Suara.com - Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengatakan lembaga yang dipimpinnya akan dibubarkan pada 19 Oktober 2019.
Pembubaran Kantor Staf Presiden itu dilakukan sehari sebelum pelantikan Presiden dan Wakil Presiden terpilih Joko Widodo-Ma'ruf Amin.
Menurutnya, lembaga serupa akan tetap ada setelah keluar Peraturan Presiden (Perpres).
"Lembaga ini tetap ada nanti, tapi harus dibubarkan dulu. Tanggal 19 nanti sudah off semuanya, setelah itu akan muncul lagi , Perpres berikutnya," ujar Moeldoko di Kantor Staf Presiden, Jakarta, Rabu (16/10/2019).
Moeldoko menuturkan kemungkinan KSP akan berubah nama. Sebab kata dia belum diputuskan oleh Jokowi.
"Namanya masih belum diputuskan oleh bapak Presiden. Bisa berubah namanya," kata dia.
Tak hanya itu, KSP juga akan berganti nama dan memiliki tugas baru, yaitu delivery unit. Namun, Moeldoko belum bisa memastikan apakah KSP di bawah Kementerian Sekretariat Negara atau Sekretariat Kabinet.
"Tugasnya ditambah satu, delivery unit. Waktu kami berbincang-bincang dengan bapak Presiden ada arahan seperti itu. Belum, belum, tadi apakah berdiri sendiri atau di bawah Setkab, kami enggak ngerti," ucap dia
Mantan Panglima TNI itu menuturkan setelah dibubarkan, tidak ada lagi pegawai yang bekerja di KSP. Sedangkan PNS yang bertugas di KSP, akan kembali bertugas di induknya.
Baca Juga: Jokowi Mau Langsung Kerja Setelah Dilantik, Moeldoko: Tak Usah Ada Euforia
"Ini semuanya kontrak, tapi ada juga pegawai negeri sipil, nanti kembali keinduknya dulu. Nanti kalau diperlukan balik lagi ke sini," tutur Moeldoko.
Untuk diketahui, KSP dibentuk berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 26 Tahun 2015 tentang Kantor Staf Presiden.
Berdasarkan pasal 16 di Perpres tersebut, masa jabatan Kepala Staf Kepresidenan paling lama sama dengan masa bakti Presiden.
Berita Terkait
-
Buntut Vlog Jokowi dan Jan Ethes, Ferdinand Sebut KSP Tak Berfungsi Jelas
-
KSP Sebut Tidak Memilih Itu Hak, Tapi Jangan Memobilisasi untuk Golput
-
KSP Klaim Indeks Demokrasi Indonesia Baik Jelang Pilpres 2019
-
KSP Tempat Penampungan Timses Jokowi, PDIP: Berlebihan
-
Moeldoko Bantah KSP Galang Pembentukan Relawan Pilpres 2019
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
Terkini
-
Rekam Jejak Sri Mulyani Keras Kritik BJ Habibie, Kinerjanya Jadi Menteri Tak Sesuai Omongan?
-
Pajak Kendaraan di RI Lebih Mahal dari Malaysia, DPRD DKI Janji Evaluasi Aturan Progresif di Jakarta
-
Jalan Berlubang di Flyover Pancoran Makan Korban: ASN Terjatuh, Gigi Patah-Dahi Sobek
-
DPR Ingatkan Program Revitalisasi Sekolah Jangan Hanya Buat Gedung Mewah: Guru Juga Harus Sejahtera
-
Gibran Tak Lulus SMA? Said Didu Bongkar UTS Insearch Cuma 'Bimbel', Surat Kemendikbud Disorot
-
Ditinggal Jaksa di Tengah Gugatan Rp125 Triliun, Gibran Hadapi Sendiri Kasus Ijazah SMA-nya?
-
Geger Dugaan Skandal Terlarang Irjen KM, Terkuak Panggilan 'Papapz-Mamamz' Kompol Anggraini
-
Jadi Buron Kasus Pencemaran Nama Baik JK, Kejagung Buru Silfester Matutina
-
Inikah Wajah Kompol Anggraini Diduga Jadi Orang Ketiga di Rumah Tangga Irjen Krishna Murti?
-
Bukan Septic Tank! Ternyata Ini Sumber Ledakan di Pamulang yang Rusak 20 Rumah