Suara.com - Koalisi Masyarakat Sipil Antikorupsi menggelar aksi renungan malam dan doa bersama untuk mengenang lima orang yang gugur dalam aksi demonstrasi 23-24 September di depan Gedung DPR RI dan sejumlah daerah di Indonesia. Acara tersebut berlangsung di depan Lobi Gedung KPK, Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (11/10/2019) malam.
Pantauan Suara.com, sebagian lampu di depan lobi gedung KPK dimatikan sementara dan membuat suasana menjadi hening dan gelap. Sejumlah peserta aksi pun saling menyalakan lilin yang telah disiapkan.
Masa aksi menyalakan lilin sebagai penghormatan kepada lima orang yang telah gugur dalam aksi demonstrasi menolak RUU bermasalah. Para masa aksi pun turut meletakan lima bingkai foto para almarhum. Mereka diantaranya yakni Bagus Putra Mahendra, Randy, Maulana Suryadi, Akbar Alamsyah, dan Yusuf Kardawi.
"Mudah-mudahan kami masih memiliki empati terhadap sesama. Ya Allah kabaulkan dan maafkan kesalahan-kesalahan saudara kami, ampuni dosa-dosa kawan-kawan kami," ujar Ustad Nurstofa saat memimpin doa di lobi Gedung KPK, Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (11/10/2019) malam.
Selanjutnya, masa aksi saling menyampaikan duka yang mendalam bagi para lima orang yang telah gugur. Salah satunya, dari perwakilan WALHI Khalisah Khalid. Ia berharap demokrasi Indonesia dapat berjalan baik.
Sehingga, tidak ada lagi kekerasan yang dilakukan oleh aparat dalam meredam aksi demonstrasi.
"Bahwa kami masih berharap demokrasi masih ada, bahwa rakyat bisa kita lindungi bersama. 21 tahun reformasi kita berharap tidak ada lagi kekerasan tidak ada laku, air mata dan darah," ujar Khalisah
Lima orang yang telah gugur tersebut mereka melakukan aksi demontrasi untuk menuntut kebijakan pemerintah terkait sejumlah revisi undang -undang yang dianggap bermasalah.
Dalam renungan tersebut, juga dilakukan pembacaan puisi milik Gus Mus yang berjudul 'Kau ini Bagaimana atau Aku Harus Bagaimana'.
Baca Juga: Pimpinan KPK: Berani Bentak Orang Tua, Arteria Dahlan Itu Pembohong
Doa bersama tersbut juga dihadiri oleh penyidik senior KPK, Novel Baswedan, Juru Bicara KPK Febri Diansyah, dan juga Ketua Wadah Pegawai KPK, Yudi Purnomo.
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Kemendagri Batalkan Mutasi Kepala SMPN 1 Prabumulih, Wali Kota Arlan Terancam Sanksi
-
DPW dan DPC PPP dari 33 Provinsi Deklarasi Dukung M Mardiono Jadi Ketua Umum
-
Menteri HAM Natalius Pigai Sebut Orang Hilang 'Belum Terlihat', YLBHI Murka: Denial!
-
Dari Dirut Sampai Direktur, Jajaran BPR Jepara Artha Kini Kompak Pakai Rompi Oranye
-
Pemeriksaan Super Panjang, Hilman Latief Dicecar KPK Hampir 12 Jam soal Kuota Haji
-
Dikira Hilang saat Demo Ricuh, Polisi Ungkap Alasan Bima Permana Dagang Barongsai di Malang
-
Tito Karnavian: Satpol PP Harus Humanis, Bukan Jadi Sumber Ketakutan
-
Wamenkum Sebut Gegara Salah Istilah RUU Perampasan Aset Bisa Molor, 'Entah Kapan Selesainya'
-
'Abuse of Power?' Kemendagri Sebut Wali Kota Arlan Langgar Aturan Copot Kepala SMP 1 Prabumulih
-
Strategi Baru Senayan: Mau RUU Perampasan Aset Lolos? UU Polri Harus Direvisi Dulu