Suara.com - Salah satu wakil ketua umum (waketum) Partai Gerindra disindir oleh partainya sendiri di Twitter.
Dalam cuitannya pada Jumat (11/10/2019), akun resmi @Gerindra menyebut bahwa seluruh pernyataan dari waketum tersebut tak mewakili partai.
Sang admin kemudian menyertakan delapan akun Twitter milik kader yang lain.
Awak media yang membutuhkan pernyataan tentang isu yang sedang hangat diminta menghubungi salah satu dari kedelapannya.
Mereka yakni Sekretaris Jenderal (Sekjen) Ahmad Muzani; Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Andre Rosiade; Juru Bicara Ketua Umum (Jubir Ketum) Prabowo Subianto, Dahnil Anzar Simanjuntak; Waketum Sugiono; Waketum Sufmi Dasco Ahmad; Waketum Edhy Prabowo; Waketum Fadli Zon; dan Rachel Maryam.
"Khusus untuk beliau, semua pernyataannya tidak mewakili Partai Gerindra. Untuk teman media yang membutuhkan statement terhadap isu kekinian bisa berkomunikasi dengan @MuzaniGerindra @andre_rosiade @Dahnilanzar @sugiono_56 @Don_dasco @Edhy_Prabowo @fadlizon @cumarachel," cuit @Gerindra.
Waketum yang dimaksud adalah Arief Poyuono. Gerindra mengeluarkan pernyataan tersebut setelah ia memberikan komentar pada awak media tentang penusukan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Wiranto.
Dalam wawancara dengan wartawan, Arief Poyuono memperingatkan para pejabat untuk belajar ilmu kebal, salah satunya debus.
"Ini waketum @Gerindra suka out of the box emang ya," tulis @Enggalpm, yang kemudian ditanggapi Gerindra.
Baca Juga: Gerindra Minta 3 Menteri, Arief Poyuono: Ngapai Malu, Kan Diajak Koalisi
Diberitakan sebelumnya, Wiranto ditusuk saat hendak pulang ke Jakarta usai menghadiri acara peresmian Gedung Kuliah Bersama di Universitas Mathla'ul Anwar, yang beralamat di Kampung Cikaliung, Desa Sindanghayu, Kecamatan Saketi, Kabupaten Pandegalng, Banten.
Aksi penusukan itu dilakukan Syahril Alamsyah alias Abu Rara, Kamis (10/10/2019). Akibat peristiwa tersebut, Wiranto mengalami dua luka tusukan di bagian perut.
Dalam kasus ini, polisi telah meringkus Abu Rara dan istrinya, Fitri Andriana Binti Sunarto. Polisi menyebutkan Abu Rara teridentifikasi sebagai anggota teroris jaringan JAD.
Berita Terkait
-
Politikus PKPI: Hanya Orang Gila yang Sebut Penusukan Wiranto Settingan
-
Wiranto Jadi Korban Penusukan Teroris, Keluarga Langsung Matikan Televisi
-
Jokowi Perintahkan Kapolri Tambah Pengamanan Pejabat Negara
-
Jokowi Ungkap Kondisi Wiranto: Ingin Cepat Pulang Ikut Ratas
-
Jokowi Minta Pengamanan Pejabat, Sujiwo Tejo: Rakyat juga Penting
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Sadis! Pembunuh Guru di OKU Ternyata Mantan Penjaga Kos, Jerat Leher Korban Demi Ponsel
-
Gebrakan Menhan-Panglima di Tambang Ilegal Babel Dikritik Imparsial: Pelanggaran Hukum, Tanda Bahaya
-
Otak Pembakar Rumah Hakim PN Medan Ternyata Mantan Karyawan, Dendam Pribadi Jadi Pemicu
-
Dari IPB hingga UGM, Pakar Pangan dan Gizi Siap Dukung BGN untuk Kemajuan Program MBG
-
Menhaj Rombak Skema Kuota Haji: yang Daftar Duluan, Berangkat Lebih Dulu
-
Isu Yahya Cholil Staquf 'Dimakzulkan' Syuriyah PBNU, Masalah Zionisme Jadi Sebab?
-
Siap-siap! KPK akan Panggil Ridwan Kamil Usai Periksa Pihak Internal BJB
-
Bukan Tax Amnesty, Kejagung Cekal Eks Dirjen dan Bos Djarum Terkait Skandal Pengurangan Pajak
-
Menhaj Irfan Siapkan Kanwil Se-Indonesia: Tak Ada Ruang Main-main Jelang Haji 2026
-
Tembus Rp204 Triliun, Pramono Klaim Jakarta Masih Jadi Primadona Investasi Nasional