Suara.com - Kantor Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, digeruduk pendemo, Jumat (8/11/2019). Massa aksi meminta Anies agar segera membuka dokumen Kebijakan Umum Anggaran-Plafon Prioritas Anggaran (KUA-PPAS) DKI tahun 2020 kepada publik.
Massa aksi yang mengatasnamakan Presidium Rakyat Nusantara ini mendatangi Balai Kota dengan mobil komando sekitar pukul 14.50 WIB. Mereka juga membawa beberapa atribut aksi seperti poster, bendera Indonesia, dan karangan bunga.
Salah seorang orator, Siska menganggap banyak anggaran yang janggal di dokumen tersebut. Selain nilainya yang fantastis, tujuan pengadaannya juga dinilai tak masuk akal.
"Dalam dokumen ini, ditemukan ada puluhan bahkan ratusan mata anggaran menjadi perundungan public. Mata anggaran itu antara lain rencana pembelian," ujar Siska di atas mobil komando.
Diketahui, beberapa anggaran yang janggal di antaranya adalah lem aibon Rp 127 miliar, ballpoint Rp 123,8 miliar, komputer Rp 121,2 miliar, antivirus Rp 12,9 miliar, dan influencer Rp 5 miliar.
Meski sudah terbongkar, kata Siska, anak buah Anies masih tidak mau memublikasikan dokumen itu. Ia menduga Pemprov sengaja menutup-nutupi anggaran itu.
"Maka kami menduga pemerintah provinsi DKI Jakarta secara sengaja menutup semua akses informasi," jelasnya.
Menurutnya pengadaan anggaran janggal itu bisa merugikan masyarakat Jakarta karena berpotensi korupsi. Maka dari itu, massa aksi meminta agar Anies segera mundur dari jabatannya.
"Kami menyarankan Gubernur Anies Baswedan untuk mundur dari jabatan karena dinilai gagal dan sarat indikasi korupsi," pungkasnya.
Baca Juga: Soal Meme Anies Baswedan ala Joker, Fahira Idris Penuhi Panggilan Polisi
Berita Terkait
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Sampaikan Laporan Kinerja, Puan Maharani ke Masyarakat: Mohon Maaf atas Kinerja DPR Belum Sempurna
Pilihan
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Geger Shutdown AS, Menko Airlangga: Perundingan Dagang RI Berhenti Dulu!
-
Seruan 'Cancel' Elon Musk Bikin Netflix Kehilangan Rp250 Triliun dalam Sehari!
-
Proyek Ponpes Al Khoziny dari Tahun 2015-2024 Terekam, Tiang Penyangga Terlalu Kecil?
Terkini
-
Prakiraan Cuaca 4 Oktober 2025 di Berbagai Kota Wisata dari Bogor, Bali hingga Yogyakarta
-
Dolar Diramal Tembus Rp20.000, Ekonom Blak-blakan Kritik Kebijakan 'Bakar Uang' Menkeu
-
'Spill' Sikap NasDem: Swasembada Pangan Harga Mati, Siap Kawal dari Parlemen
-
Rocky Gerung 'Spill' Agenda Tersembunyi di Balik Pertemuan Jokowi dengan Abu Bakar Ba'asyir
-
Kriminalisasi Masyarakat Adat Penentang Tambang Ilegal PT Position, Jatam Ajukan Amicus Curiae
-
Drama PPP Belum Usai: Jateng Tolak SK Mardiono, 'Spill' Fakta Sebenarnya di Muktamar X
-
Horor MBG Terulang Lagi! Dinas KPKP Bongkar 'Dosa' Dapur Umum: SOP Diabaikan!
-
Jalani Kebijakan 'Koplaknomics', Ekonom Prediksi Indonesia Hadapi Ancaman Resesi dan Gejolak Sosial
-
Mensos Gus Ipul Bebas Tugaskan Staf Ahli yang Jadi Tersangka Korupsi Bansos di KPK
-
Detik-detik Bus DAMRI Ludes Terbakar di Tol Cikampek, Semua Penumpang Selamat