Suara.com - Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) menyinggung soal operasi tangkap tangan (OTT) Wali Kota Medan Tengku Dzulmi Eldin yang dilakukan KPK.
JK mengapresiasi kinerja KPK yang kini tengah rajin melakukan OTT, namun ia berharap jangan sampai membuat sebuah ketakutan.
JK mengungkapkan kalau efek dari getolnya KPK melakukan OTT ialah banyak orang di daerah yang takut untuk mengambil keputusan. Padahal, menurutnya orang-orang di daerah tidak perlu takut, asalkan penghitungan anggarannya sesuai dengan kebutuhan.
"Sebenarnya enggak usah takut, harusnya pakai perhitungan dulu yang pas. Apalagi di daerah, kita apresiasi KPK hari ini, nangkep Wali Kota Medan," kata JK saat berpidato pada acara Dialog Bersama 100 Ekonom di Hotel Westin, Jakarta Selatan, Kamis (17/10/2019).
"(Pemberantasan) itu perlu, tapi, ada efeknya ketakutan. Ada baiknya tapi kehati-hatianya keterlaluan," sambungnya.
JK mengambil contoh ketakutan tersebut terjadi di yang dirasakannya ketika mengunjungi pelabuhan di Batam sebulan yang lalu. JK melihat pelabuhannya sudah tidak baik, bahkan ongkos untuk pengiriman barang dengan jarak 20 mil ke Singapura lebih mahal daripada ke Jakarta.
JK pun meminta pengelola untuk membeli crane agar mempermudah revitalisasi pelabuhan. Akan tetapi JK malah diminta untuk dibuatkan keputusan presiden (keppres) karena takut dianggap menyelewengkan anggaran.
"Saya minta beli crane paling mahal dan baik. Tapi saya diminta Keppres buat beli crane," ujarnya.
JK mengungkap ketakutan itu justru berimbas kepada pembangunan di daerah. Meski demikian, JK meminta kepada seluruhnya untuk tidak mengamini korupsi dibenarkan. Ia meminta tetap fokus bekerja yang lebih baik ke depan.
Baca Juga: Wapres JK Sebut Mewujudkan Perdamaian Paling Sulit, Tapi Berkesan
"Tapi kita enggak excuse soal itu. Kita harus bekerja lebih baek ke depan," tandasnya
"Harapan saya ya ketika peristiwa pemecatan beberapa anggota TNI ini hendaknya juga menjadi instrospeksi, menjadi kritik membangun agar komandan-komandannya yang berdarah-darah ini juga dihukum diadili. Jangan hanya prajurit yang diadili dihakimi tapi komandannya tidak."
Berita Terkait
-
Selama jadi Wapres, JK Akui Tak Bisa Wujudkan Indonesia Makmur
-
Pamit ke Para Ekonom, JK: Ini Pidato Terakhir Saya
-
Tanggapi OTT KPK, Fahri Hamzah: Saya Geleng-geleng Kepala
-
Suap Proyek dan Jabatan, Wali Kota Medan Dzulmi Eldin jadi Tersangka
-
Kena OTT KPK, Viral Bupati Supendi Goyang Bareng Biduan Dangdut
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
-
Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
-
Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
-
Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
-
Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
Terkini
-
Jerit Pilu dari Pedalaman: Remaja Badui Dibegal Celurit di Jakarta, Tokoh Adat Murka
-
Kasus Korupsi Gula: Charles Sitorus Langsung Dijebloskan ke Lapas, Ini Vonis Lengkapnya!
-
Anggap Ignasius Jonan Tokoh Bangsa, Prabowo Buka-bukaan soal Pemanggilan ke Istana
-
Warga Protes Bau Sampah, Pramono Anung Hentikan Sementara Uji Coba RDF Rorotan
-
Jakarta Siaga! Modifikasi Cuaca Rp200 Juta per Hari Dikerahkan Hadapi Hujan Ekstrem
-
Gubernur Riau Kena OTT KPK, PKB Pasang Badan? Sikap Partai Jadi Sorotan!
-
Prabowo Resmikan Stasiun Tanah Abang Baru, Apa Kata Warga?
-
Ngaku Anak 'Anker', Begini Curhatan Prabowo di Stasiun Tanah Abang
-
Prabowo: Whoosh Jangan Dihitung Untung-Rugi, yang Penting Bermanfaat untuk Rakyat
-
Inflasi Jakarta Lebih Tinggi dari Nasional? Gubernur DKI Klaim Ekonomi Tetap Terkendali