Suara.com - Sejumlah kaum ibu yang tergabung dalam Solidaritas Emak-Emak, melakukan aksi teatrikal tabur bunga sebagai tanda duka atas meninggalnya lima orang anak muda dalam demonstrasi menentang beragam RUU bermasalah beberapa waktu lalu, di depan Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Minggu (13/10/2019).
"Saya mewakili ibu- ibu, emak-emak di seluruh Indonesia. Kami berduka melihat korban demo meninggal, anak-anak ditahan tanpa kejelasan, " kata salah satu anggota solidaritas itu, Kokom Komalawati dalam orasinya.
Mereka turut membawa kertas tuntutan seperti "Stop Intimidasi kepada Keluarga Korban Demo", "Stop Kekerasan dan Intimidasi Aparat terhadap Demonstran saat Aksi".
Dalam aksi tersebut, para emak- emak yang berasal dari Jakarta dan Tangerang itu meminta polisi untuk membebaskan mahasiswa dan pelajar yang masih ditahan pascademo.
Mereka juga menuntut Polda Metro Jaya secara terbuka dan transparan memberikan data tentang mahasiswa dan pelajar yang masih ditahan, agar orang tua dan keluarga dapat mengetahui keadaan anak- anaknya.
Mereka berharap dengan adanya keterbukaan data tersebut mahasiswa dan pelajar tersebut mendapatkan haknya berupa pendampingan hukum.
Gerakan "emak- emak" itu juga meminta Menteri Pendidikan dan Kebudayaan; Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi; serta Komisi Perlindungan Anak Indonesia agar menghentikan pelarangan terhadap penyampaian pendapat dan pengancaman drop out terhadap mahasiswa.
Aksi teatrikal tabur bunga ini merupakan aksi kedua yang dilakukan oleh 'Solidaritas Emak- Emak' di depan Polda Metro Jaya.
Para emak- emak tersebut berharap agar tidak ada lagi kasus kekerasan yang dilakukan oleh penegak hukum kepada masyarakat ketika melakukan penyampaian pendapat di ruang publik.
Baca Juga: Ibu-ibu Aksi Kecam Kekerasan Aparat terhadap Mahasiswa dan Pelajar
Berita Terkait
-
Protes Kekerasan Aparat, Emak-Emak Tabur Bunga di Polda Metro Jaya
-
Polisi: Belum Ada Informasi Terkait Aksi Mahasiswa 14 Oktober
-
Ibu-ibu Aksi Kecam Kekerasan Aparat terhadap Mahasiswa dan Pelajar
-
Gara-gara Peristiwa Grahadi, Aksi Lanjutan Surabaya Menggugat Batal Digelar
-
Tuntutan Belum Direspons Presiden, Mahasiswa Kembali Bergerak Besok
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Terbaik untuk Anak Muda 2025: Irit Bensin, Stylish Dibawa Nongkrong
- 7 Rekomendasi Lipstik Mengandung SPF untuk Menutupi Bibir Hitam, Cocok Dipakai Sehari-hari
- Gibran Hadiri Acara Mancing Gratis di Bekasi, Netizen Heboh: Akhirnya Ketemu Jobdesk yang Pas!
- 7 Lipstik Halal dan Wudhu Friendly yang Aman Dipakai Sehari-hari, Harga Mulai Rp20 Ribuan
Pilihan
-
Jeje Koar-koar dan Bicara Omong Kosong, Eliano Reijnders Akhirnya Buka Suara
-
Saham TOBA Milik Opung Luhut Kebakaran, Aksi Jual Investor Marak
-
Isuzu Kenalkan Mesin yang Bisa Telan Beragam Bahan Bakar Terbarukan di JMS 2025
-
Pabrik Sepatu Merek Nike di Tangerang PHK 2.804 Karyawan
-
4 HP Baterai Jumbo Paling Murah mulai Rp 1 Jutaan, Cocok untuk Ojol!
Terkini
-
Mengapa Jakarta Selatan Kembali Terendam? Ini Penyebab 27 RT Alami Banjir Parah
-
Korupsi Pertamina Makin Panas: Pejabat Internal Hingga Direktur Perusahaan Jepang Diinterogasi
-
Mengapa Kemensos Gelontorkan Rp4 Miliar ke Semarang? Ini Penjelasan Gus Ipul soal Banjir Besar
-
Soal Progres Mobil Nasional, Istana: Sabar Dulu, Biar Ada Kejutan
-
Kenapa Pohon Tua di Jakarta Masih Jadi Ancaman Nyawa Saat Musim Hujan?
-
Tiba di Korea Selatan, Ini Agenda Presiden Prabowo di KTT APEC 2025
-
Wakapolri Ungkap Langkah Pembenahan Polri: Aktifkan Pamapta dan Modernisasi Pelayanan SPKT
-
Pernah Jadi Korban, Pramono Anung Desak Perbaikan Mesin Tap Transjakarta Bermasalah
-
Skandal Whoosh Memanas: KPK Konfirmasi Penyelidikan Korupsi, Petinggi KCIC akan Dipanggil
-
Formappi Nilai Proses Etik Lima Anggota DPR Nonaktif Jadi Ujian Independensi MKD