Suara.com - Puluhan warga yang rumahnya digusur di Jalan Sunter Agung Perkasa VIII, Kecamatan Tanjung Priok, Jakarta Utara masih bertahan di puing-puing bekas gusuran. Mereka menolak dipindah ke rumah susun.
Salah satu warga, Malik (42) yang berprofesi sebagai tukang jual barang bekas mengatakan, jika dipindahkan ke rumah susun mereka tidak bisa berjualan lagi.
"Kalau ke (Rusun) Marunda itu kalau orang kayak kita ini kan tempatnya kerja di rongsok, enggak nyambung kalau di Marunda, mau taruh barangnya di mana, kalau di rumah susun itu tidak bisa naruh barang kayak besi, kayak aqua ini, kan jadi kotor," kata Malik kepada Suara.com, di lokasi, Rabu (20/11/2019).
Pria asal Bangkalan, Madura yang sudah lama merantau di Jakarta itu mengaku kebingungan mencari pekerjaan lain setelah lapaknya digusur.
"Mau kerja apalagi, mau pulang enggak ada duit, mau ngontrak enggak ada, seadanya segini dulu, tidur di sini, bangun tenda saja dibongkar lagi," katanya.
Mereka berharap Pemprov DKI Jakarta bisa memikirkan nasib mereka karena saat ini tidak bisa bekerja lagi dan tidak mendapatkan ganti rugi untuk menyambung hidup.
"Kami pengennya di sini, soalnya kami lama di sini, kalau di sini kan jalannya orang mondar-mandir, kalau agak ke dalam itu susah orang masuk, orang juga sudah sering tahu di sini ada lapak barang rongsok apa yang bisa dijual," ujarnya lagi.
Diketahui, Pemerintah Kota Jakarta Utara dibantu 1.500 personel gabungan dari kepolisian, Satpol PP dan PPSU melakukan penertiban bangunan di Jalan Agung Perkasa VIII, Sunter, Kamis (14/11/2019).
Penertiban sempat berujung bentrok, karena warga mempertahankan bangunan mereka yang sudah ditinggali sejak puluhan tahun tersebut.
Baca Juga: Janji Anies Dipertanyakan, Gerindra: Tidak Ada Janji Tak Gusur Rumah Warga
Upaya ini dilakukan pemerintah bukan penggusuran tetapi penataan dan penertiban bangunan yang tidak sesuai dengan fungsinya.
Penataan itu dilakukan untuk mendukung program pemerintah terkait normalisasi saluran air sepanjang 400 meter dengan lebar sekitar 6 meter. Wilayah tersebut diketahui rawan terjadinya genangan saat musim penghujan.
Berita Terkait
-
Korban Gusuran Sunter: Kami Menyesal Dulu Pilih Anies
-
Warga Sunter Korban Gusuran: Bangun Tenda Dibongkar, Kami Tidur di Mana?
-
Analis: Anies Dulu Janji Tak Gusur Rakyat Cuma buat Kalahkan Ahok
-
Ditanya Soal Penggusuran di Sunter, Anies Serahkan ke Wali Kota Jakut
-
Puing dan Sampah di Lokasi Penggusuran Sunter Dibuang ke Bantar Gebang
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Profil Wali Kota Prabumulih: Punya 4 Istri, Viral Usai Pencopotan Kepsek SMPN 1
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Dikira Hilang saat Demo Ricuh, Polisi Ungkap Alasan Bima Permana Dagang Barongsai di Malang
-
Tito Karnavian: Satpol PP Harus Humanis, Bukan Jadi Sumber Ketakutan
-
Wamenkum Sebut Gegara Salah Istilah RUU Perampasan Aset Bisa Molor, 'Entah Kapan Selesainya'
-
'Abuse of Power?' Kemendagri Sebut Wali Kota Arlan Langgar Aturan Copot Kepala SMP 1 Prabumulih
-
Strategi Baru Senayan: Mau RUU Perampasan Aset Lolos? UU Polri Harus Direvisi Dulu
-
Misi Penyelamatan Pekerja Tambang Freeport Berlanjut, Ini Kabar Terbarunya
-
Buntut Aksi Pemukulan Siswa ke Guru, Dikeluarkan Sekolah dan Ayah yang Polisi Terancam Sanksi
-
Perkuat Pertahanan Laut Indonesia, PLN dan TNI AL Jalin Kolaborasi
-
Korban Pemerkosaan Massal '98 Gugat Fadli Zon: Trauma dan Ketakutan di Balik Penyangkalan Sejarah
-
Pengamat: Dasco Punya Potensi Ubah Wajah DPR Jadi Lebih 'Ramah Gen Z'