Suara.com - Politikus Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Mohamad Guntur Romli menganggap Presiden Federasi Serikat Pekerja Pertamina Bersatu (FSPPB) Arie Gumilar bisa dijatuhi sanksi oleh setingkat menteri BUMN serta direksi Pertamina. Pasalnya, Guntur Romli melihat ada upaya penghasutan yang dilakukan oleh Arief terhadap mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
Pria yang akrab disapa Gun Romli tersebut melihat sebuah video yang beredar di media sosial Twitter. Dalam video itu tampak Arie melakukan provokasi terkait dengan isu Ahok yang akan menjabat sebagai pimpinan di PT Pertamina (Persero).
Padahal, kata dia, bergabungnya Ahok dalam PT Pertamina masih menjadi kabar burung yang belum bisa dipastikan kebenarannya.
"Pidato orang itu tidak menunjukkan seorang pegawai BUMN yang profesional, tapi lebih terkesan sebagai provokator yang reaktif pada informasi yang belum valid dan detail," kata Gun Romli kepada SUARA.COM, Senin (18/11/2019).
"Namun Ketua Serikat Pekerja Pertamina itu sudah melakukan gerakan penolakan yang menghasut, mulai dari meme, spanduk, demo dan pertemuan yang harusnya tidak dilakukan oleh pegawai yang menjunjung tinggi profesionalitas," sambungnya.
Kemudian Gun Romli juga menekankan kepada diksi residivis yang digunakan Arie kepada Ahok. Menurutnya, penggunaan diksi tersebut malah membunuh karakter Ahok.
"Karena istilah residivis hanya bisa digunakan pada 'pejahat kambuhan' yang dihukum atas kasus kejahatan yang berkali-kali," ujarnya.
"Contohnya Rizieq Shihab bisa disebut residivis karena sudah dua kali di penjara untuk jenis kasus kejahatan yang sama," sambungnya.
Terkait hal itu, Gun Romli meminta kepada menteri BUMN dan direksi Pertamina untuk memberikan sanksi kepada Arie lantaran telah melakukan provokasi.
Baca Juga: Unggah Foto Ahok, Jubir Presiden Beberkan Peraturan Pengurus BUMN
"Harus memanggil orang itu dan menjatuhkan sanksi karena membuat gaduh, menghasut dan melakukan pembunuhan karakter berdasarkan informasi yang belum valid," tandasnya.
Berita Terkait
-
Serikat Pekerja Pertamina Tolak Ahok, Gun Romli: Sudah Terpapar Radikalisme
-
Rizieq Shihab Disamakan dengan TKI, Ketua HRS Center Naik Darah
-
Driver Ojol Protes Larangan Masuk Area, PSI Kasih Pembelaan
-
Hobi Marah-marah, Ahok Disebut Cocok Jadi Dirut PLN atau Pertamina
-
Politikus PSI: Pembom Bunuh Diri di Medan Mati dalam Kondisi Hina
Terpopuler
- 6 HP RAM 8 GB Paling Murah dengan Spesifikasi Gaming, Mulai Rp1 Jutaan
- 5 Tablet Snapdragon Mulai Rp1 Jutaan, Cocok untuk Pekerja Kantoran
- 7 Rekomendasi Sepatu Jalan Kaki Terbaik Budget Pekerja yang Naik Kendaraan Umum
- 7 Rekomendasi Body Lotion dengan SPF 50 untuk Usia 40 Tahun ke Atas
- 7 Pilihan Sepatu Lokal Selevel Hoka untuk Lari dan Bergaya, Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
-
Rolas Sitinjak: Kriminalisasi Busuk dalam Kasus Tambang Ilegal PT Position, Polisi Pun Jadi Korban
-
Menkeu Purbaya Ungkap Ada K/L yang Balikin Duit Rp3,5 T Gara-Gara Tak Sanggup Belanja!
-
Vinfast Serius Garap Pasar Indonesia, Ini Strategi di Tengah Gempuran Mobil China
-
Minta Restu Merger, GoTo dan Grab Tawarkan 'Saham Emas' ke Danantara
Terkini
-
Mafindo Ungkap Potensi Tantangan Pemilu 2029, dari AI hingga Isu SARA
-
Bilateral di Istana Merdeka, Prabowo dan Raja Abdullah II Kenang Masa Persahabatan di Yordania
-
August Curhat Kena Serangan Personal Imbas Keputusan KPU soal Dokumen Persyaratan yang Dikecualikan
-
Di Hadapan Prabowo, Raja Yordania Kutuk Ledakan di SMAN 72 Jakarta, Sebut Serangan Mengerikan
-
Usai Disanksi DKPP, Anggota KPU Curhat Soal Beredarnya Gambar AI Lagi Naik Private Jet
-
Dua Resep Kunci Masa Depan Media Lokal dari BMS 2025: Inovasi Bisnis dan Relevansi Konten
-
Soal Penentuan UMP Jakarta 2026, Pemprov DKI Tunggu Pedoman Kemnaker
-
20 Warga Masih Hilang, Pemprov Jateng Fokuskan Pencarian Korban Longsor Cilacap
-
Gagasan Green Democracy Ketua DPD RI Jadi Perhatian Delegasi Negara Asing di COP30 Brasil
-
Mensos Ungkap Alasan Rencana Digitalisasi Bansos: Kurangi Interaksi Manusia Agar Bantuan Tak Disunat