Suara.com - Pakar Hukum Tata Negara Yusril Ihza Mahendra berharap kejadian penikaman yang menimpa Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Wiranto tidak terulang. Karena itu, ia meminta agar pengamanan pejabat tinggi negara ditingkatkan.
Yusril menyampaikan hal tersebut usai menjenguk Wiranto di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta Pusat pada Sabtu (12/10/2019). Ia menganggap kejadian ini sebagai peringatan untuk meningkatkan kewaspadaan.
"Peringatan pada kita semua untuk lebih meningkatkan kewaspadaaan untuk meningkatkan pengamanan agar tidak terjadi hal-hal seperti yang dialami pak Wiranto," ujar Yusril di lobby Paviliun Kartika RSPAD Gatot Soebroto, Sabtu (12/10/2019).
Saat menjenguk, Yusril mengaku tidak sempat bertemu dengan mantan Panglima Abri itu karena tidak bisa masuk ruangan. Namun, ia menganggap kondisinya mulai membaik.
"Tadi sempat berbincang-bincang dengan menantu beliau bertanya tentang kondisi pak Wiranto hari ini. Dia menjawab keadaan pak Wiranto makin pulih keadaannya," jelasnya.
Ketum Partai Bulan Bintang ini juga menyinggung adanya pihak yang menyebut kejadian tersebut sebagai rekayasa. Menurutnya, luka yang dialami Wiranto serius dan tidak bisa dianggap main-main.
"Kalau dilihat dari segi luka yang dialami seperti yang kita ketahui keadaannya serius tidak bisa dianggap menjadi sebuah perbuatan main main," pungkasnya.
Diketahui, Wiranto ditusuk saat hendak pulang ke Jakarta usai menghadiri acara peresmian Gedung Kuliah Bersama di Universitas Mathlaul Anwar yang beralamat di Kampung Cikaliung, Desa Sindanghayu, Kecamatan Saketi, Kamis (10/10/2019) kemarin.
Aksi penusukan itu dilakukan Syahril Alamsyah alias Abu Rara. Akibat peristiwa tersebut, Wiranto mengalami dua luka tusukan di bagian perut dan kini masih dirawat di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta.
Baca Juga: Berencana Jenguk Menkopolhukam Wiranto, OSO: Secepatnya, Mungkin
Dalam kasus ini, polisi telah meringkus Abu Rara, dan istrinya, Fitri Andriana Binti Sunarto. Polisi menyebutkan Abu Rara teridentifikasi sebagai anggota teroris jaringan JAD.
Berita Terkait
-
Berencana Jenguk Menkopolhukam Wiranto, OSO: Secepatnya, Mungkin
-
Pasca Penusukan Wiranto, LPI Sebut Pentingnya Peran Parpol Lawan Terorisme
-
Doakan Wiranto Cepat Sembuh, Awkarin: Desak Beliau Perbaiki Kesalahannya
-
Tinggal Tunggu Proses Pemulihan, Fadel: Wiranto Sudah Bisa Sapa Halo
-
Wiranto Tak Langsung Berdarah di Video, Suryo Prabowo Jelaskan Alasannya
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Bukan Tax Amnesty, Kejagung Cekal Eks Dirjen dan Bos Djarum Terkait Skandal Pengurangan Pajak
-
Menhaj Irfan Siapkan Kanwil Se-Indonesia: Tak Ada Ruang Main-main Jelang Haji 2026
-
Tembus Rp204 Triliun, Pramono Klaim Jakarta Masih Jadi Primadona Investasi Nasional
-
Nestapa Ratusan Eks Pekerja PT Primissima, Hak yang Tertahan dan Jerih Tak Terbalas
-
Ahli Bedah & Intervensi Jantung RS dr. Soebandi Jember Sukses Selamatkan Pasien Luka Tembus Aorta
-
Wamen Dzulfikar: Polisi Aktif di KP2MI Strategis Perangi Mafia TPPO
-
Anggota DPR Ini Ingatkan Bahaya Pinjol: Banyak yang Ngira Itu Bisa Selesaikan Masalah, Padahal...
-
Gibran Wakili Prabowo di Forum KTT G20, DPR: Jangan Cuma Hadir, Tapi Ikut Dialog
-
Mahfud MD Sebut Prabowo Marah di Rapat, Bilang Bintang Jenderal Tak Berguna Jika Tidak Bantu Rakyat
-
RUU PPRT 21 Tahun Mandek, Aktivis Sindir DPR: UU Lain Kilat, Nasib PRT Dianaktirikan