Suara.com - Pengamat sosial politik Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Ubedilah Badrun menyayangkan tidak adanya pelibatan KPK dalam tahap perekrutan menteri di dalam pemerintahan periode kedua Presiden Jokowi.
Menurutnya, hal itu jauh berbeda dengan pola perekrutan menteri Jokowi pada tahun 2014. Jokowi, kata dia, sempat meminta KPK untuk menelisik rekam jejak para calon menteri kabinet kerja jilid I.
"Untuk kali ini saat menyusun kabinet Jokowi tak lakukan itu. Tak ada upaya seleksi calon menteri dengan kabinet ini dengan memeriksa dari sisi tindakan koruptifnya misalnya. Itu kan tidak atau belum. Tetapi sampai saat ini tidak terlihat," ujar Badrun dalam diskusi di 'Dinamika Politik Jelang Penyusunan Kabinet', di Gado-gado Boplo, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (12/10/2019).
Badrun menganggap nihilnya peran KPK memberi masukan dalam penyeleksian menteri kabinet kerja jilid II ini bisa memperburuk citra pemerintahan Jokowi ke depan.
"Jika menteri yang disusun tidak ada pertimbangan tentang sikap antikorupsinya, menurut saya ini episode buruk penyusunan kabinet," kata Badrun
Lebih lanjut, Badrun menilai tidak terlibatnya KPK dalam melakukan rekam jejak para calon menteri akan berimbas pada alotnya penerbitan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) untuk menolak RUU KPK.
Hal itu didasarinya dari pernyataan sejumlah koalisi partai politik pendukung Jokowi yang menolak Perppu KPK. Menurutnya, dengan sikap Jokowi yang tidak mengeluarkan Perppu menandakan ada kepentingan besar membuat Jokowi terperangkap
"Kalau (penolakan Perppu KPK) didukung partai, berarti dukungan partai dominan tidak keluarkan Perppu KPK. Dalam konteks itu Jokowi tersandera oleh kekuatan oligarki yang besar," tutup Badrun.
Baca Juga: Gerindra Sebut Jokowi dan Prabowo Memiliki Kesamaan dalam Pandangan
Berita Terkait
-
Gerindra Dekati Jokowi, Nasdem Khawatir Picu Munculnya Parlemen Jalanan
-
Isi Kursi Menteri Jokowi, Kans Gerindra Disebut Lebih Besar dari Demokrat
-
Jokowi dan Prabowo Mesra di Istana, Begini Respons Surya Paloh
-
Bertemu Jokowi ke Istana, Gaya Prabowo Disebut Lebih Cair ketimbang SBY
-
Jokowi Didesak Tekan Kapolri Usut Kejanggalan Tewasnya Pendemo DPR
Terpopuler
- 7 Motor Matic Paling Nyaman Buat Touring di 2026: Badan Anti Pegal, Pas Buat Bapak-bapak
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- 3 Pilihan Mobil Bekas Rp60 Jutaan: Irit BBM, Nyaman untuk Perjalanan Luar Kota
Pilihan
-
UPDATE Klasemen SEA Games 2025: Indonesia Selangkah Lagi Kunci Runner-up
-
6 Mobil Bekas Paling Cocok untuk Wanita: Lincah, Irit, dan Punya Bagasi Cukup
-
OJK Awasi Ketat Pembayaran Pinjol Dana Syariah Indonesia yang Gagal Bayar
-
Jejak Emas Rakyat Aceh Bagi RI: Patungan Beli Pesawat, Penghasil Devisa & Lahirnya Garuda Indonesia
-
Pabrik Toba Pulp Lestari Tutup Operasional dan Reaksi Keras Luhut Binsar Pandjaitan
Terkini
-
LPSK Ungkap Banyak Tantangan dalam Pelaksanaan Restitusi bagi Korban Tindak Pidana
-
Kick Off Program Quick Win Presiden Prabowo, Menteri Mukhtarudin Lepas 1.035 Pekerja Migran Terampil
-
Kejati Jakarta Tetapkan RAS Tersangka Kasus Klaim Fiktif BPJS Ketenagakerjaan Rp 21,73 Miliar
-
Said Didu Sebut Luhut Lebih Percaya Xi Jinping Ketimbang Prabowo, Sinyal Bahaya bagi Kedaulatan?
-
IACN Endus Bau Tak Sedap di Balik Pinjaman Bupati Nias Utara Rp75 Miliar ke Bank Sumut
-
Sesuai Arahan Prabowo, Ini Gebrakan Menteri Mukhtarudin di Puncak Perayaan Hari Migran Internasional
-
Usai OTT Jaksa di Banten yang Sudah Jadi Tersangka, KPK Serahkan Perkara ke Kejagung
-
Bupati Bekasi Ade Kuswara Kunang Terjaring OTT KPK, Langsung Dibawa ke Gedung Merah Putih
-
KPK Amankan 10 Orang saat Lakukan OTT di Bekasi, Siapa Saja?
-
Stop Tahan Ijazah! Ombudsman Paksa Sekolah di Sumbar Serahkan 3.327 Ijazah Siswa