Suara.com - Ombudsman RI menyoroti gaya pelayanan publik yang selama ini dilakukan oleh beberapa kementerian, reformasi birokrasi menjadi kunci agar kementerian tidak kaku.
Anggota Ombusdman Adrianus Melialia mengatakan seluruh pegawai di kementerian seharusnya meninggalkan gaya lama yang kaku dan berbelit.
"Jadi untuk bagaimana para instansi penerima layanan publik ketika menerima keluhan dari masyarakat tidak dengan formalistik, tidak dengan kaku tidak dengan gaya pejabat," kata Adrianus Melialia dalam acara Seminar Propartif dan Anugerah Predikat Kepatuhan 2019, di Hotel JS Luwansa, Jakarta, Rabu (27/11/2019).
Menurut dia, pelayanan publik dengan gaya lama sudah tidak bisa dilakukan lagi seiring perkembangan zaman yang menuntut kecepatan.
"Kita tidak ingin, ya bayangkan orang-orang yang didatangngi itu misalnya bukan orang yang seneng, orang yang menopang dagu semua toh, sudah mau marah aja gitu," katanya.
Maka dengan pendekatan propartif ini, pihaknya mengharapkan masyarakat mau melapor apapun keluhan mereka.
"Mau datang sehingga ada respon dengan cepat," ucapnya.
Dalam Seminar Propartif dan Anugerah Predikat Kepatuhan 2019 ini Ombudsman mengundang semua instansi yang memiliki delik pengaduan masyarakat.
"Kami mengundang semua instansi yang memiliki delik pengaduan. Mulai dari KemenPAN-RB, semua, Sekjen DPR, KSP, Setneg, semua yang punya pengaduan agar mendengar acara kami ini, agar meniru. Dengan begitu kami harapkan banyak yang melapor dan mengadu," imbuh Adrianus.
Baca Juga: Ombudsman Endus Anggaran Bermasalah Formula E Jakarta
Acara ini akan dikombinasikan dengan seminar untuk memperkenalkan metode progresif dan partisipatif yakni pendekatan perlakuan yang adil (fair treatment approach) terkait pengaduan masyarakat dalam pelayanan publik.
Ombudsman juga akan memberikan anugrah predikat kepatuhan 2019 pada kementrian yang memiliki layanan publik terbaik.
Acara ini dihadiri beberapa kementrian, seperti Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Kemenko Polhukam) Mahfud MD, Menteri Agama Fachrul Razi, dan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi.
Berita Terkait
-
Listrik Padam saat Ombudsman RI Rilis Kelalaian PLN, Preskon Gelap-gelapan
-
Tragedi Blackout, Ombudsman Temukan Gardu PLN Tak Punya Sertifikat Layak
-
Ombudsman Minta Kemendikbud Buat Soal CPNS 2019 Tak Terlalu Sulit
-
LIVE STREAMING: Ombudsman Bongkar Keluhan Masyarakat Selama Penerimaan CPNS
-
MenPANRB Puji Pelayanan Publik Yogyakarta Terbaik se-Indonesia
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
PAD Naik Drastis, Gubernur Pramono Pamer Surplus APBD DKI Tembus Rp14 Triliun
-
Pramono Sebut Pengangguran Jakarta Turun 6 Persen, Beberkan Sektor Penyelamat Ibu Kota
-
Selidiki Kasus BPKH, KPK Ungkap Fasilitas Jemaah Haji Tak Sesuai dengan Biayanya
-
Ada Terdakwa Perkara Tata Kelola Minyak Mentah Pertamina Tersandung Kasus Petral, Ada Riza Chalid?
-
Skandal Korupsi Ekspor POME: Kejagung Periksa 40 Saksi, Pejabat dan Swasta Dibidik
-
Polisi Ungkap Alasan Roy Suryo Cs Dicekal: Bukan karena Risiko Kabur, Tapi...
-
Misteri Diare Massal Hostel Canggu: 6 Turis Asing Tumbang, 1 Tewas Mengenaskan
-
Lapor ke Mana Pun Tak Direspons, Kisah Wanita Korban Eksibisionisme yang Ditolong Damkar Benhil
-
Brasil Minta Duit Miliaran Dolar Buat Jaga Hutan, tapi Izin Tambang Jalan Terus
-
Korupsi Tax Amnesty: Kejagung Sebut Periksa Sejumlah Nama Sebelum Pencekalan, Termasuk Bos Djarum?