Suara.com - Usai libur mendadak karena peristiwa kerusuhan pada 23 September 2019, para siswa sekolah di Wamena, Papua mulai Senin (7/10/2019) akhirnya bisa kembali belajar di kelas. Meskipun belum semua siswa maupun guru datang ke sekolah.
Sekretaris Dinas Pendidikan Jayawijaya, Bambang Budiandoyo mengatakan, hasil pemantauan di 10 sekolah yang terdampak langsung saat kerusuhan yakni empat SD, tiga SMP dan tiga SMA tingkat kehadiran baru mencapai 10 – 20 persen.
“Hari pertama sekolah dibuka ini difokuskan untuk pemulihan rasa trauma bagi guru dan siswa, belum pada kegiatan belajar mengajar, kata Bambang sebagaimana dilansir Jubi, Senin (7/10/2019).
Menurut dia, dinas pendidikan juga mendapat bantuan dari Wahana Visi Indonesia (WVI) membantu memberikan trauma healing siswa dan guru selama dua minggu.
“Masih banyak siswa dan guru yang berada di luar, namun selama proses ini berjalan diharapkan bisa kembali,” ujarnya.
Sementara itu, Bupati Jayawijaya, Jhon Richard Banua menyampaikan terima kasih kepada guru dan siswa siswi yang telah masuk di hari pertama sekolah, meski persentase jumlahnya belum banyak.
Dari pantuannya di sejumlah sekolah, seperti di SD YPK Wamena guru-guru dan siswa, datang ke sekolah dan langsung membersihkan sekolahan mereka.
“Saya harap dengan beberapa anak yang sudah masuk sekolah ini, memberikan motivasi kepada teman-temannya yang mungkin saat kejadian ada mengungsi, mereka bisa melihat bahwa sekolah kita mulai dibuka, “kata Banua.
Ia juga mengharapkan para guru yang belum datang, agar bisa kembali dan bagi siswa dan orang tua pemerintah ingin agar tidak perlu khawatir karena semuanya telah dijamin.
Baca Juga: Tuding Tiga Kelompok Jadi Dalang Rusuh Wamena, Polisi: Akan Ada Susulan
“Tidak usah khawatir dengan isu-isu yang ada, tetapi kita lihat kondisi sekolah yang sudah buka, maka marilah kembali ke sekolah untuk anak-anak bisa bersekolah kembali dengan baik,” katanya.
Kepala Sekolah SD YPPK Santo Yakobus Hone Lama, Efaim Yeuruan mengatakan, sekolahnya sudah siap mulai sekolah namun guru yang hadir baru tujuh orang dan siswa dari 490 baru dua orang yang datang.
“Saya dengar siswa yang belum hadir hari ini, karena orang tua mereka membawa pulang ke kampung masing-masing setelah kejadian,” katanya.
Berita Terkait
-
Tuding Tiga Kelompok Jadi Dalang Rusuh Wamena, Polisi: Akan Ada Susulan
-
Waspada Malaria, KKP Surabaya Minta Pengungsi Wamena Periksa Kesehatan
-
Polisi Tetapkan 13 Orang Jadi Tersangka Kerusuhan Wamena, 3 Masih Buron
-
Kisah Relawan Wamena, Banyak Orang Sembunyi di Kandang saat Rusuh
-
Komnas HAM Papua Minta Pengungsi Wamena dan Media Tak Sebar Hoaks
Terpopuler
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Sampaikan Laporan Kinerja, Puan Maharani ke Masyarakat: Mohon Maaf atas Kinerja DPR Belum Sempurna
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
Pilihan
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Geger Shutdown AS, Menko Airlangga: Perundingan Dagang RI Berhenti Dulu!
-
Seruan 'Cancel' Elon Musk Bikin Netflix Kehilangan Rp250 Triliun dalam Sehari!
-
Proyek Ponpes Al Khoziny dari Tahun 2015-2024 Terekam, Tiang Penyangga Terlalu Kecil?
Terkini
-
Mensos Gus Ipul Bebas Tugaskan Staf Ahli yang Jadi Tersangka Korupsi Bansos di KPK
-
Detik-detik Bus DAMRI Ludes Terbakar di Tol Cikampek, Semua Penumpang Selamat
-
Titik Didih Krisis Puncak! Penutupan Belasan Tempat Wisata KLH Picu PHK Massal, Mulyadi Geram
-
Minta Pendampingan KPK, Gus Irfan Pastikan Ibadah Haji dan Umrah Bebas Rasuah
-
Misteri Keracunan 1.315 Siswa Terpecahkan: BGN Temukan Kadar Nitrit Hampir 4 Kali Lipat Batas Aman
-
Wali Kota Semarang Dorong Sekolah Rakyat Jadi Wadah Lahirkan Generasi Hebat
-
Izin Dibekukan, DPR Ingatkan TikTok untuk Kooperatif dan Transparan
-
12 Tokoh Ajukan Amicus Curiae di Praperadilan Nadiem, Gugat Bobroknya Sistem Penetapan Tersangka
-
Genjot Skrining Tuberkulosis, Ahmad Luthfi Luncurkan Program Speling Melesat dan TB Express
-
Menteri Haji Ingin Samakan Masa Tunggu Haji Jadi 26,4 Tahun di Seluruh Indonesia, Begini Rencananya