Suara.com - Pengajar Ilu Komunikasi Politik Universitas Gajah Mada (UGM), Nyarwi Ahmad menilai Partai Gerindra memiliki peluang besar ketimbang Partai Demokrat untuk mengisi kursi menteri Kabinet Kerja jilid II di Pemerintahan Joko Widodo- Maruf Amin pada periode 2019-2024 mendatang.
Menurutnya, peluang itu didasari dengan daya tarik Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto saat bertemu dengan Jokowi di Istana Merdeka, Jumat (11/10/2019) kemarin.
Nyarwi menilai, komunikas Prabowo terlihat lebih cair ketimbang Ketum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang lebih dulu bertemu Jokowi sehari sebelum mengundang Prabowo.
"Saya mendapat indikasi dari dua peristiwa itu. Pertama daya tarik Gerindra untuk susunan koalisi ini sangat tinggi. Artinya Gerindra dibutuhkan untuk memperkuat koalisi pemerintahan Jokowi mendatang. Sementara, daya tarik Demokrat masih belum terlalu kuat," kata Nyarwi, dalam diskusi di 'Dinamika Politik Jelang Penyusunan Kabinet', di Gado-gado Boplo, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (12/10/2019).
Nyarwi menyebut partai berlambang garuda ini lebih dianggap menarik minat Jokowi untuk membantu pemerintahannya untuk lima tahun mendatang. Apalagi, Gerindra memiliki kursi di parlemen cukup besar.
"Jadi, dengan menarik Gerindra ke kubu Jokowi, artinya Pak Jokowi mendapat dukungan yang rill dari Gerindra. Itu dapat menjadi basis untuk amankan agenda politik selama lima tahun ke depan," ucap Nyarwi.
Senada dengan Nyarwi, pengajar Ilmu Politik Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Ubedillah Badrun juga menilai bahwa peluang Gerindra lebih besar lantaran Ketum Prabowo dan Ketum PDI Perjuangan Megawati Soekarno Puteri memiliki kedekatan emosional cukup besar. Apalagi, keduanya pernah bersama maju bersama dalam pilpres 2009 lalu.
"Kedua partai tersebut juga punya agenda politik sama. Punya corak yang sama, yaitu nasionalis," ungkap Ubedillah.
Menurut Ubedillah hal itu jauh terbalik dengan Partai Demokrat yang memiliki luka lama dengan Megawati.
Baca Juga: Setelah Jokowi, Nasdem Sebut Surya Paloh Bakal Temui Prabowo
"Sikap politiknya saja tidak jelas (Mega dan SBY). Saya kira itu catatan mega sangat sulit narik SBY dalam kabinet," tutup Ubedillah.
Berita Terkait
-
Bertemu Jokowi ke Istana, Gaya Prabowo Disebut Lebih Cair ketimbang SBY
-
Belum Resmi Gabung Koalisi Jokowi, Demokrat Sudah Siapkan AHY Calon Menteri
-
Meski Tak Masuk Kabinet, Prabowo Mengaku Tetap Loyal ke Pemerintahan Jokowi
-
Prabowo Sebut Memiliki Hubungan Mesra, Jokowi Tertawa
-
SBY - Jokowi Bakal Ketemu Lagi, Demokrat: Semacam Deklarasi Koalisi
Terpopuler
- 5 Bedak Viva Terbaik untuk Tutupi Flek Hitam, Harga Mulai Rp20 Ribuan
- 25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 1 November: Ada Rank Up dan Pemain 111-113
- Mulai Hari Ini! Sembako dan Minyak Goreng Diskon hingga 25 Persen di Super Indo
- 7 Rekomendasi Mobil Bekas Sekelas Brio untuk Keluarga Kecil
- Sabrina Chairunnisa Ingin Sepenuhnya Jadi IRT, tapi Syaratnya Tak Bisa Dipenuhi Deddy Corbuzier
Pilihan
-
Nasib Sial Mees Hilgers: Dihukum Tak Main, Kini Cedera Parah dan Absen Panjang
-
5 HP dengan Kamera Beresolusi Tinggi Paling Murah, Foto Jernih Minimal 50 MP
-
Terungkap! Ini Lokasi Pemakaman Raja Keraton Solo PB XIII Hangabehi
-
BREAKING NEWS! Raja Keraton Solo PB XIII Hangabehi Wafat
-
Harga Emas Turun Hari ini: Emas Galeri di Pegadaian Rp 2,3 Jutaan, Antam 'Kosong'
Terkini
-
Partai Ummat Kritik Pramono Anung, Sebut Kebijakan Jakarta Tak Berpihak Wong Cilik
-
BMKG: Puncak Musim Hujan Dimulai November, Berlangsung Lebih Lama hingga Februari 2026
-
Lewat Aklamasi, Budi Arie Lanjut Pimpin Projo 2025-2030
-
Anak Menteri Keuangan Yudo Sadewa Kembali Viral, Kali Ini Diduga Sindir Gibran Lewat Postingan Satir
-
Investment Outlook 2025 Redefining Value: Investment Strategy in the Age of Innovation
-
Ini Cerita Aqsa Syauqi Peraih DPD Award 2025 Kategori Pembangunan Sosial & Kesehatan
-
Dihadang Sopir Angkot, Layanan Mikrotrans PulogadungKampung Rambutan Disetop Sementara
-
Amstrong sembiring: Jelang Akhir Tahun 2025 Negeri Ini Jadi Lautan Persoalan Hukum
-
Wacana Tarif Transjakarta Naik, DPRD Sebut Warga Jakarta Sudah Mampu Bayar Lebih dari Rp 3.500
-
Ritual Persembahan Berujung Petaka, 9 Umat Tewas Terinjak-injak di Kuil India