Suara.com - Setara Institute for Democracy and Peace mencatat ada empat hal yang harus menjadi fokus Kapolri Jendersl Idham Azis, khususnya dalam menjalankan visi Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam penanganan ancaman terhadap Pancasila, seperti radikalisme.
Direktur Riset Setara Institute Halili mengatakan hal pertama yang harus menjadi fokus Idham Azis adalah peran aktif Polri melalui kepemimpinan Idham harus optimal dalam memperkuat kebinekaan.
"Kapolri baru hendaknya memimpin kepolisian agar menjadi lembaga yang ramah dan melindungi keragaman identitas dan perlindungan hak-hak mereka sebagai warga negara, terutama kelompok-kelompok minoritas yang selama ini sering menjadi korban," kata Halili dalam konferensi pers di Kawasan Wahid Hasyim, Jakarta Pusat pada Kamis (7/11/2019).
Kedua, Idham Azis diminta untuk bisa menangani ancaman terhadap ideologi Pancasila secara demokratis, sipilian, non-kekerasan dan menghormati Hak Asasi Manusia (HAM).
"Pendekatan yang sama juga harus dipilih sebagai prioritas dalam penanganan aksi-aksi damai sebagai saluran ekspresi dan kebebasan mengemukakan pendapat," katanya.
Ketiga, Idham harus aktif melakukan reformasi dan penguatan kapasitas internal kepolisian. Setara mencatat dalam 12 tahun terakhir menunjukkan kepolisian merupakan aktor yang menonjol dalam kasus pelanggaran kebebasan beragama dan berkeyakinan.
"Tercatat kepolisian yang menjadi pelaku dalam 480 tindakan pelanggaran kebebasan beragama dan berkeyakinan. Di satu sisi, polisi merupakan pemangku kewajiban dan satunya adalah pelindung hak warga negara," lanjut Halili.
Halili memberi contoh, pada kasus Brigadir K di Jambi pada tahun 2018 dan Bripda NOS yang ditangkap pada tahun 2019.
Untuk itu, kata dia, kapolri baru harus bisa melakukan pemantauan dalam jabatan atas petinggi dan anggota dalam rekrutmen di lingkungan internal kepolisian agar hal tersebut tidak terjadi lagi.
Baca Juga: Guntur Romli Sebut KIM Formasi Tepat untuk Perangi Radikalisme Agama
Terakhir, Idham Azis diminta bisa menangani politisasi SARA yang menguat dalam dunia politik dari tingkat lokal sampai nasional.
"Politisasi identitas berbasis sara merupakan fenomena yang marak dan nyata merusak harmoni sosial dan integrasi nasional di Indonesia. Politisasi sara ini juga menyerang kelompok minoritas di Indonesia," katanya.
Setara beranggapan, Idham Azis akan mengemban tugas yang sangat berat sebab tahun depan akan ada agenda Pilkada 2020. Gelaran politik tingkat desa tersebut berpotensi muncul ancaman terhadap Pancasila, terutama melalui politisasi agama oleh para politisi serta kelompok-kelompok pendukung dan simpatisan.
Berita Terkait
-
Minta Menag Fachrul Perbaiki Cara Komunikasi, DPR: Jangan Bikin Kegaduhan
-
Tito Karnavian Resmi Serahkan Tongkat Komando ke Kapolri Idham Azis
-
Polri Gelar Tradisi Pengantar Tugas Kapolri Baru di Mako Brimob
-
Guntur Romli Sebut KIM Formasi Tepat untuk Perangi Radikalisme Agama
-
Soal Ide Jokowi Ubah Istilah Radikalisme, Begini Kata Pengamat
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Jemput Weekend Seru di Bogor! 4 Destinasi Wisata dan Kuliner Hits yang Wajib Dicoba Gen Z
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
Pilihan
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
Terkini
-
DNA Dikirim ke Jakarta, Tim DVI Kerja Maraton Identifikasi 6 Jenazah Korban Ponpes Al Khoziny
-
Siapa Nono Anwar Makarim? Ayah Nadiem, Doktor Harvard dan Aktivis '66, Turun Gunung ke Pengadilan
-
Buka SPEKIX 2025, Mendagri: Ruang Merayakan Keberanian dan Kreativitas Anak Istimewa
-
Siapa Pengasuh Ponpes Al Khoziny? Publik Ramai-Ramai Tuntut Tanggung Jawab
-
Tragedi Ponpes Al Khoziny, Prabowo Perintahkan Audit Total Bangunan Pesantren Se-Indonesia
-
Angkat Para Santri Korban Reruntuhan Ponpes Al Khoziny, Seberapa Kaya Cak Imin?
-
Sudah 37 Jenazah Ditemukan di Reruntuhan Al Khoziny, Tim SAR Hadapi Ancaman Penyakit dan Beton
-
Berapa Anak Cak Imin? Angkat Santri Korban Reruntuhan Al Khoziny Jadi Anak
-
Korban Ambruknya Gedung Ponpes Al Khoziny Terus Bertambah, Tim SAR Sudah Temukan 37 Jenazah
-
Janjian Ketemu Makan Siang, Istana Ungkap Isi Pembicaraan Prabowo - Jokowi di Kertanegara