Isu Barter Kasus Lewat Foto Novel dan Anies, KPK: Hoaks!
-
Macet di DKI Belum Teratasi, Fraksi PDIP DPRD Buka Pengaduan Via Join Qlue
-
Anies Tak Mau Komentar Terkait Megawati Tolak Salaman dengan Surya Paloh
-
Bantah Anggaran TGUPP Meningkat, Anies: Tidak Ada Perubahan
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
-
Cuma Mampu Kurangi Pengangguran 4.000 Orang, BPS Rilis Data yang Bikin Kening Prabowo Berkerut
-
Rugi Triliunan! Emiten Grup Djarum, Blibli PHK 270 Karyawan
-
Angka Pengangguran Indonesia Tembus 7,46 Juta, Cuma Turun 4.000 Orang Setahun!
Terkini
-
PSI Minta Satpol PP Tegas Tertibkan Parkir Liar di Trotoar: Sudah Ganggu Pejalan Kaki!
-
Drama di MKD DPR Berakhir: Uya Kuya Lolos dari Sanksi Kode Etik
-
Drama Penangkapan Gubernur Riau: Kabur Saat OTT, Berakhir Diciduk KPK di Kafe
-
Usman Hamid Sebut Soeharto Meninggal Berstatus Terdakwa: Sulit Dianggap Pahlawan
-
Ini Pertimbangan MKD Cuma Beri Hukuman Ahmad Sahroni Penonaktifan Sebagai Anggota DPR 6 Bulan
-
MKD Jelaskan Pertimbangan Adies Kadir Tidak Bersalah: Klarifikasi Tepat, Tapi Harus Lebih Hati-hati
-
Dinyatakan Bersalah Dihukum Nonaktif Selama 6 Bulan Oleh MKD, Sahroni: Saya Terima Lapang Dada
-
Ahmad Sahroni Kena Sanksi Terberat MKD! Lebih Parah dari Nafa Urbach dan Eko Patrio, Apa Dosanya?
-
MKD Ungkap Alasan Uya Kuya Tak Bersalah, Sebut Korban Berita Bohong dan Rumah Sempat Dijarah
-
Polda Undang Keluarga hingga KontraS Jumat Ini, 2 Kerangka Gosong di Gedung ACC Reno dan Farhan?