Suara.com - Delegasi pemerintah Nigeria berkunjung ke Kementerian Sosial (Kemensos) untuk mengetahui lebih jauh tentang program perlindungan sosial. Indonesia dinilai sebagai negara yang sukses melaksanakan mempercepat penangan kemiskinan melalui program bantuan sosial.
"Delegasi pemerintah Nigeria menjadikan Indonesia sebagai tempat belajar untuk mengenal program-program yang terkait perlindungan sosial, khususnya untuk melihat langsung dan berdiskusi tentang pelaksanaan PKH, BPNT, SLRT dan SIKS-NG serta Kartu Indonesia Pintar (KIP). Under my leadership, MoSA (Ministry of Social Affairs) will bring social assistance to empowerment. Keluarga Penerima Manfaat (KPM) harus diberikan kegiatan pemberdayaan untuk dapat segera mandiri secara ekonomi," kata Menteri Sosial (Mensos), Juliari P. Batubara, di sela-sela menyambut delegasi Nigeria, Senin (25/11/2019).
Mensos menyatakan, Indonesia menjadi tujuan kunjungan karena menurut mereka, Indonesia dinilai berhasil dalam penanganan kemiskinan melalui program perlindungan sosial.
Sekretaris Jenderal Kemensos, Hartono Laras menerima delegasi Nigeria yang dipimpin Ketua Delegasi, Salomon Musa, yang juga Ketua National Social Registry, NASSCO (National Sosial Safety Net Coordinating Office). Hadir mendampingi Sekjen, Kepala Biro Perencanaan, Adhy Karyono, Sekretaris Ditjen Penanganan Fakir Miskin (PFM), Nurul Farijati, dan Direktur PFM Wilayah I AM Asnandar.
Dalam sambutannya, Hartono menyatakan, sebagai negara berkembang, Nigeria juga tengah gencar mendorong program penanganan kemiskinan.
"Kerja sama kali ini bisa bersifat best practice, bagaimana mengatasi kendala yang melingkupi pelaksanaan program perlindungan sosial di negara masing-masing. Kedua negara bisa saling melengkapi dan dapat melakukan perbaikan program menjadi lebih efektif," katanya.
Kepada delegasi Nigeria, Hartono menjelaskan kemajuan signifikan PKH. Indonesia memulai program PKH sejak tahun 2007 dengan hanya 340.000 KPM dan telah berkembang tahun 2019, mencakup 10 juta KPM.
Demikian juga dengan bantuan pangan telah menyelesaikan tahap transformasi dari bantuan Rastra menjadi BPNT, atau dalam bentuk cashless melalui E-warong untuk sebanyak 15,6 juta KPM.
"Dua program lain yang sedang kami kembangkan adalah pengelolaan basis data melalui aplikasi SIKS-NG dan Sistem Layanan dan Rujukan Terpadu (SLRT) sebagai media untuk memfasilitasi pendaftaran bagi orang miskin yang exclusion error untuk mendapat akses program perlindungan sosial dan program penanganan kemiskinan lainnya," katanya.
Baca Juga: Kemensos Bakal Modifikasi Program PKH dan BPNT Guna Tekan Kemiskinan
Sementara itu, Adhy Karyono menyatakan, delegasi Nigeria datang ke Indonesia sebagai negara yang dianggap sudah baik dalam mengembangkan program-program penanganan kemiskinan. Ini sejalan dengan upaya pemerintah Nigeria untuk membangun social protection di negaranya.
Mereka melihat Indonesia sudah membuat langkah maju.
"Di Indonesia, bantuan sosial yang cakupan penerimanya luas, didukung oleh basis data yang ter-update dengan baik, terintegrasi dengan bantuan sosial pangan bahkan disertai komponen kesehatan, pendidikan, dan sebagainya," kata Adhy.
Kemensos akan memfasilitasi delegasi Nigeria dengan menghadirkan para pejabat terkait di Kemensos untuk memberikan penjelasan terkait berbagai informasi yang dibutuhkan.
"Mereka akan kita ajak untuk melihat bagaimana kebijakan Indonesia dalam membangun sistem koordinasi dan integrasi kebijakan penanganan kemiskinan. Kita akan mengajak mereka melihat sistem call center PKH, pengelolan bantuan pendidikan dengan KIP di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, dan juga praktek di Kota Bogor," kata Adhy.
Menurutnya, Indonesia patut berbangga, sebab ini bukan pertama kali negara asing datang ke Kemensos untuk belajar tentang social protection. Sebelumnya sudah pernah beberapa negara seperti Bangladesh, India dan negara-negara Afrika.
Berita Terkait
-
Mensos Apresiasi Aksi Tagana dan KSB Bersihkan Sungai Citonjong
-
Mensos Canangkan Kawasan Siaga Bencana di Pantai Selatan Pulau Jawa
-
Kegiatan Sosialisasi Program PFM Tahun 2020 Direktorat PFM Wilayah II
-
Kemensos Mengadakan Pelatihan Manajemen Kasus bagi Pekerja Sosial
-
Kemensos Bakal Modifikasi Program PKH dan BPNT Guna Tekan Kemiskinan
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
KPK Akhirnya Ambil Alih Kasus Korupsi Petral dari Kejagung, Apa Alasannya?
-
KPK Selidiki Korupsi Google Cloud, Kuasa Hukum Bantah Nadiem Makarim Terlibat
-
Kemenpar Dukung Pesta Diskon Nasional 2025: Potongan Harga 20-80 Persen!
-
Sadis! Pembunuh Guru di OKU Ternyata Mantan Penjaga Kos, Jerat Leher Korban Demi Ponsel
-
Gebrakan Menhan-Panglima di Tambang Ilegal Babel Dikritik Imparsial: Pelanggaran Hukum, Tanda Bahaya
-
Otak Pembakar Rumah Hakim PN Medan Ternyata Mantan Karyawan, Dendam Pribadi Jadi Pemicu
-
Dari IPB hingga UGM, Pakar Pangan dan Gizi Siap Dukung BGN untuk Kemajuan Program MBG
-
Menhaj Rombak Skema Kuota Haji: yang Daftar Duluan, Berangkat Lebih Dulu
-
Isu Yahya Cholil Staquf 'Dimakzulkan' Syuriyah PBNU, Masalah Zionisme Jadi Sebab?
-
Siap-siap! KPK akan Panggil Ridwan Kamil Usai Periksa Pihak Internal BJB